Belajar dari Rumah
Soal dan Jawaban Belajar dari Rumah untuk SD Kelas 4, 5 dan 6 Kamis 14 Mei 2020 Live TVRI
Selain Link Live Streaming TVRI, Jadwal Belajar dari Rumah juga bisa diakses via Live Streaming Usee TV dan Live Streaming Vidio.com.
Dengan strategi perang gerilya ini, Jenderal Sudirman dan pasukannya bergerak secara sembunyi-sembunyi di hutan.
Kemudian, ketika memiliki kesempatan mereka akan menyerang Belanda secara tiba-tiba.
Strategi perang gerilya ini juga berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan menggunakan strategi perang gerilya ini, Jenderal Sudirman bisa memecah konsentrasi tentara Belanda.
3. Beberapa koleksi jejak-jejak sejarah Jenderal Sudirman di museum Vredeburg yang menjadi saksi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Keris Kiai Slamet
Kendil Dalung
Sarung Keris
Sepatu
Meja dan Kursi Tamu
Tempat Tidur
Perlengkapan Dapur

Perjuangan Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman yang bernama asli Raden Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916 dari orang tua bernama Karsid Kartawiraji dan Siyem, memiliki seorang saudara bernama Muhammad Samingan.
Istrinya bernama Alfiah dan memiliki 7 orang anak. Tempat kelahirannya tepatnya berada di Bodas Karangjati, Rembang.
Ia tidak dibesarkan oleh orang tua kandungnya melainkan diadopsi oleh pamannya yang seorang camat bernama Raden Cokrosunaryo, agar mendapatkan kehidupan yang lebih mapan.
Pada 22 Desember 1948, Jenderal Sudirman memutuskan meninggalkan Yogyakarta untuk berperang dengan Belanda lewat strategi perang gerilya pada masa agresi militer Belanda II.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), saat itu Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit menderita TBC (Tuberculosis).
Di mana paru-paru Jenderal Sudriman hanya berfungsi 50 persen. Meski sakit, tidak mengalahkan semangat Jenderal Sudirman untuk berjuang melawan Belanda.
Strategi Perang gerilya yang dilakukan Jenderal Sudirman dan pasukannya merupakan sebuah respon atas Agresi Militer Belanda II.
Belanda yang kembali masuk ke Indonesia terutama di Pulau Jawa pada 14 Desember 1948 dan melakukan penyerangan di berbagai wilayah.
Di Yogyakarta, Belanda menyerang Pangkalan Udara Maguwo dan selanjutnya menyerang lewat darat.