Sejarah Hari Ini: Indonesia-Mesir Resmi Teken Perjanjian Persahabatan, Sudah Terjalin 78 Tahun
Indonesia dan Mesir sudah menjalin kerjasama selama 78 tahun. Pada 10 Juni 1942, keduanya sepakat meneken perjanjian persahabatan
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Dalam perjalanannya menjadi sebuah negara yang merdeka Indonesia mendapat pengakuan dari beberapa negara.
]Salah satunya adalah negara Mesir.
Tepat pada hari ini 10 Juni, Indonesia melakukan perjanjian persahabatan bersama Mesir.
Diketahui peristiwa penting tersebut terjadi pada tahun 1942.
Berarti hubungan Indonesia dan Mesir sudah terjalin selama 78 tahun.
Saat itu Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri Agus Salim, Mesir diwakili Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Nokrashi Pasha.
Langkah ini menandai munculnya pengakuan internasional atas Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Dilansir dari wikipedia, hubungan diplomatik Indonesia dengan Mesir sendiri dimulai pada tanggal 10 Juni 1947 setelah ditandatangani perjanjian persahabatan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, H. Agus Salim dan Perdana Menteri Mesir, Mr. Fahmy El Nouikrasy.
Dua bulan kemudian berdiri Kantor Perwakilan Indonesia di Mesir dengan H. M. Rasyidi sebagai kuasa usaha.
Pada tanggal 25 Februari 1950 kantor itu ditingkatkan menjadi Kedutaan Besar Republik Indonesia dengan Rasyidi sebagai duta besar pertama.
Duta besar saat ini adalah Helmy Fauzyyang dilantik pada 25 Februari 2016.
Susunan organisasi KBRI Kairo terdiri dari unsur pimpinan (kepala perwakilan dan wakil kepala perwakilan), unsur pelaksana (pejabat diplomatik dan konsuler) dan unsur penunjang (penyelenggara administrasi dan kerumahtanggaan perwakilan).
Selain itu terdapat juga tiga atase, yaitu: Atase Pertahanan, Atase Perindustrian dan Perdagangan serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan.
Hubungan Indonesia dengan Mesir adalah hubungan bilateral luar negeri antara Republik Arab Mesir dan Republik Indonesia.
Kedua negara tersebut adalah negara mayoritas Muslim dengan minoritas non-Muslim yang signifikan.
Mesir adalah salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia pada 1945.
Indonesia memiliki sebuah kedutaan besar di Kairo dan Mesir memiliki sebuah kedutaan besar di Jakarta.
Kedua negara tersebut adalah anggota Organisasi Kerjasama Islam, Gerakan Non-Blok, kelompok G20 negara berkembang dan kelompok 8 negara berkembang.
Pada 2013, volume perdagangan antara dua negara tersebut sekitar $1.03 miliar.
Ekspor Indonesia ke Mesir meliputi minyak kelapa sawit, kopi, teh, tekstil dan barang-barang elektronik serta barang-barang lainnya.
Pada 2014, tingkat ekspor Indonesia meningkat 21.71 dengan nilai sebesar $1.34 miliar.
Di sisi lainnya, ekspor Mesir ke Indonesia bernilai sejumlah $94.4 juta pada 2013 dan meliputi mineral, semen dan buah-buahan serta barang-barang lainnya.
Masa Pemerintahan Jokowi
Indonesia dan Mesir mengadakan Konsultasi Bilateral di Kairo, Kamis (27/6/2019 waktu setempat. Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin oleh Dirjen Asia dan Pasifik, Desra Percaya sedangkan Asisten Menlu Mesir urusan Asia dan Kepulauan Pasifik, Hani Selim memimpin delegasi Mesir.
Selain untuk mereview perkembangan bilateral antar kedua negara di berbagai bidang, pertemuan ini juga membahas berbagai isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama, khususnya isu Palestina serta stabilitas dan keamanan kawasan.
Di tengah dinamika kawasan Timur Tengah yang semakin dinamis seperti saat ini, pertemuan bilateral dengan Mesir kali ini merupakan momentum yang sangat penting.
Dirjen Desra Percaya menilai Mesir mempunyai posisi yang krusial dan strategis dalam mengawal stabilitas dan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sehari sebelumnya (26/6), telah dilakukan pertemuan teknis persiapan Konsbil yang melibatkan sejumlah Kementerian dan BUMN dari kedua negara. Dari Indonesia hadir perwakilan dari Kementerian Pertahahan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan PT WIKA.
“Ada banyak perkembangan dalam hubungan bilateral RI-Mesir selama 6 tahun terakhir yang perlu dikonsolidasikan. RI-Mesir perlu duduk bersama untuk memetakan dan menyepakati langkah peningkatan kerja sama bilateral antar kedua negara di berbagai bidang, terutama perdagangan dan investasi, “ jelasnya.
Sepakati 6 MoU
Sedikitnya terdapat 6 bidang kerja sama yang telah disepakati MoUnya dan akan segera dapat ditandatangani di bidang Pembentukan Sidang Komisi Bersama, pembentukan Joint Trade Committee, Kerja sama Perikanan, Kesehatan, Energi dan Pertahanan.
Dalam pertemuan Konsbil, Desra menerangkan bahwa kedua negara sepakat untuk mendorong peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Untuk membuka akses pasar bagi produk ekspor kedua negara, Indonesia dan Mesir sepakat untuk membentuk Joint Feasibility Studies yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) RI-Mesir.
“Kedua negara merupakan kekuatan ekonomi terbesar di masing-masing kawasan. Indonesia dapat memanfaatkan Mesir sebagai hub untuk mendapatkan akses lebih besar ke Afrika dan Eropa serta Timur Tengah. Sementara Mesir dapat menjadikan Indonesia sebagai hub untuk masuk ke pasar ASEAN, “ tegas Desra.
Terkait kerja sama investasi, Desra menyampaikan bahwa Mesir yang sedang menjalankan berbagai proyek pembangunan infrastruktur guna merealisasikan visi 2030, merupakan target potensial bagi outbound investment Indonesia di bidang konstruksi dan transportasi.
“Kita saat ini sedang mendorong BUMN Indonesia seperti PT. WIKA dan PT. INKA untuk menangkap peluang di Mesir. PT. INKA yang ikut dalam kunjungan ke Mesir telah kita pertemukan langsung negara mitra potensialnya di Mesir, “ujarnya.
Beberapa persoalan lain yang menjadi perhatian kedua negara juga dibahas dalam pertemuan Konsbil seperti isu-isu kekonsuleran terutama yang menyangkut upaya perlindungan WNI di Mesir.
Dalam kaitan ini, Pemri telah sampaikan proposal kepada pihak Mesir untuk menjajaki kembali pembahasan kesepakatan Mandatory Consular Notification (MCN). Sebagai langkah awal, kedua negara sepakat untuk membentuk Tim yang akan melakukan dialog kekonsuleran guna membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama.
Dalam pertemuan, Indonesia sampaikan berbagai perkembangan di Kawasan khususnya pengesahan ASEAN terkait ASEAN Outlook on Indo-Pasifik dan peran ASEAN di Myanmar serta prioritas Indonesia di DK PBB. Selain itu, kedua negara juga membahas perkembangan proses perdamaian di Palestina.
“Saat ini Palestina berada di persimpangan jalan, Indonesia akan terus mendukung solusi dua negara sebagai solusi akhir penyelesaian konflik Palestina-Israel," tutup Desra Percaya.
Hubungan diplomatik antara RI dan Mesir telah terjalin sejak 10 Juni 1947. Mesir merupakan negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946. Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional yang penting dan mitra ekspor nomor 26 bagi Indonesia.
Tahun 2018, total nilai perdagangan RI-Mesir mencapai US$ 1,10 Miliar, dimana Indonesia surplus sebesar US$ 893.808,40. Warga negara Indonesia di Mesir berjumlah 7.991 orang, dimana 6.229 diantaranya adalah Mahasiswa dan 463 Pekerja sektor Informal.(*)