FTI UMI
Pertama di Indonesia, FTI UMI Bikin Masker 3D Ergonomis untuk Tenaga Medis
Mahasiswa dan dosen Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI ) kini membuat masker 3D
TRIBUN-TIMUR.COM - Mahasiswa dan dosen Teknik Industri pada Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI ) kini membuat alat pelindung diri atau APD inovatif di tengah pandemi Virus Corona ( Covid-19).
APD tersebut berupa masker 3D.
Bukan masker bergambar/disablon 3D seperti yang banyak dijual pada saat ini, namun masker model 3D.
Masker yang diperuntukkan bagi tenaga medis itu berbahan filamen plastik daur ulang.
Sekretaris Program Studi Teknik Industri FTI UMI sekaligus penganggung jawab produksi masker 3D, Ahmad Padhil Ir ST MT IPM ASEAN Eng mengatakan, masker 3D buatannya merupakan yang pertama di Indonesia.
"Ada masker 3D seperti itu di Jepang, tapi beda dengan yang kami produksi. Talinya menyilang," kata Ahmad Padhil kepada Tribun-Timur.com, Ahad atau Minggu (14/6/2020).
Masker 3D karya Teknik Industri FTI UMI tersebut tidak akan dikomersilkan walau biaya produksi 1 pc masker mencapai Rp 40 ribuan.
Makser plastik tersebut diproduksi di Laboratorium Teknik Industri FTI UMI mulai, Kamis (28/6/2020).
Masker 3D dibuat menggunakan mesin printer 3D.
Laboratorium Teknik Industri FTI UMI memiliki 4 mesin mesin printer 3D, 3 dipakai untuk membuat masker dan 1 dipakai membuat protective face shield.
Hingga saat ini, telah dibuat 50-an prototipe masker 3D.
"Satu masker 3D butuh waktu sekitar 5 jam. Satu hari di 1 mesin, kami bisa bikin 2 masker," kata Ahmad Padhil menyebutkan.
Laboratorium Teknik Industri FTI UMI belum bisa memproduksi massal masker 3D karena keterbatasan mesin.
Keunggulan Masker 3D
Masker 3D bukan masker pertama diproduksi FTI UMI sejak pandemi Covid-19.
Sebelumnya, mahasiswa dan dosen telah di perguruan tinggi Islam swasta itu telah membuat ribuan masker kain untuk tenaga medis di Sulsel dan Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dibanding masker kain, masker 3D memiliki keunggulan.
Kata Ahmad Padhil, "Bisa dipakai seumur hidup."
Juga mudah dibersihkan.
Namun, Ahmad Padhil menekankan, masker 3D buatannya tak bisa digunakan secara tunggal, kecuali saat olahraga.
"Harus ada pelapis, minimal tisu atau masker kain seperti Sensi agar efektif melindungi," ujarnya.
Pelapis itu bertujuan menahan droplet (butiran ludah).
Droplet merupakan sumber penyebaran beberapa penyakit seperti virus corona yang masuk melalui mulut dan hidung.
Masker 3D dijamin tak akan bikin sesak karena di bagian hidung dan mulut terdapat banyak lubang udara.
Ahmad Padhil mengaku, masker 3D-nya telah dilirik seorang dokter di Makassar untuk digunakan saat operasi bedah, Senin (15/6/2020) besok.
Lebih Ergonomis
Berbahan filamen plastik, bagaimana kenyamanan masker 3D dibanding masker kain?
Ahmad Padhil sekaligus perancang masker 3D mengatakan, tetap nyaman dipakai karena didesain dengan konsep antropometri wajah sehingga bentuknya menyesuaikan kontur wajah dari pipi kanan ke pipi kiri dan batang hidung.
Masker 3D tersebut cocok dengan rata-rata bentuk wajah dengan orang Indonesia.
"Anda masker 3D ini baju, kira-kira all size. Konsep ukurannya universal," kata Ahmad Padhil.
Tomi Lebang dan Buyung Wijaya Kusuma, warga Jakarta asal Makassar mendapat kiriman masker 3D dari Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata Dr Ir ST MT IPM ASEAN Eng.
Tomi Lebang sekaligus sarjana teknik alumnus Universitas Hasanuddin tersebut pun me-review masker 3D tersebut.
"Apalagi maskernya yang dibuat dengan presisi tinggi, simetris dan ergonomis, pas benar mengikuti lekuk hidung dan tulang pipi Melayu saya ini. Masker ini dapat digunakan berulang kali. Di sela-selanya ada ruang untuk menyelipkan tisu berlapis, dengan aroma minyak kayu putih atau wewangian lain, yang dapat diganti berkala setiap kali aroma napas lebih tajam meruap di permukaannya," tulis Tomi Lebang di akun Facebooknya, Sabtu (13/6/2020), sebagai testimoni.
Baca juga: Zakir Asal Makassar Viral di Facebook, Bekerja dalam Senyap Saat Pandemi Virus Corona, Siapa Dia?
Masker 3D buatannya, kata Ahmad Padhil, lebih ergonomis sehingga nyaman digunakan dalam tempo lebih lama.
Rencananya, masker 3D FTI UMI akan diikutkan dalam lomba desain produk dan selanjutnya didaftarkan untuk mendapatkan hak paten.(*)