Wuhan China
Cerita dari Wuhan Pasca Lockdown: Ada Duka, Harapan dan Ketakutan Pandemi Corona Jilid II
Pada perkembangannya, peningkatan kasus pun perlahan menurun. Hingga akhirnya kebijakan lockdown dicabut pada 8 April 2020.
Kecemasan tersebut tidak sebesar saat awal wabah terjadi.
Namun, sebagaimana banyak warga Wuhan lainnya, ia masih berhati-hati untuk beraktivitas normal.
He memahami betapa rapuhnya "kemenangan" atas virus corona yang telah diraih Wuhan.
Minggu lalu, baru saja dilaporkan 6 kasus baru Covid-19, setelah lebih dari satu bulan tidak ada infeksi baru yang dilaporkan.
"Wuhan telah berkorban banyak. Menjaga diri sendiri adalah tanggung jawab kita kepada orang lain," kata He.
"Ini seperti sedang berada dalam sebuah perlombaan dan saya sendiri berada 50 meter di belakang. Akan tetapi, asalkan saya bisa mengejar nantinya, semuanya akan sama," ujar dia.
Setelah tidak lagi dikunci, para penduduk Wuhan mulai memberanikan diri keluar dari rumah.
Orang-orang mengunggah suasana tersebut di media sosial, toko-toko telah dibuka kembali, Wuhan telah kembali.
Namun, saat Rosana Yu memesan teh susu pertamanya dalam 2 bulan terakhir, ia tidak begitu puas.
"Apakah kalian lupa bagaimana membuat teh susu?" canda Yu melalui WeChat-nya pada akhir Maret lalu.
Saat penguncian telah dilonggarkan awal April lalu, Yu dan orangtuanya mengunjungi sebuah taman untuk menyaksikan bunga sakura yang indah di Wuhan.
"Pihak berwenang masih mengimbau orang-orang untuk tetap di rumah, tetapi kami sudah tidak tahan lagi," kata dia.
Kini, ia juga memiliki kebiasaan baru yaitu berhenti dan mengamati lalu lintas sebelum menyeberang jalan.
"Melihat banyak mobil berlalu lalang kembali, saya sangat senang," kata Yu.

Optimismenya tumbuh dari keberuntungan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang terinfeksi virus corona.