PT Vale
Kinerja PT Vale di Tengah Pandemi Covid-19, Target Produksi Tetap
Di tengah masalah pandemi Covid-19, hasil produksi kuartal I PT Vale lebih tinggi 35 persen dibanding volume produksi Kuartal I-2019.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia hingga saat ini mengakibatkan pelambatan perekonomian regional dan global yang berdampak pada penurunan harga komoditas tambang termasuk nikel.
Namun hingga akhir Kuartal I-2020, kinerja operasional PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) masih baik.
Hal tersebut tercermin pada pencapaian target produksi Kuartal I-2020 sebanyak 17.614 ton Nikel dalam Matte.
Deputy CEO PT Vale Febriany Eddy mengatakan, di tengah masalah pandemi Covid-19, hasil produksi kuartal I PT Vale lebih tinggi 35 persen dibanding volume produksi Kuartal I-2019.
Perusahaan yang didukung para kontraktor masih dapat menjalankan operasional dengan aman sesuai target sehingga mampu menghasilkan volume produksi yang baik.
"Sejauh ini dampak pandemi Covid19 masih dapat dikendalikan sehingga Perusahaan dapat terus beroperasi dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja,” ujar Febriany dalam rilisnya, Jumat (1/5/2020).
Perjanjian penjualan jangka panjang antara PT Vale dengan konsumennya di Jepang dan Kanada, yang membeli produk nikel dalam matte yang dihasilkan PT Vale dengan ketentuan harus diambil, berkontribusi meminimalisir dampak melemahnya permintaan nikel karena pandemi.
“Sampai saat ini, faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan lebih pada harga nikel yang terkoreksi yang mempengaruhi pendapatan. Namun di sisi lain biaya produksi membaik karena harga minyak yang lebih rendah,” ujar Febriany.
PT Vale sampai saat ini juga masih menjalankan operasionalnya sesuai target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2020 dengan mempertahankan angka produksi seperti tahun 2019 yakni 71 ribu ton.
*Rencana keberlangsungan bisnis
Meski demikian, PT Vale tetap memperhatikan kondisi aktual di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung yang belum dapat diprediksi kapan berakhirnya.
Salah satunya adalah dengan menyiapkan perencanaan keberlangsungan bisnis untuk mengantisipasi dampak yang lebih serius terhadap operasional bila pandemi terjadi berkepanjangan.
Perencanaan dibuat dengan mempertimbangkan juga tingkat penyebaran Covid-19, ketersediaan tenaga kerja dan faktor-faktor non-teknis lainnya.
“Perusahaan tentu akan selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan operasional," tambah Febriany Eddy.
*Kebijakan internal di tengah pandemi