PSM Makassar
Nemanja Vucicevic, Idola Suporter PSM Walau Main Hanya Dua Laga
Nemanja Vucicevic, pesepakbola asal Serbia mungkin tak akan pernah dilupakan dan akan selalu membekas di ingatan para pecinta PSM.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nemanja Vucicevic, pesepakbola asal Serbia mungkin tak akan pernah dilupakan dan akan selalu membekas di ingatan para pecinta PSM.
"Ditinggal pas sayang-sayangnya", seperti itulah kalimat yang tepat menggambarkan situasi yang dialami Nemanja Vucicevic dan suporter PSM.
Tahun 2015 lalu, Nemanja Vucicevic membela tim kebanggan warga Makassar, namun harus hengkang di saat para suporter mulai mengelu-elukan namanya.
Pemain berkepala plontos ini hanya bermain di dua laga bersama PSM. Satu laga uji coba, dan dua laga resmi di QNB League. Namun kontribusinya tak meragukan, tiga gol dan satu asist ia ciptakan.
Momen yang paling diingat tentunya saat debutnya bersama PSM. Kala itu PSM beruji coba dengan Persela Lamongan guna persiapan mengarungi QNB League. PSM mampu memenangkan pertandingan dengan skor 4-2.
Nemanja Vucicevic di pertandingan itu menunjukkan kelasnya. Dua gol Ia sarangkan ke gawang Persela, satu di antaranya bahkan melalui tendangan bebas indah.
Kiprah pemain yang akrab disapa Nema ini di PSM memang sangat singkat, karena pada tahun 2015 lalu, Liga Indonesia bubar akibat disanksi FIFA. Padahal, Liga Indonesia yang pada saat itu bertajuk QNB League baru berjalan dua pekan pertandingan.
Nema sendiri tampil di pekan kedua QNB League kala menjamu Sriwijaya FC. Di pertandingan itu, Ia langsung menggebrak dengan satu gol dan satu asist untuk Syamsul Chaeruddin.
Namun akibat konflik, Liga Indonesia secara resmi dihentikan. Setelahnya Nema memutuskan pulang ke negaranya dan tidak memperkuat tim lain lagi. Ia berhenti di usianya memasuki 36 tahun, dan menjadikan PSM klub terakhirnya.
Kecintaan suporter kepada Nema bahkan terlihat di 2016 lalu, saat PSM bersiap mengikuti kompetisi Torabica Soccer Championship (TSC). Para suporter meminta manajemen mendatangkan kembali Nema untuk menggantikan pemain asing yang dinilai tak maksimal.
PSM yang kala itu dilatih Luciano Leandro, memiliki duet stiker asing yang tengah menjalani seleksi, yakni iLamine Diarrasouba (Pantai Gading) dan Michael Dawood (Prancis). Namun penampilan keduanya tak memikat hati suporter. Mereka lebih berharap PSM mendatangkan Nema.
Ia bahkan menyampaikan keinginannya kembali bergabung dengan Juku Eja. Namun, dia tak menerima surat penawaran dari manajemen PSM.
"I didn't receive any official offer from the psm menagment, if they are serious i will loved to come back! #KembalikanVucicevic @Maczman_Ori," demikian kicauan Vucicevic melalui akunnya pada Twitter @NemaVucicevic, Senin (7/3/2016).
Nemanaja Vucicevic memang bukanlah pemain sembarangan. Pesepakbola kelahiran 11 Agustus 1979 itu datang ke PSM mengantongi segudang pengalaman bermain di Eropa.
Ia tercatat pernah menjadi andalan dua klub Jerman, TSV 1860 München dan FC Köln, serta menjadi pujaan suporter klub peserta J.League, FC Tokyo.
Kini Nemanja telah meninggalkan dunia sepak bola. Namun Ia mengaku tak akan pernah melupakan masa-masanya sat bermain, khususnya di PSM.
"Saya tak akan pernah melupakan masa-masa saya di Indonesia. Itu pengalaman yang tak ada tandingannya sepanjang karier saya. Namun, saya sedih karena liga harus terhenti, padahal situasi di PSM saat itu sangatlah menyenangkan," kata Nemanja, dilansir dari football-tribe.com.
Nema mengatakan sangat mengagumi para pendukung PSM. "They have heart and big passion for the club. Itulah yang sangat saya rindukan dari mereka," kata dia.
Menurutnya, masyarakat Indonesia sangat ramah, selalu tersenyum dan menyempatkan diri untuk menyapa, hal itulah yang tak bisa dilupakan.
“Semua orang selalu tersenyum, bahkan orang-orang yang tak punya banyak uang atau kesempatan pun selalu terlihat bahagia. Senyuman mereka sangat tulus. Kondisi itu membuat saya benar-benar kagum," ucaonya.
Setiap kali dirinya merasa kangen akan kondisi itu, Nema membuka Instagram dan membalas pesan-pesan para pencinta PSM yang masih sering menyapanya di dunia maya.
“Saya sedih karena pengabdian saya di PSM bahkan tidak cukup satu tahun. Padahal, saat itu saya bertekad untuk mencetak banyak gol, menjadi salah satu pemain terbaik di Indonesia dan membuat para pendukung PSM bahagia.”
"Jangan pernah lupakan saya, karena saya tidak akan pernah melupakan kalian, meskipun masa-masa saya di Indonesia hanya sebentar," pesannya.5(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)