Catatan di Kaki Langit
Tidak Ada Alasan Sedih karena Dilarang Hadiri Buka Puasa, Kedermawanan Takkan Henti Gegara Covid-19
Iptek membantu manusia pada setiap keadaan yang mengganggu kehidupan. Mengirim uang, sembako, dan sebagainya dimudahkan oleh iptek.
M Qasim Mathar
Cendekiawan Muslim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dalam kuliah-kuliah saya di kampus, seringkali saya menyampaikan kepada mahasiswa bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)-lah yang mengubah cara pandang dan tradisi keagamaan.
Iptek-lah yang akan mengubah pandangan keagamaan yang dianut sudah sekian lama. Bukan selainnya.
Dalam sejarah pemikiran Islam, gerakan pembaruan di dunia Islam adalah akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa, yang pada masa selanjutnya, bangsa Eropa dengan kemajuan ilmu pengetahuannya menjelajah ke Timur dan bertemu dengan bangsa-bangsa muslim.
Dengan pertemuan itulah terjadi gejolak di dunia Islam dalam bentuk kesadaran akan ketertinggalannya dari Eropa yang waktu itu dikenal sebagai bangsa-bangsa non-Islam. Pada masa selanjutnya lahirlah gelombang pembaruan di dunia Islam.
Iptek yang dibawa Barat telah mengubah, setidaknya mengguncang, pandangan keagamaan, lembaga, dan tradisi kaum Muslimin di negeri-negeri mereka yang bersentuhan dengan kedatangan bangsa-bangsa Barat.
Itulah sebabnya modernitas atau pembaruan dijelaskan sebagai usaha untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi, adat-istiadat, cara berpikir dan paham-paham agar bersesuaian dengan, dan sebagai akibat dari, perkembangan iptek. Iptek membantu manusia pada setiap keadaan yang mengganggu kehidupan.
Pada saat pandemi Covid-19 sekarang, iptek sangat membantu manusia untuk mengatasi pandemi itu.
Apa yang dikenal sebagai cairan sanitizer dan disinfektan, APD (alat pelindung diri), ventilator, dan lain-lain adalah barang produk iptek yang kini dipakai di seluruh dunia. Dengan iptek, pencarian dan penelitian untuk menemukan vaksin atau obat Covid-19 terus dilakukan di banyak tempat di seluruh dunia.
Jangan lupa kemudahan untuk membantu orang-orang yang terkena dampak Covid-19, adalah karena bantuan iptek. Mengirim uang, sembako, dan sebagainya dimudahkan oleh iptek.
Bukankah belanja online yang sekarang banyak dilakukan adalah buah dari iptek. Aturan untuk #dirumahaja karena Covid-19, tidak menyulitkan siapa saja untuk memesan makanan secara online.
Tidak ada alasan untuk bersedih karena larangan untuk menghadiri acara berbuka bersama. Kedermawanan tidak terhenti gara-gara Covid-19. Teruskanlah kedermawanan itu dengan cara pengantaran online.
Dengan cara online, pahala bukan hanya karena mengirimkan hidangan buka puasa. Tapi, juga pahala karena pengantar (go-jek/go-food/grab) pun memperoleh uang jasa dari dermawan.
Tradisi bersedekah juga lebih mudah dilakukan. Minta nomor rekening orang yang mau diberi sedekah, lalu sedekah ditransfer melalui mobile banking. Cara dulu mengumpulkan orang, membagi-bagikan uang tunai, dengan risiko terjadi kericuhan, kini ditinggalkan berkat iptek.
Sembako pun bisa dibagikan melalui jasa online atau pengantaran gojek/gofood. Covid-19 menantang kita berpikir bagaimana amaliah Ramadan tetap dilaksanakan.