Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Sulsel

Penjelasan Resmi Gubernur Apa Penyebab Pasien Corona Sulsel Melonjak, Kenapa Makassar Disalahkan?

Cek Perkembangan Terbaru Corona Sulsel Kamis Hari Ini dan penjelasan resmi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah kenapa Covid-19 melonjak

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Mansur AM
NET
Pasien Covid-19 Meninggal - Cek Perkembangan Terbaru Corona Sulsel Hari Ini dan penjelasan resmi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah kenapa Covid-19 melonjak di daerah ini 

Cek Update Corona Sulsel Kamis Hari Ini dan penjelasan resmi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan dr Ichsan kenapa Covid-19 melonjak di provinsi ini

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Angka pasien positif Corona / Covid-19 di Sulawesi Selatan tiga hari terakhir melonjak drastis.

Bahkan tiga hari berturut-turut mencetak rekor tertinggi hingga Rabu (10/6/2020).

SIMAK VIDEO PERNYATAAN GUBERNUR SULSEL SALAHKAN MAKASSAR TIDAK KETAT LAGI:

Rekor tertinggi sejak Covid-19 mewabah di Sulsel adalah penambahan 189 kasus pada Rabu kemarin.

Angka penambahan Sulsel bahkan melebihi DKI Jakarta

SULSEL REKOR BARU Hari Ini Pasien Baru Positif Covid-19 Tertinggi Sejak Corona Muncul Salip Jakarta

Sudah Ramai Beredar Jika Virus Corona Covid-19 Cuma Konspirasi, Benarkah? Ini Penjelasan Prof Irawan

Berikut penjelasan resmi dari Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah selaku Ketua Tim Gugus Covid-19 Sulsel dan dr Ichsan selaku Jubir Tim Gugus.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) kembali merilis data tambahan pasien Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia, tak terkecuali Sulawesi Selatan.

Pada Rabu (10/6/2020) pasien Covid-19 tambah 189 pasien di Sulsel.

Angka itu menjadikan total pasien positif 2.383 orang.

Angka 189 pasien Covid-19 tersebut, menjadi torehan tertinggi kedua se Indonesia, setelah Jawa Timur 273 pasien.

Sementara secara total pasien Covid-19, Sulsel (2.383 pasien) berada di posisi keempat di bawah Jakarta (8.503 pasien), Jawa Timur (6.806 pasien), dan Jawa Barat (2.506 pasien).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Kadinkes) Sulsel Muhammad Ichsan Mustari membenarkan terjadi penambahan jumlah pasien positif.

"Walaupun ada peningkatan, secara umum peningkatan tersebut terkontrol. Itu bagian dari upaya kita memotong mata rantai," kata Dokter

Terkait intervensi Pemprov Sulsel, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel itu menyebut ada tiga langkah besar yang dilakukan.

"Pertama agresif testing atau tes massif. Hasil pemeriksaan kontak dari pasien positif terus dimassifkan. Salah satunya bagaimana menangkap OTG di masyarakat," katanya.

Kedua, pelacakan kontak. "Penyebaran virus Covid-19 ini karena kontak erat. entah itu satu kantor, satu rumah, dan tetap melakukan aktivitas keramaian. Itu menyebabkan kita ditemukan vitus itu," katanya.

Dan ketiga, Pemprov Sulsel massifkan edukasi kepada masyarakat.

Salahkan Makassar Tidak Ketat Lagi

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyebut, daerah yang masuk zona merah di Sulsel hanya Kota Makassar.

Salah satu penyebab angka positif Covid-19 di Sulsel melonjak, karena penambahan pasien dari Kota Makassar yang meleset dari perkiraan.

Kota Makassar satu-satunya daerah dengan kode merah di Sulsel.

Penyebabnya karena Pemkot Makassar sempat melonggarkan protokol kesehatan tanpa koordinasi dengan Gubernur Sulsel selaku ketua Tim Gugus Penanganan Covid-19 di Sulsel.  

"Yang merah itu Makassar, karena memang kemarin ini ada pelonggaran yang dilakukan Pemkot (Makassar), Sehingga kita agak kesulitan juga," ujar NA dalam gelar wicara Gugus Tugas Covid-19 Pusat bertema 'Masa Transisi di Sulawesi: Strategi dari Zona Merah ke Zona Hijau?' Rabu (10/6/2020) pagi.

Padahal di kepala gubernur, seharusnya Makassar ini diperketat mengingat posisinya zona merah.

"Padahal kita berharap Makassar ini adalah episentrum penularan utama, maka kita ingin Makassar lebih ketat lagi," jelasnya.

Bahkan, Bupati Bantaeng 2 periode itu menyebut pergantian Pejabat Wali Kota Makassar dari Iqbal Suhaeb ke Yusran Jusuf juga salah satu penyebab angka Corona di Makassar tak terkontrol.

"Ada pergantian Pejabat Wali Kota, sehingga ada miss komunikasi dalam pengambilan kebijakan," ujar NA.

Penjelasan dari Nurdin Abdullah ini menuai pro dan kontra di masyarakat.

Ada yang setuju juga tidak setuju.

Yang setuju menyebut sesuai fakta warga Makassar banyak melanggar protokol kesehatn Covid-19 seperti mulai berkerumun dan tidak menjaga jarak.

Yang tidak setuju komentar Gubernur menyebut tidak bijak menyalahkan warga Makassar.

Komentar netizen tentang Covid-19
Komentar netizen tentang Covid-19 (Youtube)

Luwu Timur Melonjak Juga

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Luwu Timur gencar menggelar rapid test.

Selain Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur, PT Vale Indonesia juga menggelar rapid test di area operasi perusahaan terhadap karyawan dan kontraktor.

Jubir Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur, Masdin mengatakan, sudah 29.293 warga Luwu Timur yang sudah mengikuti rapid test.

 Luwu Timur saat ini bertambah lagi 44 kasus baru positif, sekarang kasus positif menjadi 399 orang dan pasien sembuh sudah 157 orang.

"Hasilnya hari ini, kurang satu 400 kasus positif di Luwu Timur. Dan 157 yang sembuh," kata Masdin saat video conference dengan Tim GTPP Covid-19 Sulsel, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muh Ichsan Mustari dan jurnalis, Rabu (10/6/2020).

"Dan bersyukurnya kita belum ada (pasien positif) yang meninggal," imbuh Masdin.

Masdin menjelaskan, TGPP Covid-19 Luwu Timur bergerak menyikapi covid pada 17 Maret 2020 dan mulai merancang upaya awal, saat itu status siaga.

Kemudian pada 4 Mei 2020 status siaga dinaikan menjadi tanggap darurat.

Pada tanggap darurat, Pemkab Luwu Timur dan PT Vale Indonesia melakukan rapid test secara massal kepada karyawan, kontraktor, keluarga dan masyarakat.

Juga screening baik kepada karyawan, kontraktor dan tenaga medis (banyak bersentuhan dengan masyarakat).

"Screening untuk memutus mata rantai penyebaran sehingga bisa menahan laju perkembangan covid,"

"Juga menentukan kelompok yang bersiko tinggi, sehingga terpetakan, hampir semua kecamatan ada kasus positif," katanya.

Yang positif (reaktif) kata dia langsung diisolasi dan diberikan edukasi agar penyebaran virus bisa ditekan penyebarannya.

Dibalik banyaknya kasus, menurut Masdin ada hikmahnya yaitu pihaknya tahu dimana tempat penyebaran dan kecamatan mana yang banyak (ditemukan kasus).

Adapun rapid test massal dan tracing dilaksanakan atas instruksi Ketua Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur, Thorig Husler (Bupati Luwu Timur).

"Agar kita bisa temukan semua yang terjangkit dengan penyakit ini," jelasnya.

Bisa dikatakan, banyaknya warga Luwu Timur yang terjangkit corona akibat tindakan rapid test massal yang ditindaklanjuti dengan test swab.

Sebagai informasi, kasus pertama positif di Luwu Timur Covid-19 adalah warga Nuha yang kejadiannya (ditemukan) di Kota Makassar, bukan di Luwu Timur.

Pada kasus pertama ini, Tim GTPP Covid-19 Luwu Timur langsung melakukan tracing kepada orang yang sudah kontak dengan pasien.

Selanjutnya, kasus positif kedua (K2) di Luwu Timur adalah pegawai RS Awal Bross Sorowako. Temuan ini hasil tindaklanjut dari rapid test yang dilanjutkan dengan test swab.

Simak Video kenapa Angka Corona Sulsel Meningkat lagi:

(TRIBUN-TIMUR.COM)

SULSEL REKOR BARU Hari Ini Pasien Baru Positif Covid-19 Tertinggi Sejak Corona Muncul Salip Jakarta

Sudah Ramai Beredar Jika Virus Corona Covid-19 Cuma Konspirasi, Benarkah? Ini Penjelasan Prof Irawan

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved