Perjalanan Karier Tontowi Ahmad, Berjaya Bersama Lilyana Natsir hingga Putuskan Gantung Raket
Dari seluruh rangkuman perjalanannya, ajang Indonesia Masters 2020 menjadi turnamen terakhir Tontowi Ahmad.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Sejak saat itu, Tontowi "wara-wiri" di turnamen level internasional sebagai spesialis ganda campuran dengan beberapa tandemnya.
Namanya semakin mentereng saat mulai dipasangkan dengan Liliyana Natsir pada 2010.

Setahun sejak dipasangkan, keduanya sukses meraih medali emas SEA Games 2011.
Gelar-gelar superseries (sekarang BWF World Tour) pun perlahan-lahan dikumpulkan oleh keduanya sehingga mereka memastikan diri bergabung dalam peta persaingan ganda campuran dunia.
Tontowi Ahmad terus menorehkan sejarah seusai menjuarai turnamen bergengsi All England sebanyak tiga kali secara beruntun dari 2012 hingga 2014.
Pada tahun 2012, Tontowi melakoni debutnya di Olimpiade London.
Sayangnya, Tontowi/Liliyana gagal mengamankan gelar juara setelah kalah dari pasangan China, Xu Chen/Ma Jin, di semifinal.
Tontowi juga kalah dalam perebutan podium ketiga. Alhasil, Tontowi/Liliyana juga harus merelakan medali perunggu.
Tujuh bulan kemudian, tepatnya pada 11 Maret 2013, kegagalan di pesta olahraga dunia itu langsung dibayar tuntas dengan menjuarai All England.
Tak hanya sukses mempertahankan gelar juara All England, pada Agustus 2013, Tontowi juga berhasil mengangkat trofi juara dunia pertamanya.
Pada 2014, Tontowi Ahmad bersama Liliyana Natsir sukses mencetak hattrick juara All England.
Puncak prestasi Tontowi terjadi kala ia meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 bersama Liliyana Natsir.
Medali emas Rio 2016 bukanlah akhir dari prestasinya.

Tontowi masih haus gelar juara. Dia membuktikannya dengan menjadi juara dunia untuk kali kedua pada 2017.
Pada 2019, Tontowi Ahmad tak lagi berpasangan dengan Liliyana Natsir.