Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mengenal Batik Pa’teddong dari Toraja Provinsi Sulawesi Selatan

47 Motif batik Sulawesi sangat beragam yang dibuat berdasarkan filosofi dan kondisi sosial budaya masyarakat serta lingkungan alam setempat.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Batik Pa’teddong 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Batik merupakan salah satu ciri khas Indonesia.

Dari tahun ke tahun Batik terus dikembangkan dalam dunia fesyen tanah air bahkan mancanegara.

Namun, perlu diketahui batik tak hanya identik di daerah Jawa saja.

Misalnya di Sulawesi, tentunya banyak aneka ragam batik yang bisa jadi pilihan.

Dilansir dari wikipedia, Sulawesi kental dengan tradisi kain tenun, namun batik juga berkembang di daerah tersebut.

Di pulau ini batik berkembang di Sulawesi Selatan (Tana Toraja), Sulawesi Tengah (Palu) dan Sulawesi Utara (Bantenan, Pinabetengan, dan Minahasa).

47 Motif batik Sulawesi sangat beragam yang dibuat berdasarkan filosofi dan kondisi sosial budaya masyarakat serta lingkungan alam setempat.

Sumber inspirasi batik Sulawesi diambil dari nilai-nilai kebudayaan lokal dan khas seperti sambulugcina, rumah adat (souraja), tai ganja, motif burung maleo, motif bunga merayap, motif resplang, motif ventilasi, motif ukiran rumah adat Kaili, bunga cegkeh dan lain sebagainya.

48 Motif batik khas Sulawesi yang mempunyai makna solidaritas antara lain yaitu yaitu motif Bomba dan motif Kaledo.

Motif Bomba berarti kebersamaan dan keterbukaan,49 dengan keber­ samaan dan keterbukaan maka sesama warga masyarakat bersatu dengan saling menjaga kepercayaan sehingga semakin mempererat per­ saudaraan sesama anak bangsa.

Motif Kaledo bermakna bahwa bersatunya unsur-unsur yang berbeda secara harmonis akan menciptakan rasa iadah nikmat. Motif ini terinspirasi kuliner khas Kota Palu yaitu sejenis sup kaki sapi yang diolah lengan beraneka ragam bumbu khas yang membuat kaldu dari masakan ini sangat gurih dan lezat.

Salah satu batik Sulawesi Selatan yang terkenal yakni batik Pa’teddong dari Toraja Provinsi Sulawesi Selatan.

Sejarah

Dilansir dari Infobati.id, riwayat batik di Indonesia memiliki sejarah panjang, setiap wilayah di Nusantara, batik memiliki perkembangan dan kisah yang menarik.

Keberadaan Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan yang besar, makmur, dan mengalami masa kejayaan selama beberapa abad telah membuat tradisi dan kebudayaannya mengakar kuat di wilayah Nusantara, termasuk di antaranya seni batik.

Penting untuk diketahui bahwa wilayah di Indonesia yang tidak terlansir pengaruh Hindu seperti Toraja pernah berkembang batik yang dibuat dengan teknik wax-resist dyeing.

Teknik tersebut adalah sebutan internasional dari teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain.

Posisi geografis Toraja yang terisolasi di pegunungan, membuat para ahli menduga lokasi ini adalah tempat dimana batik berasal.

Coraknya tidak dipengaruhi India sebagaimana sejarah batik Jawa yang dikenalkan pada jaman Raja Lembu Amiluhur (Jenggala), sehingga batik Toraja ini memunculkan teori boleh jadi Indonesia juga melahirkan batik pertama.

Ada yang disebut Pa’teddong yang berarti kepala kerbau dan menjadi lambang kebesaran di daerah Toraja.

Ukiran ini biasa terlihat di dinding kantor pemerintahan,digunakan sebagai hiasan dlm buku panduan MP3EI, bungkus kopi bubuk, pernah juga terlihat sebagai hiasan dinding di beberapa sinetron,(mungkin ada krunya orang Toraja).Namun, tahukan Anda apa makna filosofi yang terkandung pada ukiran ini.

Makna filosofi dari ukiran ini yaitu:

1.Lambang kesejahteraan bagi masyarakat Toraja

2.Lambang kemakmuran dan lambang kehidupan orang Toraja dimana rumpun keluarga diharapkan dapat menternakkan kerbau

Jangan Mati Sebelum Ke Toraja

Inilah slogan yang pernah dikumandangkan oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo untuk menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara agar mengunjungi Sulawesi Selatan dan terkhusus untuk Kabupaten Tana Toraja.

Slogan ini menggambarkan bahwa belum lengkap perjalanan wisata anda jika belum pernah memijakkan kaki di salah satu daerah wisata Sulawesi Selatan ini.(*)

Follow akun instagram Tribun Timur: 

 

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved