PPNI Sulsel Kecewa PSBB Tahap 2 Terlalu Longgar, Pj Wali Kota Makassar: Yang Penting Pakai Masker
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulsel Abdul Rachmat menyayangkan kondisi itu.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Akivitas warga di sejumlah pusat perbelanjaan Kota Makassar mulai terlihat ramai di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ruas jalan utama di Kota Makassar mulai dipadati kendaraan baik roda dua dan roda empat.
Bahkan tingginya volume kendaraan membuat beberapa ruas jalan mulai macet.
Pantauan Tribun, Senin (18/5), Pasar Butung, Jl Pasar Butung, Kecamatan Wajo, Kota Makassar, mulai disesaki pengunjung.
Parkiran di depan pasar itu juga dipadati kendaraan.
Pengelola menyiapkan tempat cuci tangan di pintuk masuk.
• Artis Cantik Bersuami Orang Kaya Raya Ini Ternyata Tak Tahu Token Berbunyi Jika Listrik Akan Mati
• INILAH 4 Momen Ramadhan yang Hilang di Tahun 2020, Nomor 4 Kontroversi Karena Presiden Jokowi
• Pelaksanaan PPDB 2020 Full Online, Disdik Sulsel Larang Calon Siswa Lakukan Hal-hal Berikut Ini?
Suhu tubuh pengunjung pun diperiksa terlebih dahulu dan disemprot hand sanitizer sebelum masuk.
Kendati demikian, beberapa pengunjung tampak tak mengenakan masker.
Kondisi serupa juga terlihat di pusat perbelanjaan Ramayana dan Makassar Town Square (M’Tos).
Pengunjung di kedua pusat perbelanjaan itu mulai memadati tempat pembelian pakaian dan sepatu.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulsel Abdul Rachmat menyayangkan kondisi itu.
Dia menilai pemerintah terkesan setengah hati menerapkan PSBB.
"Sehingga masih banyak kegiatan warga yang melanggar dan tidak ditertibkan" kata Abdul Rachmat kepada Tribun melalui pesan WhatsApp.
Abdul Rachmat mengatakan, PSBB yang sudah memasuki tahap kedua di Kota Makassar belum bisa menunjukkan penurunan angka Covid-19 di Makassar.
Rachmat menyebutkan, jika kondisi itu dibiarkan, jumlah korban Covid-19 akan terus bertambah.
"Karena virus ini tidak bisa bergerak tanpa ada perantara manusia dan fakta kasus di lapangan juga secara data penderita Covid-19 terus meningkat,” ucapnya.
• Sejarah 18 Mei Jadi Hari Museum Internasional
• TERUNGKAP Kisah Pria Diperkosa Istri, Dipaksa Bersetubuh Berkali-kali, Menolak Dicakar & Ditonjok
• Rizal Penjual Jalangkote Korban Bully di Pangkep Terima Bantuan dari Amirul IAS dan Suami Artis
Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Jusuf menyebutkan, masyarakat Kota Makassar tidak perlu memperdebatkan jika terjadi keramaian, asal tetap pada protokol kesehatan.
"Pusat juga sudah memberikan relaksasi antara ekonomi dan kesehatan. Ini tidak perlu dipertentangkan intinya kita harus bersahabat dengan Covid. Tidak apa ramai, kalau keluar rumah yang penting pakai masker," katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) segera menerbitkan Perwali baru terkait penanggulangan Covid-19.
Hal tersebut dilakukan seiring rencana Pemkot yang tidak lagi melanjutkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Jadi nanti tetap akan diatur (Perwali) mengenai penerapan protokol kesehatan, Tetap ada peraturan nanti," kata mantan Dekan Fakultas Kehutanan Unhas itu, di Gubernuran Sulsel.
Siagakan Satgas Covid di Pusat Keramaian
Pemkot Makassar bakal menyiagakan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di setiap pusat keramaian, termasuk tempat ibadah.
Hal itu untuk memastikan penerapan protokol kesehatan berjalan lancar di tempat itu.
"Itu nanti ada dalam poin perwali baru. Jadi nanti akan ada tim gugus di semua tempat keramaian. Tim juga akan memantau dan mengawasi, nah itu kita mau libatkan kan relawan, termasuk mahasiswa KKN,"ucap Penjabat Wali Kota Makassar Yusran Jusuf
Dia menambahkan, seluruh pintu masuk tempat ibadah juga akan diawasi untuk menjamin pemutusan penyebaran virus.(*)