Bansos
Soal Beras Bantuan Berkutu dan Hitam, Kadinsos Sinjai Akan Turun Cek ke Warga
Andi Irfan akan turun ke masyarakat mengecek aduan warga yang menyebutkan beras bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) berkutu dan berwarna hitam.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI TENGAH - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Andi Irfan akan turun ke masyarakat mengecek aduan warga yang menyebutkan beras bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) berkutu dan berwarna hitam.
Dia membenarkan ada laporan warga dari Desa Kanrung penerima bantuan sosial pangan non tunai.
"Memang ada keluhan dari warga dan kami akan turun pastikan itu. Karena dari 60 desa lebih hanya Desa Kanrung yang mengeluhkan beras bantuan untuk warga miskin itu. Makanya kami akan turun memastikan itu," katanya, Selasa (9/6/2020).
Dia juga menyesalkan warga penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang tetap menerima beras itu. Yang seharusnya menolak menerimanya.
"Aturannya harus dikembalikan ke penyalur. Dan saya juga akan memastikan ke agen penyalur karena beras itu juga diperoleh dari Bulog. Jika demikian maka saya harus dikembalikan," tuturnya.
Dia menyebut bahwa BPNT di Kabupaten Sinjai sebanyak 10,963 Kepala Keluarga (KK) penerima dan BPNT Perluasan 7,353 KK.
Diberitakan sebelumnya, masyarakat penerima Bantuan Sosial (Bansos) di Desa Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan mengeluhkan bantuan itu.
Warga mengeluhkan bantuan sosial tersebut karena sebagian tidak bisa dimakan oleh warga karena rusak.
Keluhan itu disampaikan langsung oleh Kepala Desa Kanrung, Buhari mewakili warganya.
Dia mengungkapkan bahwa beras yang diterima warganya dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dibagikan pemerintah pada Jumat (5/6/2020) rusak dan sebagian tidak layak dikonsumsi.
"Sebagian beras itu hitam dan sebagian dimakan rayap. Tentu ini tidak layak dikonsumsi dan bisa masyarakat penerima sakit kalau dimakan," kata Buhari.
Beras tidak layak konsumsi karena berbau dan sudah berwarna ditambah lagi dengan salah satu isi paket sembako tersebut yakni telur yang dinilai harganya tidak sesuai dengan harga pasar.
Jika harga pasar di Sinjai sekitar Rp 37 ribunper rak. Sementara telur bansos itu jika dihitung nilainya Rp 50 ribu per rak. Demikian juga abon. Sedang karung beras itu tidak bermerek.
Buhari mengungkap jika ditotal nilai bantuan sosial itu hanya mencapai Rp 145 ribu harganya.
