Inflasi Makassar
Inflasi Makassar 0,48 Persen, Makanan dan Tembakau Penyebab Utamanya
Sejak awal tahun hingga pekan pertama Mei 2020, Sulsel mengalami inflasi secara signifikan 0,42 persen.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat sejak awal tahun hingga pekan pertama Mei 2020, Sulsel mengalami inflasi secara signifikan 0,42 persen.
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah, Senin (4/5/2020) menyebutkan peningkatan inflasi di Sulsel sebesar 0,42 persen terjadi pada akhir April lalu.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 0,48 persen. Menurutnya, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,94 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen.
Juga kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga menyumbang peningkatan inflasi sebesar 0,17 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,84 persen.
Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,06 persen; kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,02 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,80 persen.
"Inflasi ini terjadi saat memasuki bulan ramadan yakni akhir April lalu, meskipun sebelumnya terjadi deflasi. Kenaikan inflasi ketika memasuki Ramadan menandakan konsumsi masyarakat cenderung meningkat ketika pada saat Ramadan dan masyarakat cenderung memesan makanan dengan online," ungkapnya.
Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi atau mengalami penurunan yang sangat signifikan yakni
kelompok transportasi sebesar 0,11 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,66 persen.
Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga pada pekan terakhir April 2020, emas, perhiasan, cabai rawit, gula pasir, telur ayam ras, ikan bandeng, kangkung, vitamin, kacang panjang, air kemasan, obat gosok.
Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, cabai merah, biaya pulsa ponsel, tarif angkutan udara, jagung manis, ikan layang, jeruk nipis, tomat, ikan cakalang, wortel, bayam.
"Ada yang menarik kali ini, yang selama ini tidak pernah menyumbang inflasi, saat ini turut menyumbang inflasi yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,80 persen," ujarnya.
Peningkatan tersebut terjadi lantaran penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada beberapa daerah di Sulsel termasuk Kota Makassar berdampak terhadap peningkatan perawatan pribadi dan jasa lainnya. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
(*)