Inspirasi Ramadan 1441 H
Nabi Daud Adalah Maharaja yang Kuat dan Adil, Nabi Daud Berdoa Minta 4 Hal dan Dijauhkan dari 4 Hal
Siang hari Daud melaksanakan tugas pemerintahan, di malam hari dia kunci kamarnya, beribadah dan menangis hingga subuh, memohon tobat
Afifuddin Harisah
Pembina Pondok Pesantren An Nahdlah/Akademisi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dalam sejarah yang disepakati kitab-kitab suci, nabi dan rasul pertama yang menduduki kedudukan tinggi sebagai raja adalah Nabi Daud alaih salam. Terkenal dengan keperkasaannya mengalahkan manusia terkuat masa itu, Jalut (Goliath), mampu melembekkan besi dan keindahan suaranya yang membuat angin tidak berhembus dan air laut tidak bergerak dan seluruh burung hinggap untuk mendengarkan suaranya. Nabi Daud adalah raja yang adil dan dihormati rakyatnya.
Siang hari Nabi Daud melaksanakan tugas pemerintahan, di malam hari dia kunci kamarnya, beribadah dan menangis hingga subuh, memohon tobat atas segala kekeliruan dan ketidakadilannya di siang hari.
Rasulullah saw pernah menyebutkan doa yang sering dibaca oleh Nabi Daud, doa Nabi Daud. Inilah doa Nabi Daud itu, “Allahumma inni as’aluka arba’an wa a’uzubika min arba’in. Allahumma inni a’uzubika min waladin yakuunu alayya sayyidan, wa zawjatin tusyibunii qabla waqtil musyib, wa malin yakuunu alayya azaban, wa jaarin suu’in in ra’aa hasanatan dafanahaa, wa in ra’aa sayyiatan afsyaahaa.”
Nabi Daud berdoa, “Ya Allah, aku minta perlindungan kepadaMu dari empat hal: Pertama, aku minta lindungilah aku dari anak yang kulahirkan tapi dia akan menjadi tuanku yang menguasaiku.”
Satu yang diminta Nabi Daud adalah janganlah diberikan anak keturunan, yang ketika di usia dewasanya justru anaknya sendiri yang menjajah, menguasai dan menindas orang tuanya. Orang tuanya seakan menjadi budaknya.
Tanda hancurnya satu keluarga adalah ketika orang tua menyerah takut kepada anaknya, dan anaknya yang berkuasa mengendalikan orang tuanya. Nauzubillah…
Kedua, “Aku minta lindungilah aku dari istri (pasangan hidup) yang membuat aku beruban sebelum waktunya beruban.”
Kata beruban di sini adalah kiasan (majazi), bukan uban yang sebenarnya, tapi maksudnya adalah istri yang membuat suami stres, pusing dan tidak tenteram, hingga jika dia beruban di saat mudanya, maka uban itu akibat ulah perilaku istrinya.
Pernikahan sejatinya merupakan media untuk saling membahagiakan, saling mengasihi dan saling mendukung antara suami dan istri. Bukan justru setelah menikah, stres semakin bertambah akibat tidak adanya mawaddah dan rahmah di antara keduanya.
Ketiga, “Aku minta lindungilah aku dari harta yang akan menjadi azab atasku.” Nabi Daud adalah raja dengan kekayaan yang melimpah. Namun, ia tidak ingin harta yang semestinya membahagiakan dan menyelamatkan justru menjadi penyebab celaka dan siksaan di hari kemudian.
Banyak harta bakal bikin kita kerepotan di hari hisab untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Pun banyak harta kadang membuat ‘siksaan’ tersendiri bagi pemiliknya di dunia. Kucing lompat di atas mobil toyota Harrier nya saja sudah bikin dia panik bukan main.
Keempat, “Aku minta lindungilah aku dari tetangga yang jahat, jika dia menemukan kebaikanku dia kuburkan, dia sembunyikan.
Tetapi jika ia menemukan keburukanku dia sebarkan.” Salah satu tanda kebahagiaan seseorang adalah memiliki tetangga yang baik, dan celakalah orang yang dikelilingi tetangga yang jahat. Tidak pernah mau mengakui kebaikan tetangganya, tetapi suka mencari-cari rahasia dan keburukan tetangga lalu disebarkan ke publik, lewat omongan mulut dan media sosial, Whatsapp grup dan Instagram. Nauzubillah
Semoga kita tidak mendapat tetangga yang buruk dan tidak menjadi tetangga buruk bagi orang lain. Amiin.(*)