Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Idrus Paturusi

Wawancara Ekslusif Prof Idrus Paturusi: Sembuh dari Covid-19, Sempat Stres

Bahkan pada 24 Maret 2020 lalu, Prof Idrus memimpin rombongan Semen Tonasa menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Unhas.

Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
Screenshot Youtube dr Helmiyadi SpOT
Mantan Rektor Unhas, Prof Idrus Paturusi menceritakan kronologi dirinya terpapar virus Corona (Covid-19) hingga dinyatakan sembuh. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof Idrus Patturusi, memiliki cerita tersendiri dalam masa pandemi Covid-19 ini.

Sebagai dokter yang kerap berada dalam garda terdepan setiap bencana di Indonesia, di masa pandemi Covid-19, mantan Rektor Unhas itu menerima kenyataan pahit divonis positif Covid-19.

Prof Idrus Paturusi menceritakan bahwa dirinya sempat stres pasca divonis dan harus menjalani masa isolasi di Rumah Sakit Unhas.

"Namanya sudah divonis pasti stres juga karena pertama saya masuk dalam kelompok rentan," ucapnya saat diwawancara khusus via Zoom yang disiarkan langsung di Channel Youtube, Facebook dan Instagram Tribun Timur, Rabu (27/5/2020).

Sebelum dinyatakan positif Covid-19, Prof Idrus intens terjun dalam penanganan Covid-19 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Bahkan pada 24 Maret 2020 lalu, Prof Idrus memimpin rombongan Semen Tonasa menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Unhas.

Setelah itu ia dinyatakan positif melalui tes Swab melalui alat yang disiapkan Pemprov Sulsel.

"Dulu saya tanya Gubernur untuk diperadakan itu alat swab dan pas tes pertama saya orang pertama yang dinyatakan positif," terangnya.

Komisaris PT Semen Tonasa ini mengakui bahwa saat dirinya dinyatakan positif, ia termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG).

Nanti setelah dua hari dirawat di Rumah Sakit muncul gejala.

"Dua hari setelah saya di RS baru timbul gejala-gejala, batuk, suhu tubuh naik, kurang nafsu makan dan sakit waktu menelan. Gejala influenza hampir sama," ungkapnya.

Selama dirawat Prof Idrus Paturusi mengungkapkan bahwa dirinya didampingi oleh sang istri.

Namun pada saat dirawat istrinya mengikuti protokol kesehatan dengan penggunaan APD lengkap.

"Ini mungkin dibilang sehidup semati yah, waktu kami tes swab semua istri saya negatif tapi tetap dampingi saya, sampai salat bersama," tuturnya.

Prof Idrus harus melewati empat kali pemeriksaan swab sebelum akhirnya dinyatakan sembuh.

Dua kali tes pertama dinyatakan positif dan dua kali tes berikutnya negatif.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved