Cerita Pengantar & Sopir Ambulans Covid-19, Salat Jenazah & Rahasiakan Pekerjaan dari Istri Hamil
Semenjak corona merebak di Indonesia, hampir setiap hari ketiganya harus menggunakan APD lengkap dan berangkat mengantar jenazah ke makam.
Begitu juga dengan para tetangganya, mereka hanya mengerti GR memiliki kegiatan di PMI dalam urusan donor darah.
“Saya khawatir istri kepikiran dengan tugas yang sekarang, sehingga tidak cerita,” tambah BM, supir ambulans.
4. Ikut Sholatkan Jenazah
Para pengantar jenazah tersebut memiliki beban yang tidak ringan.
Sebab, komitmen awal mereka adalah memastikan mengantar dan merawat jenazah secara bermartabat sesuai keyakinan agama masing-masing.
“Jenazah sebelum dimakamkan, saya pastikan identitas agamanya,” terang dia.
Kalau beragama Muslim, maka prosedur pemakaman sesuai Islam harus dilakukan.
Seperti dimandikan, dikafani dan sesuai protokol Covid-19.
Begitu juga dengan pemakaman agama lain, seperti Kristen.
“Sampai di pemakaman, saya pastikan pada keluarga dan warga yang mau menshalati sebelum dimakamkan,” tambah dia.
Kalau tidak ada yang menshalati, tim ambulans yang menshalati. Bahkan pernah melakukan hal itu sebanyak dua kali.
“Setelah dishalati, kami berikan pada petugas penggali pemakaman untuk menurunkan jenazah,” papar dia.
5. 'Suatu saat kami juga meninggal'
Kerabat dan keluarga jenazah kasus COVID-19 mengunjungi pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari.
Mulai dari 28 April dan 29 April 2020, kemudian 12-13 Mei 2020.