Ada 'Bukti Besar' Virus Corona dari Lab Wuhan China, Kini 3,5 Juta Kasus dan 249 Ribu Meninggal
Kini sudah ada 3,5 juta kasus di dunia dan 249 ribu meninggal, Menlu Amerika Serikat: ada 'bukti besar' Virus Corona dari Laboratorium di Wuhan, China
Virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China.
Hingga Selasa (4/5/2020), berdasarkan data dilansir melalui laman worldometers.info/coronavirus sudah ada 3,5 juta kasus di seluruh dunia dan lebih dari 249 ribu kematian.
Pernyataan pada Kamis (30/4/2020) adalah tanggapan pertama dari lembaga Amerika Serikat yang membantah teori konspirasi - baik dari Amerika Serikat dan China - tentang virus sengaja dibuat sebagai senjata biologis.
Gagasan bahwa Virus Corona secara tidak sengaja bocor dari laboratorium belum dibantah.
Apa yang dikatakan Presiden Donald Trump?
Donald Trump merespons hal itu dalam sesi wawancara di Gedung Putih.
Ia ditanya oleh seorang wartawan: "Pernahkah Anda melihat sesuatu pada titik ini, yang membuat Anda yakin bahwa virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan?"
Presiden Donald Trump menjawab: "Ya, saya sudah melihat. Ya, saya sudah melihat.
"Dan saya pikir Organisasi Kesehatan Dunia harus malu pada diri mereka sendiri karena mereka berlaku seperti petugas hubungan masyarakat untuk China."
Dia menambahkan: "Apakah mereka [China] membuat kesalahan, atau apakah [wabah itu] dimulai sebagai kesalahan dan kemudian mereka membuat kesalahan yang lain, atau apakah seseorang melakukan sesuatu dengan sengaja?
"Saya tidak mengerti bagaimana orang tidak diizinkan masuk ke seluruh China, tetapi mereka diizinkan pergi ke seluruh dunia. Itu buruk, itu pertanyaan sulit bagi mereka untuk dijawab."
The New York Times melaporkan pada hari Kamis bahwa pejabat senior Gedung Putih telah meminta Komunitas Intelijen AS untuk menyelidiki apakah virus tersebut berasal dari laboratorium penelitian Wuhan.
Badan-badan intelijen juga telah ditugaskan untuk mencari tahu apakah China dan WHO menahan informasi tentang virus itu sejak dini, kata para pejabat yang tidak disebutkan namanya kepada NBC News, Rabu.
Apa latar belakangnya?
Donald Trump baru-baru ini meningkatkan eskalasi perang kata-kata dengan China atas pandemi itu setelah, apa yang digambarkan para pejabat dalam pemerintahan presiden Amerika Serikat, sebagai gencatan senjata dengan Beijing.