Tolak Masak Sahur Buat Suami, Istri Ditikam 4 Kali, Ternyata Awalnya Karena Pelaku Tak Tepati Janji
Suami Tikam Istri Karena Sahur, Pisau itu langsung dihujamkan ke leher, dada dan perut Istri dua kali
TRIBUN-TIMUR.COM - Pisau itu langsung dihujamkan ke leher, dada dan perut Istri dua kali hingga alami pendarahan hebat.
Suami kesal karena Istri menolak masak sahur buat dirinya.
Akhirnya terjadilan pembunuhan sadis di Sidoarjo, Jawa Timur.
• Kronologi Pemerkosaan Kakak Adik Terbongkar, Hal Ngeri Terjadi saat Bapak Tahu Siapa Pelakunya
Ini berita selengkapnya.
Kasus ini nyaris luput dari pantauan polisi dan baru terungkap empat hari berselang.
Seorang suami di Sidoarjo, Jawa Timur, tega membunuh istrinya yang tidak mau memasakkan dia saat mau sahur.
Kasus suami bunuh istri ini terungkap empat hari setelah kejadian.
Pria bernama bernama Liong Kong Yong yang tinggal di Jalan Jatisari Besar, Kelurahan Pepelegi, Kecamatan Waru, Sidoarjo tega menghabisi nyawa istrinya sendiri, Lamiasri.
Penyebabnya sepele. Berawal dari cekcok mulut karena sang istri menagih janjinya untuk membelikan sepeda motor buat sang anak.
Pembunuhan yang dilakukan pria 48 tahun asal Sememi, Benowo, Kota Surabaya terhadap istrinya itu baru terungkap setelah beberapa hari.
Peristiwa sadis itu terjadi pada Rabu (6/5/2020) lalu. Saat itu, Lamiasri menagih janji kepada suaminya untuk membelikan sepeda motor anaknya.
"Dia menagih janji itu, dan saya minta bersabar. Saya janji akan membelikannya setelah pandemi covid-19 berlalu," ujar tersangka saat di Polsek Waru, Selasa (12/5/2020).
Karena minta segera dibelikan, ketika itu sempat terjadi cekcok dan pertengkaran suami istri yang ngekos di Pepelegi tersebut.
Pertengkaran terhenti. Malam hari mereka berdua istirahat.
Namun saat dinihari, pelaku berusaha membangunkan istrinya untuk masak sahur, sang istri tak bersedia.
Seolah masih marah karena permintaannya belum dituruti.
Berulang kali dibangunkan, perempuan 39 tahun itu tetap tak mau. Pelaku pun naik pitam.
Selain cek cok mulut, pria itu mengambil pisau dapur kemudian menggunakannya ke korban.
Ibu satu anak itu ditusuk empat kali oleh suaminya menggunakan pisau. Mengenai leher, dada, dan dua kali terkena perutnya.
"Iya, saya tusuk empat kali. Dia mengalami pendarahan hebat," ujar tersangka lirih.
Kemudian dia membuat sandiwara seolah perempuan yang sudah 12 tahun dinikahinya tersebut mengalami pendarahan hebat, dan membawanya ke rumah sakit.
Korban dilarikan ke RSAL Surabaya.
Tapi nyawanya tidak tertolong. Jenazah korban kemudian dibawa ke Nganjuk untuk dimakamkan di daerah asalnya.
Di sisi lain, dalam pemeriksaan, pihak dokter curiga terhadap luka yang ada pada tubuh perempuan tersebut.
"Petugas mendapat laporan juga dari pihak keluarga korban. Kemudian petugas ke Nganjuk untuk melakukan penyelidikan," kata Kapolsek Waru Kompol Anwar Sujito.
Dari penyelidikan, termasuk hasil outopsi terhadap jenazah korban, akhirnya dipastikan bahwa korban meninggal dunia akibat pembunuhan.
Empat hari setelah peristiwa itu, tersangka akhirnya ditangkap polisi saat berada di tempat kosnya di Jatidiri Besar, Pepelegi.
"Dalam pemeriksaan tersangka juga sudah mengakui perbuatannya.
Dia sekarang ditahan di Polsek Waru," ujar kapolsek.
Suami sandiwara
Sandiwara Liong Kong Yong (48) atas kematian istrinya Lamiasri di Jalan Jatisari Besar, Kelurahan Pepelegi, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Rabu (6/5/2020) tak mampu mengalihkan perhatian keluarga dan penyidik kepolisian.
Tersangka yang kini mendekam di tahanan Polsek Waru mengatakan jika istrinya waktu itu dikatakan mengalami pendarahan hebat.
Lantas, korban dibantu warga sekitar dilarikan ke RSAL Surabaya.
Namun nyawa wanita yang sudah dinikahi selama 12 tahun itu tak tertolong. Jenazah korban kemudian dibawa ke Nganjuk untuk dimakamkan di daerah asalnya.
Dalam pemeriksaan, pihak dokter curiga terhadap luka yang ada pada tubuh wanita tersebut.
Di tubuh korban ada beberapa luka tusuk dengan benda tajam di bagian perut dan leher.
Pihak keluarga akhirnya melaporkan kejanggalan yang ada ke Polsek Waru, Polresta Sidoarjo.
"Kami mendapat laporan juga dari pihak keluarga korban. Kemudian petugas ke Nganjuk untuk menyelidiki," kata Kapolsek Waru Kompol Anwar Sujito, Selasa (12/5/2020).
Dari hasil penyelidikan, termasuk hasil outopsi terhadap jenazah korban, akhirnya dipastikan korban meninggal dunia akibat pembunuhan.
Liong Kong Yong yang tinggal di rumah kos di Pepelegi langsung didatangi petugas dan digelandang ke mapolsek untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tersangka saat diinterogasi mengaku, pembunuhan dilatari persoalan sepele.
Berawal dari cekcok mulut karena istri menagih janjinya untuk membelikan motor buat sang anak.
"Dia menagih janji itu, dan saya minta bersabar. Saya janji akan membelikannya setelah pandemi covid-19 berlalu," ujar tersangka saat di Polsek Waru, Selasa (12/5/2020).
Karena minta segera dibelikan, sempat terjadi cek cok dan pertengkaran suami istri yang ngekos di Pepelegi tersebut.
Pertengkaran terhenti. Malam hari mereka berdua istirahat.
Namun saat dini hari, pelaku berusaha membangunkan istrinya untuk masak sahur, sang istri tak bersedia.
Seolah masih marah karena permintaannya belum dituruti.
Berulang kali dibangunkan, perempuan 39 tahun itu tetap tak mau. Pelaku pun naik pitam.
Selain cek cok mulut, pria itu mengambil pisau dapur kemudian menusukkannya ke korban.
Ibu satu anak itu ditusuk empat kali oleh suaminya menggunakan pisau. Mengenai leher, dada, dan dua kali terkena perutnya.
"Iya, saya tusuk empat kali. Dia mengalami pendarahan hebat," ujar tersangka lirih.
Dalam pemeriksaan, tersangka sudah mengakui perbuatannya.
"Dia sekarang ditahan di Polsek Waru," ujar kapolsek.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Suami Tusuk Istri yang Menolak Masak Sahur, Liong Kong Yong Buat Sandiwara untuk Tutupi Aksinya