The New Normal
Dunia Terjebak VUKA World, Begini Pandangan Ekonom Prof Marsuki DEA
Summarecon Mutiara dan Tribun Timur menggelar Diskusi Online Via Zoom Webinar dengan tema 'Kiat Menghadapi The New Normal', Kamis (21/5/2020).
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Summarecon Mutiara dan Tribun Timur menggelar Diskusi Online Via Zoom Webinar dengan tema 'Kiat Menghadapi The New Normal', Kamis (21/5/2020) pukul 14.00-16.00 Wita.
Tiga narasumber hadir pada diskusi ini, yaitu Sharif Benyamin (Direktur PT Summarecon Agung Tbk), Prof Marsuki DEA (Ekonom, Guru Besar Unhas, Rektor IBK Nitro), dan Fiko Andriansyah (Certified Financial Planner).
Prof Marsuki yang memulai diskusi mengatakan, Covid 19 yang berawal dari masalah kesehatan, kini telah berdampak ke berbagai sektor, salah satunya ekonomi.
"Covid ini sudah kita alami dan sedang dialami. Memang persoalannya kesehatan, lalu menular ke aspek sosial, ekonomi, dan sebahainya. Negara lain menurun ekonominya, Indonesia juga ikut terdampak, ekspor menurun, dan pertumbuhan ekonomi turun," kata Prof Marsuki.
Prof Marsuki menyebut, saat ini kita terjebak di dunia VUKA (Volitality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) akibat pandemi Covid-19.
"Kita memasuki era VUKA, dulu hanya istilah tapi sekarang terbukti. VUKA ini istilah perang dulu. Vilolitality tak bisa diperkirakan, Uncertainty dimana-mana, Complexity persoalan semakin melebar, dan perasoalan ini bikin kita kebingungan," jelasnya.
Saat ini, kata Prof Marsuki, tingkat kemiskinan dipastikan akan meningkat akibat pandemi ini.
"Ekspor negara turun, produksi juga turun karena permintan tak ada. Lalu berdampak ke pertumbuhan, yang pada ujungya ini akan berdampak ke kesejahteran, terjadi PHK, dan sebagainya. Secara makro di Indonesia sudah diperkirakan kemiskinan dan pengangguran meningkat," ucapnya.
Ada beberapa indikator membaik, rupiah mulai stabil. Ada indikator tak terpengaruh berat.
Inflasi msih terkontrol, neraca perdagangan sufplus. Cadangam devisa juga masih lumayan. Yang akn terpukul itu pertumbuhan kredit dan DPK. Orang kurng menabung, orang lebh menahan.
Terkai New Normal, Prof Marsuki mengatakan ini memang harus dilakukan, sebab persoalan ekonomi tidak bisa menunggu pandemi benar-benar berakhir.
"New Normal kita diharapkan bisa hidup bersama virus. Karena kita tak bisa menunggu ini berakhir, ekonomi dan kesehatan tak bisa dipisahkan. Konsepnya bagaimana kegiatan produktif bisaa berjalan di tengah kondisi seperti ini," terangnya.
"Covid ini tantangan bukan ancaman. New Normal adalah rahmat, karena Tuhan menciptakan perubahan, dan itu menguji kita apa siap dan mampu melewati ini," jelasnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)