Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Sulsel

Soal Penanganan Corona, Sulsel Diminta Belajar dari Jakarta, Prof Idrus: Buang Jauh Masalah Politik

Guru Besar FK Unhas, Prof Idrus Paturusi, berharap Pemerintah Sulawesi Selatan bisa belajar penangan Covid-19 dari DKI Jakarta.

Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/ALFIAN
Prof Idrus Paturusi saat menjadi narasumber saat wawancara virtual eksklusif bersama Tribun Timur, Rabu (27/5/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Guru Besar Fakultas Kedoktereran Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Idrus Paturusi, berharap Pemerintah Sulawesi Selatan bisa belajar penangan Covid-19 dari DKI Jakarta.

Harapan itu tentunya cukup beralasan menurut mantan Rektor Unhas itu, lantaran Provinsi yang dipimpin Anies Baswedan itu bisa menekan laju penyebaran Covid-19.

"Kita lihatlah Keberhasilan DKI Jakarta ini haruslah kita contoh utamanya Sulawesi Selatan, kalau kita lihat grafik Sulawesi Selatan itu masih naik terus," ucapnya saat wawancara virtual bersama Tribun Timur, Rabu (27/5/2020).

Berdasarkan data dari Gugus Tugas Covid-19, Sulsel kini berada di posisi keempat se-Indonesia dengan jumlah terbanyak yakni 1381 kasus.

Jumlah tersebut bahkan melampui Jawa Tengah yakni 1326 kasus.

"Kasus di Makassar (Sulsel) itu 1000 lebih hanya sedikit di bawah daripada Jawa Tengah tapi ingat populasi Jawa Tengah itu 40 juta sedangkan populasi kita di Sulawesi Selatan cuman barangkali 10-12 juta. Jadi kalau kita lihat presentase angka kejadian yang ada di jawa tengah dengan yang ada di Sulsel, presentase kita tinggi jadi kita harus hati-hati," terangnya.

Sementara itu di posisi pertama masih ditempati DKI Jakarta dengan 6895 kasus.

Tetapi menurut Prof Idrus, data perkembangan kasus di Jakarta menunjukan penurunan atau grafiknya mengalami penurunan.

Data perkembangan kasus yang ditunjukan Prof Idrus ini memperlihatkan bahwa kurva sudah melandai dan dianggap sudah masuk pada kondisi R1

"DKI dia sudah melandai, malah kalau dari perhitungan epidemiolog FKM UI dia sudah punya perhitungan yang lebih detail lagi yang mengatakan ini R4 R3 R2 R1, mereka sudah R1 di Jakarta dan ini sudah landai," paparnya.

"Cuman memang tim epidemiolog itu mengatakan harus hati-hati setelah selesai mudik orang masuk lagi Jakarta mudah-mudahan ini tidak berubah, orang dari luar Jakarta masuk, tapi mudah-mudahan katakanlah budaya new normal itu dibawa masuk ke Jakarta, dia physical distancing, dan seterusnya, mudah-mudahan ini angka hijau tetap bertahan," tambahnya.

Lebih lanjut Prof Idrus menerangkan jika keberhasilan Jakarta ini tak terlepas dari sikap tegas Pemerintahannya dalam mengambil kebijakan.

Semisal upaya pembatasan sosial yang saat itu belum dirumuskan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah pusat.

"Ini DKI sudah berhasil, saya masih ingat waktu saya dialog dengan Das'ad (Ustad Das'ad), Pak Das'ad menanyakan bagaimana dengan lockdown, saya sampaikan kalau lockdown itu saya lihat bahwa DKI itu sudah mulai lockdown separuh, benarlah PSBB separuh tapi DKI lah yang pertama melakukan walaupun waktu itu dibullykan tapi kan sekaran terbukti bahwa DKI yang begitu rumitnya, begitu ramainya yah kita harus ikutlah," paparnya.

Olehnya itu Prof Idrus berharap langkah yang diambil Jakarta dalam penanganan Covid-19 ini bisa menjadi contoh dengan menyingkirkan sentimen-sentimen politik di dalamnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved