Fakta Bambang Pamungkas, Mantan Pesepak Bola Indonesia yang Dulu Dianggap Pengkhianat
pengumuman pensiun Bambang Pamungkas ini diumumkannya usai laga pekan ke-33 Liga 1 2019 antara Persija Jakarta Vs Persebaya Surabaya
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Bambang Pamungkas merupakan salah satu ikon pesepak bolaan Indonesia.
Dalam perjalanan kariernya Bambang Pamungkas kerap memberikan prestasi yang apik.
Bambang dikenal sebagai striker Persija Jakarta dan juga Timnas Indonesia.
Namun, pada usia muda Bambang Pamungkas memutuskan gantung sepatu atau pensiun dari lapangan hijau.
Dilansir dari Tribunnews.com, pengumuman pensiun Bambang Pamungkas ini diumumkannya usai laga pekan ke-33 Liga 1 2019 antara Persija Jakarta Vs Persebaya Surabaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (17/12/2019).
Sayangnya pada laga pamungkas, pemain yang kerap disapa Bepe ini Persija Jakarta takluk 1-2 dari Persebaya Surabaya.
Selama 20 tahun berkarier di dunia sepak bola profesional Indonesia, Bambang Pamungkas memiliki sejumlah fakta unik yang jarang terungkap oleh masyarakat.
Berikut TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta unik Bambang Pamungkas di dunia sepak bola.
1. Bukan Seorang Striker

Bambang Pamungkas terkenal dengan ketajamannya lantaran menjadi seorang striker, baik di klub hingga Timnas Indonesia.
Ketajamannya menjadi seorang striker kerap ditakuti lawan-lawannya, bahkan para pemain belakang negara-negara di Asia Tenggara.
Namun, siapa sangka, posisi pertama Bambang Pamungkas bukanlah seorang striker.
Posisi pertama Bepe semasa di SSB Ungaran yakni seorang sayap kiri.
Namun karena memiliki naluri mencetak gol yang tinggi, membuat pelatih akhirnya mempercayakannya menjadi seorang striker.
2. Ditolak Diklat Salatiga
Perjuangan Bambang Pamungkas untuk menjadi pemain sepak bola andalan Persija Jakarta dan Timnas Indonesia ternyata tidak mudah.
Dia harus menempuh jarak 17 kilometer dari rumahnya menuju ke tempat latihan SSB Ungaran, tiga kali dalam seminggu.
Setelah dari SSB Ungaran, Bepe berusaha masuk ke Diklat Salatiga yang merupakan tempat pemusatan latihan yang memunculkan nama-nama pesepakbola luar biasa tanah air seperti Kurniawan Dwi Julianto.
Namun sayangnya, saat mendaftar Bambang Pamungkas ditolak hanya karena tinggi badannya tidak mencapai 170 centimeter.
Meski demikian, Bepe tidak putus asa dan tetap berlatih, hingga akhirnya dipilih masuk tim Jawa Tengah menghadapi Piala Haornas.
Di ajang tersebut, Jawa Tengah menjadi juara serta Bepe menjadi pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak.
Hasilnya, Diklat Salatiga yang sebelumnya menolak dirinya, datang ke rumah Bepe untuk mengajaknya bergabung.
3. Menolak Diklat Ragunan

Setelah berhasil masuk ke Diklat Salatiga, Bepe akhirnya kerap mengikuti turnamen-turnamen level nasional.
Permainannya yang bagus di sejumlah turnamen nasional ini, membuat Diklat Ragunan yang berisikan pemain-pemain tim nasional mengajaknya untuk bergabung.
Akan tetapi, karena sang ibu tidak mengizinkannya untuk meninggalkan Kabupaten Semarang sebelum Bepe menyelesaikan pendidikannya di SMAN 1 Salatiga, akhirnya Bepe menolak untuk bergabung dengan Diklat Salatiga.
4. Dianggap Pengkhianat
Bambang Pamungkas resmi dari sepak bola profesional usai laga Persija Jakarta Vs Persebaya Surabaya pekan ke-33 Liga 1 2019, Selasa (17/12/2019).
Sayangnya pada laga yang digelar Stadion Utama Gelora Bung Karno pemain yang kerap disapa Bepe ini gagal membawa Persija Jakarta mengalahkan Persebaya Surabaya.
Dalam pertandingan yang berakhir untuk kemenangan Persebaya dengan skor 2-1 tersebut, Bepe baru tampil pada menit ke-75.
The Jakmania lalu menyambut Bepe dengan membentangkan spanduk bergambar nomor punggung pemain berusia 39 tahun itu.
Usai pertandingan besar Persija vs Persebaya berakhir, Bepe memberikan sambutan terakhirnya.
Semua pemain, pelatih, staff pelatih, dan Presiden Persija mengenakan baju dengan nomor punggung 20.
Seusai Gubernur Anies Baswedan dan Ketua Umum Jakmania Ferry Indrasjarief memberikan pernyataan, Bepe kemudian berbicara.
Bepe kurang lebih berbicara selama 4 menit.
Berikut pernyataan lengkap Bambang Pamungkas:
Orang bijak berkata, laki-laki sejati tidak menangis.
Tapi hatinya berdarah.
Malam ini izinkan saya menjadi laki-laki sejati.
Tidak banyak berbicara, cukup hati saya yang berdarah.
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh anggota tim Persija Jakarta tanpa terkecuali.
Atas perjuangan yang luar biasa, menguras emosi, tenaga, dan juga kesabaran musim ini.
Kemudian terima kasih sebesar-besarnya untuk direksi Persija Jakarta tanpa terkecuali, atas kerja sama yang luar biasa selama saya berada di sini.
Terima kasih kepada Pemda (pemerintah daerah) DKI, dalam hal ini Pak Gubernur dan gubernur-gubernur sebelumnya selama saya berada di sini karena telah mendukung Persija Jakarta dengan all out.
Tentu tidak lupa dengan kalian semua! pendukung Persija Jakarta.
Yang malam ini hadir di stadion ini maupun di mana pun kalian berada.
Saya pernah merasakan menjadi pemain terbaik di sini.
Saya pernah menjadi top skor di sini.
Saya juga pernah juara di sini.
Namun demikian, saya juga pernah patah kaki di sini.
Saya pernah depresi di sini, dan saya juga pernah dianggap pengkhianat di sini.
Namun dalam segala kondisi yang saya alami, kalian semua tetap berada di belakang saya.
Dan untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dari lubuk hati yang paling dalam.
Akhir sekali, perjalanan seorang pemain sepak bola bukan tentang seberapa jauh dia melangkah atau seberapa cepat dia sampai.
Namun tentang makna dari perjalanan yang pernah ia lalui dan jejak apa yang dia tinggalkan.
Semoga di waktu saya meninggalkan Persija Jakarta, saya bisa meninggalkan kesan yang baik di mata Anda sekalian. Sekali lagi, terima kasih!
Dalam ucapan perpisahan tersebut, Bepe mengatakan pernah dianggap pengkhianat oleh para suporter Persija Jakarta.
Hal tersebut terjadi saat dirinya pindah dari Persija Jakarta ke Pelita Bandung Raya tahun 2013.
Meski demikian Persija Jakarta merupakan klub pertama dan terakhir Bambang Pamungkas di kancah sepak bola profesional.
Lantas, bagaimana sepak terjang Bepe selama ini?
Dilansir dari buku miliknya yang berjudul Bepe20 Pride, Bambang Pamungkas atau yang akrab disapa Bepe lahir di Getas, Kabupaten Semarang, 10 Juni 1980.
Ia adalah anak dari H Misranto (ayah) dan Hj Suriptinah (ibu).
Bepe kecil menempuh pendidikan di SDN Kauman Lor 3 Getas, Kabupaten Semarang, tahun 1986-1992, kemudian di SMPN 1 Salatiga tahun 1993-1996.
Ia kemudian melanjutkan ke SMUN 1 Salatiga tahun 1997-1999, sempat juga menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia Rawamangun selama dua semester.
Bepe mulai merumput bersama Persija Jakarta pada tahun 1999-2000.
Lalu pada tahun 2000, ia memutuskan untuk pindah ke klub EHC Hoensbroek Norad Belanda, tetapi hanya berlangsung selama empat bulan.
Bepe kemudian kembali ke Persija Jakarta pada tahun 2000-2005.
Hanya bertahan dua tahun, ia kembali memutuskan untuk berkarier di luar Indonesia, kali ini bersama tim asal negeri Jiran Malaysia, yakni Selangor FC hingga tahun 2007.
Pada tahun 2007, ia kembali lagi ke tim asal Ibu Kota, Persija Jakarta, hingga tahun 2012.
Pada tahun 2013-2015, ia membuat keputusan untuk bergabung dengan tim asal Indonesia lain, yakni Pelita Bandung Raya.
Sejak 2015 hingga sekarang, Bepe memutuskan untuk memperkuat Tim Macan Kemayoran.
Selama bermain di Persija, ia berhasil menorehkan beberapa prestasi individu.
Di antaranya adalah pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia tahun 2000, pemain terbaik Liga Indonesia tahun 2001, striker terbaik Copa Djie Sam Soe tahun 2007, dan masih banyak yang lainnya.
Karier tim nasional
Selain bersama Persija Jakarta, Bepe juga telah banyak makan asam garam di tim nasional Indonesia.
Kariernya dimulai di Timnas U-17 Pelajar Asia di India pada tahun 1997, Timnas U-18 pelajar Asia 1998 Korea, Timnas U-19 1998 Filipina, Timnas U-23 Pra-Olimpiade 1999 Korea, dan Timnas U-23 Quadrangular Tournament 1999 Malaysia.
Lalu, kariernya di timnas senior berawal di ajang SEA Games 1999 di Brunei Darussalam, Timnas Pra-Piala Asia 1999, Timnas Piala Asia 2000 Lebanon, dan Timnas Pra-Piala Dunia 2001.
Berlanjut di Timnas SEA Games 2001 Malaysia, Timnas Piala Tiger 2002 Indonesia, Timnas SEA Games 2003 Vietnam, serta Timnas Piala Asia 2004 China.
Kemudian berlanjut di Timnas Pra-Piala Dunia 2005, Timnas AFF Cup 2006 Singapura, Timnas Merdeka Games 2006 Malaysia, dan Timnas Piala Asia 2007 Indonesia.
Selanjutnya, Timnas Pra-Piala Dunia 2008, Timnas Piala AFF 2008, Timnas Piala Kemerdekaan 2009, Timnas Pra-Piala Asia 2009, Timnas Piala AFF 2010, Timnas Pra-Piala Dunia 2011, dan juga Timnas Piala AFF 2012.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Bukan Striker, Ini Posisi Pertama Bambang Pamungkas Sebelum Gabung Persija dan Sejumlah Fakta Unik