Jalan Terjal Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Berdiri di Podium Tertinggi Olimpiade Rio 2016
Keberhasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjuarai Olimpiade Rio 2016 rasanya tak bisa dilupakan begitu saja, bahkan setelah empat tahun berlalu.
Zhang/Zhao yang saat itu unggulan teratas mengalahkan Tontowi/Liliyana di semifinal.
Memasuki 2016, performa mereka belum juga membaik.
Menjelang Olimpiade, Tontowi/Liliyana hanya berhasil meraih satu gelar juara super series, yakni Malaysia Open.
Hasil tersebut tak pelak membuat banyak orang kehilangan kepercayaan dan meragukan Tontowi/Liliyana bisa membawa pulang medali emas Olimpiade 2016.
Wajar, Tontowi/Liliyana saat itu adalah pasangan ganda campuran terbaik yang Indonesia miliki.
Kegagalan Olimpiade London yang dibalas dengan banyak prestasi era 2013-2014 membuat harapan terhadap mereka sangat tinggi.
Akan tetapi, serangkaian hasil minor tersebut justru membuat semangat Tontowi/Liliyana berkobar layaknya api panas menghadapi Olimpiade Rio 2016.
Tontowi/Liliyana tidak pernah kehilangan satu gim pun selama pagelaran Olimpiade sejak babak penyisihan.
Owi/Butet juga pintar menyimpan tenaganya dengan selalu menuntaskan permainan dengan dua gim langsung.
Harapan kepingan medali emas terbuka lebar saat di perempat final, Tontowi/Liliyana bertemu dengan kompatriotnya, Praveen Jordan/Debby Susanto.
Sukses mengalahkan rekan senegaranya, Tontowi/Liliyana menjajaki semifinal dan berhadapan dengan rival beratnya, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Gelora semangat membuat Owi/Butet tidak mengingat serangkaian kekalahan dari Zhang/Zhao sepanjang 2015.
Harapan meraih emas kedua setelah Olimpiade London bagi Zhang/Zhao pun hilang seusai mereka kalah 16-21, 15-21 dari Tontowi/Liliyana.
Semangat dan perjuangan tak kenal lelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pun berbuah manis setelah berhasil menuntaskan laga melawan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) di final.
Masa-masa gelap dan keraguan masyarakat dibayar lunas Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dengan medali emas Olimpiade Rio 2016.