Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BI Sulsel

Ekonomi Lambat karena Corona, BI Sulsel Hanya Siapkan Rp 4,32 T Kebutuhan Uang Tunai Hingga Lebaran

Penurunan ini bukan tanpa alasan, sebab terjadi perlambatan roda ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Ilham Mulyawan Indra
TRIBUNNEWS
rupiah uang 

Ekonomi Lambat karena Corona, BI Sulsel Hanya Siapkan Rp 4,32 T Kebutuhan Uang Tunai Hingga Lebaran

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bank Indonesia (BI) Kantor perwakilan (Kanwil) Sulawesi Selatan siap memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai dan layak edar pada periode Ramadan dan Lebaran 1441 hijriah/2020.

Sebanyak Rp 4,32 triliun disiapkan.

Angka ini berdasarkan prakiraan BI Sulsel untuk arus uang tunai yang keluar selama periode Ramadan dan Lebaran tahun ini.

Angka ini sebenarnya turun 20,90 persen dari tahun 2019 yang mencapai Rp 5,66 triliun.

Penurunan bukan tanpa alasan, sebab terjadi perlambatan roda ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Ditambah sejumlah kebijakan pemerintah seperti larangan mudik, pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pemindahan hari libur bersama.

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Bambang Kusmiarso menyebutkan pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR), untuk memastikan ketersediaan uang layak edar.

“Termasuk edukasi masyarakat saat bertransaksi dengan uang tunai guna memitigasi penyebaran Covid-19, “ ujar Bambang, Selasa (12/5/2020).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso saat ditemui awak media, Rabu (12/6/2019)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso saat ditemui awak media, Rabu (12/6/2019) (TRIBUN TIMUR/SUKMAWATI)

Pihaknya juga mengimbau masyarakat yang ingin lakukan penukaran uang, agar dilakukan secara kolektif. Demi menjaga physical distancing atau jaga jarak.

Layanan penukaran Rupiah tersedia di 37 kantor cabang hingga 20 mei 2020. Tak ada lagi layanan penukaran uang kas keliling untuk mencegah penyebaran Covid-19. (sim)

Dorong Transaksi Non-Tunai

Bambang menambahkan BI Sulsel mendorong masyarakat menggunakan transaksi pembayaran non-tunai melalui digital banking, uang elektronik, dan pembayaran berbasis digital/QR Code dengan standar QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) selama masa pandemi Covid-19.

“Kami juga memaksimalkan pendistribusian uang di berbagai wilayah melalui kas titipan agar perbankan memiliki kecukupan persediaan uang secara jumlah dan pecahan, “ pungkasnya. (sim)

Imbauan BI Sulsel kepada Perbankan:

1. Bank dan PJPUR menjaga ketersediaan uang dengan kualitas baik dan optimal.

2. Menyediakan layanan penukaran uang kepada masyarakat di loket perbankan sehingga masyarakat dapat memperoleh pecahan uang sesuai dengan kebutuhan

3. Memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang sesuai dengan aspek K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). (*)

BI Klaim Sudah Injeksi Likuiditas Rp 503,8 T untuk Pandemi Corona

Bank Indonesia (BI) menyatakan, telah melakukan injeksi likuiditas (quantitative easing) ke pasar uang dan perbankan dalam jumlah yang besar.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan tersebut untuk mendorong pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional yang terdanpak pandemi corona atau Covid-19.

"Pada tahun 2020, Bank Indonesia telah melalukan injeksi likuditas sekira Rp 503,8 triliun hingga Mei 2020," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Senin (11/5/2020).

Kebijakan cetak uang itu antara lain dilakukan melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder, penyediaan likuditas perbankan dengan repo SBN, swap valas, serta penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah.

Baca: Sriwijaya Air Kembali Terbang Mulai 13 Mei 2020, Khusus Rute Domestik

 
Perry menyampaikan, BI melakukan pelonggaran kebijakan makroprudensial untuk mendorong perbankan dalam pembiayaan dunia usaha dan ekonomi.

Hal ini dilakukan melalui pelonggaran ketentuan Loan to Value Ratio (LTV), Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), serta penurunan GWM rupiah.

Baca: Luhut: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Ketiga se-Asia

"Selain itu, untuk pembiayan dunia usaha khususnya untuk eskpor impor maupun untuk UMKM dalam rangka memitigasi dampak Covid-19," ujarnya.

Sebelumnya, penurunan suku bunga kebijakan moneter sudah dilakukan dua kali masing-masing sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.

Penurunan suku bunga kebijakan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang rendah dan terkendali pada kisaran sasaran 3 plus minus 1 persen, serta untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "BI Klaim Sudah Injeksi Likuiditas Rp 503,8 Triliun untuk Pandemi Corona"https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/05/11/bi-klaim-sudah-injeksi-likuiditas-rp-5038-triliun-untuk-pandemi-corona 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved