Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fakta Pamitnya Wali Kota Tri Rismaharini, Titip Pesan untuk Warga Surabaya

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berpamitan kepada warga Surabaya, Minggu (31/5/2020).

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Tribunnews
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berpamitan kepada warga Surabaya, Minggu (31/5/2020). 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Tak terasa masa jabatan dari Walikota Surabaya, Tri Rismaharini akan segera berakhir.

Tepatnya pada awal tahun 2021.

Sebelum memasuki waktu akhir jabatannya, ia pun berpamitan kepada warga kota Surabaya.

Melalui perayaan Hari Jadi ke-727 Kota Surabaya digelar di Balai Kota Surabaya pada Minggu (31/5/2020) lalu, ia menyampaikan hal tersebut.

Seperti diketahui, 2020 adalah tahun terakhir wali kota yang akrab dipanggil Risma itu menjabat.

Risma memang sudah menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode.

Terakhir, Tri Rismaharini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya untuk periode 2017-2021.

Berikut dilansir dari TribunPalu.com fakta tentang pamitnya Tri Rismaharini:

1. Perayaan Hari Jadi Kota Surabaya terakhir.

Tahun ini merupakan Perayaan Hari Jadi Kota Surabaya terakhir bagi Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya.

Dalam sambutannya, Risma juga memohon maaf.

"Ini mungkin perayaan Hari Jadi Kota Surabaya yang terakhir bagi saya, karena tahun depan saya harus meninggalkan balai kota. Karena itu, saya mohon maaf kalau mungkin ada perkataan dan perilaku saya yang kurang berkenan di hati teman-teman sekalian," tutur Risma.

2. Pesan untuk Warga Surabaya.

Dalam sambutan dan pamitannya kepada warga Surabaya saat Perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-727, Tri Rismaharini pun memberikan pesan kepada warga dan jajaran pemerintahannya.

Menurut Risma sebagaimana diwartakan Kompas.com, sebuah kota atau daerah itu bisa dikatakan berhasil atau tidak tergantung pada jajaran pemerintahannya.

Tidak mungkin kota itu langsung serta-merta berhasil tanpa ada upaya dan desain dari pengelola kotanya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh jajaran Pemerintah Kota Surabaya untuk selalu bergerak, berpikir, dan jangan berhenti memajukan pembangunan Kota Surabaya.

Sebab, hal itu akan sangat berpengaruh pada masa depan anak cucu warga Surabaya.

Ia berharap anak cucu Surabaya kelak tidak hanya menjadi penonton di kotanya sendiri.

"Saya minta tolong yang ada di Pemkot Surabaya untuk terus bergerak, berpikir dan berpikir terus jangan sampai berhenti. Ayo kita terus majukan kota tercinta ini. Kalau kota ini maju, maka anak cucu kita akan survive di kotanya sendiri," tutur Risma.

Menurut dia, maju itu bukan hanya kotanya terbebas dari banjir dan indah, tetapi maju itu manusianya juga harus diajak untuk seiring dengan pembangunan kotanya.

Ia juga mencontohkan ketika awal-awal menjadi Wali Kota Surabaya.

Saat itu, kata Risma, banjir terjadi di mana-mana, bahkan ia hingga tiga hari tidak tidur untuk menyelesaikan banjir tersebut.

Ada salah satu staf yang mengatakan bahwa banjir tersebut merupakan banjir kiriman dari luar Kota Surabaya.

"Saya ingat betul omongan staf itu. Saya sampaikan kepada dia bahwa Gusti Allah sudah menciptakan Surabaya berada di tepi pantai di ujung Jawa Timur, itu sudah pemberian Tuhan. Dampaknya apa? Ya kita harus selesaikan banjir itu, hingga sekarang sudah tidak ada lagi banjir kiriman itu. Jadi artinya, kita bisa mengubah itu," ujar Risma.

Pada kesempatan itu, Risma berkali-kali mengajak warga terus bergerak dan melangkah memajukan Kota Surabaya.

Apabila berhasil membantu atau menolong orang, dan orang tersebut berhasil membantu banyak orang, maka ada kenangan yang bisa ditinggalkan.

"Ayo setiap individu harus bergerak untuk memajukan Surabaya, karena kita harus berjuang demi anak-anak kita semua," ujar Risma.

3. Rencana ke depan

Lalu, ke mana Risma jika tak lagi menjabat sebagai Wali Kota Surabaya?

Diwartakan Surya.co.id, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu mengaku masih belum tahu dan belum memikirkan rencana ke depan.

"Aku juga belum tahu. Mungkin nanti kurang satu bulan baru tak pikir," kata Risma seusai menyapa warga pada momentum hari jadi ke-727 Kota Surabaya di Balai Kota Surabaya, Minggu.

Saat ini, Risma masih fokus pada penanganan pandemi Covid-19.

Risma masih berpikir penuh agar mata rantai penyebaran virus corona ini terputus agar wabah Covid-19 di Surabaya segera berakhir.

"Sekarang belum bisa mikir," ujar Risma.

Saat ini, Risma juga merupakan Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI-P.

4. Pernah Ingin Mundur dari Wali Kota Surabaya

Pada periode pertama Tri Rismaharini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, tepatnya tahun 2014 silam, beredar rumor dirinya akan mundur.

Wanita kelahiran 20 November 1961 ini pun memberikan tanggapan mengenai rumor tersebut, sebagaimana diberitakan Kompas.com.

Dalam acara talkshow Mata Najwa, Rabu (12/12/2014) malam, meski tak lugas, Risma menyiratkan keinginannya mundur dari jabatan Wali Kota Surabaya.

Berulang kali ditanya Najwa Shihab, sang pemandu acara, soal rumor ini, Risma meneteskan air mata.

Ia mengakui, tugas yang diembannya sangat berat.

"Apakah Ibu memang pernah tebersit untuk mundur dari jabatan Ibu?" tanya Najwa.

"Tebersit pernah, bagi saya jabatan cuma titipan, jadi saya tidak bisa memaksakan. Kalau saya tak bisa, untuk apa memaksakan, kalau saya merasa tidak mampu," jawab Risma.

Ketika ditanya apakah keinginannya mundur karena saat itu ada gonjang-ganjing terkait pendampingnya, Wakil Wali Kota, Risma tak menjawab tegas.

"Secara pribadi tidak. Cuma saya takut. Bagi saya, prinsipnya aturan harus dipegang," ujarnya.

Selanjutnya, menjelang akhir tayangan, Najwa kembali menanyakan niatnya untuk mundur.

Berulang kali air mata Risma menetes, ia menangis.

Terutama, ketika ditanya, apakah ia masih berkeinginan kuat untuk mundur sementara banyak masyarakat kecil yang berharap padanya?

"Itu yang saya pikirkan. Saya cari mereka satu-satu. Anak yatim kami berikan makan tiga kali sehari, lansia, anak miskin bisa sekolah, anak miskin pandai kami berikan beasiswa. Bahkan, ada yang dikirim ke Malaysia untuk S-1 sampai S-3. Saya cari satu-satu. Saya minta ke lurah untuk mencari, saya nitip ke warga. Itu yang saya pikirkan. Itu saja yang jadi pertimbangan saya. Kalau yang lain, saya bisa ngatasin," papar Risma.

Menurut Risma, yang membebani dirinya adalah adanya sejumlah risiko terkait jabatannya.

Ancaman pun pernah diterima anaknya.

Namun, ketika itu ia mengaku ikhlas jika sesuatu terjadi padanya karena apa yang dilakukannya selama menjabat Wali Kota Surabaya.

"Saya sudah ikhlas kalau itu terjadi pada saya. semua hanya titipan, tinggal Tuhan kapan ambilnya. Itu rahasia Illahi. Saya tidak tahu nanti sore, besok. Saya sudah sampaikan, itu risiko (ke keluarga). Waktu saya nyalon kan keluarga saya tidak ikhlas. Tapi, saya enggak ngira kalau jadi. Setelah jadi, saya jalani saja takdir Tuhan," katanya.

Ketika pertanyaan kembali mengarah pada keinginannya mundur, air mata Risma kembali menetes.

Ini yang disampaikannya kepada para warga Surabaya.

"Saya selama ini sudah berikan yang terbaik untuk warga Surabaya. Semua yang saya miliki sudah saya berikan. Saya tidak punya apa-apa lagi, semua sudah saya berikan, ilmu saya, pikiran saya, bahkan kadang anak saya pun tidak terlalu saya urusi. Tapi, saya percaya, kalau saya urusi warga Surabaya, anak saya diurusi Tuhan. Saya sudah berikan semuanya, jadi saya mohon maaf," katanya dengan berurai air mata.

"Saya mohon maaf saja kalau ada kurang," kata Risma lagi.

"Ibu mau janji kalau Ibu tidak akan mundur?" tanya Najwa.

"Tidak mau," jawab Risma.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Seputar Pamitnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada Warga Surabaya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved