UPDATE! Twitter Punya Aturan Baru, Pengguna Wajib Baca Artikel Sebelum Retweet, Cegah Sebar Hoax
Karena menurut Twitter, terkadang judul artikel tidak merepresentasikan seluruh isinya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Twitter kembali punya fitur baru.
Kali ini, untuk mencegah penyebaran berita hoax.
Twitter mengumumkan fitur baru yang sedang diuji coba. Fitur tersebut akan "memaksa" pengguna untuk membaca artikel lebih dahulu sebelum me-retweet sebuah tautan atau link URL lainnya.
Karena menurut Twitter, terkadang judul artikel tidak merepresentasikan seluruh isinya.
"Berbagi artikel dapat memicu percakapan baru, jadi Anda mungkin mau membacanya lebih dulu sebelum menge-twit," tulis Twitter dikutip KompasTekno, Minggu (12/6/2020).
Dalam kicauannya, akun @TwitterSupport menjelaskan peringatan akan muncul dengan tulisan “Headline tidak menceritakan kisah lengkap. Ingin membaca ini sebelum melakukan Retweet? "
Keputusan penerapan fitur peringatan ini dilakukan Twitter agar para penggunanya dapat menelaah terlebih dahulu pesan yang akan mereka bagikan.
Agar dapat mendorong diskusi yang lebih produktif. Fitur ini menjadi pengingat bagi pengguna agar membaca artikel lebih dahulu, untuk mengetahui validitas informasi di dalamnya, sehingga tidak menyebarkan informasi yang salah.
Dengan kata lain, pengguna Twitter "dipaksa" untuk berliterasi terlebih dahulu, alih-alih menjaga penyebaran berita hoaks.
Karena masih dalam tahap uji coba, maka fitur ini baru disebar ke beberapa pengguna. KompasTekno sudah mencoba melakukan update aplikasi Twitter di Android, namun belum menemukan fitur ini.
Fitur Mirip Instagram Stories
Setelah diperkenalkan beberapa bulan lalu, Twitter mulai menguji coba fitur " Fleets" pada platform-nya di sebagian negara.
Fleets sendiri merupakan fitur untuk berbagi foto, video, atau konten lainnya dengan durasi tayang 24 jam sebelum terhapus sendiri.
Fitur ini sangat mirip dengan Instagram Stories.
Meski belum tersedia secara global, lewat sebuah video singkat, Twitter India mengumumkan bahwa fitur ini tengah diuji coba untuk pengguna di negara tersebut.
Managing Director Twitter India, Manish Maheshwari mengatakan bahwa, India merupakan salah satu pasar terbesar Twitter saat ini dan termasuk satu dari tiga negara pertama yang akan memperoleh fitur "Fleets" tersebut.
"India penting bagi Twitter karena merupakan salah satu pasar terbesar kami. Kami senang dapat mengujicoba Fleets di India dan menjadikannya salah satu dari tiga negara pertama di dunia yang merasakan fitur ini," kata Manish dalam sebuah pernyataan.
Twitter pun mencatat bahwa saat ini mereka memiliki sekitar 55 juta pengguna aktif di India pada bulan April lalu sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Tech Crunch, Rabu (10/6/2020).
Product Manager Twitter, Mo Aladham mengatakan bahwa fitur ini hadir untuk memberikan alternatif bagi pengguna Twitter yang kurang nyaman membuat twit karena bersifat publik dan mengendap di profil pengguna secara permanen.
"Kami ingin membuat Anda bisa memiliki percakapan dengan cara baru dan tanpa tekanan, lebih banyak kontrol, melampaui tweet dan pesan langsung," kata Aladham dalam sebuah posting blog. Tidak hanya teks, pengguna dapat mengunggah GIF, foto, dan video lewat fitur Fleet ini.
Nantinya, unggahan Fleet dari akun yang diikuti akan berada di sisi atas timeline layaknya tampilan Instagram Stories.
Pengguna juga bisa memberikan emoji, like, atau membalas Fleet melalui pesan langsung dan membuat percakapan di sana.
Dengan cara ini, unggahan tidak akan terlihat publik dan tidak akan mendapatkan retweet.
Untuk sementara, fitur Fleets ini baru diuji coba di tiga negara yaitu Brasil, Italia, dan India. Twitter pun belum menginformasikan kapan fitur Fleets tersebut mulai tersedia secara global. Kita tunggu saja.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Twitter "Paksa" Pengguna Baca Artikel sebelum "Retweet" Link Berita