Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kim Jong Un

Masa Kecil Kim Jong Un Terungkap, Antara Pesta & Wanita hingga Penyebab Tega Eksekusi Paman Sendiri

Masa Kecil Kim Jong Un Terungkap, Antara Pesta & Wanita hingga Penyebab Tega Eksekusi Paman Sendiri

Editor: Ilham Arsyam
(CNN/KCNA/reuters)
Kim Jong Un santau merokok di ruang kerjanya saat menyaksikan peluncuran roket pada Desember 2012. 

Pada usia 14 tahun, Kim Jong Un mulai mencoba merokok.

Bahkan, Kim Jong Un kerap mengetuk pintu kamar Fujimoto pada pukul 03.00 dini hari hanya untuk meminta rokok. Tak hanya itu, Fujimoto mengatakan, Jong Un kecil sudah mulai minum minuman keras pada usia 14 tahun.

"Dia minum sangat banyak untuk ukuran remaja. Dia minum vodka terbaik Rusia. Tak jarang dia menghabiskan sendiri satu botol vodka," kata Fujimoto.

Seiring waktu berlalu, Kim Jong Un meneruskan gaya hidup mewahnya.

Dia kerap menghabiskan waktu di dua kapal layar yang dibelikan ayahnya.

Sebuah kebiasaan awal yang bisa menjadi pembenar sebuah laporan belum lama ini yang mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara itu pada 2012 saja menghabiskan uang sebanyak 716 juta dollar AS atau sekitar Rp 8 triliun.

Pada akhir masa remajanya, Jong Un kerap berada di tengah-tengah "brigade pemuas nafsu" milik ayahnya.

Mereka adalah sekelompok perempuan muda cantik yang dipaksa bernyanyi, menari telanjang, memijat, dan melakukan hubungan badan.

Meski demikian, Fujimoto melanjutkan, saat menginjak usia 18 tahun Kim Jong Un tak menunjukkan ketertarikan terhadap perempuan dan tak suka memiliki hubungan dengan perempuan.

Kondisi ini membuat sang ayah, Kim Jong Il, sempat mengira putranya itu memang tidak menyukai perempuan.

Fujimoto berspekulasi bahwa Jong Un sebenarnya membenci kegemaran ayahnya bermain perempuan dan kemungkinan itulah sebabnya Jong Un kemudian mengeksekusi pamannya sendiri, Jang Song Taek.

Pada masa kekuasaan Kim Jong Il, sang pamanlah yang bertanggung jawab memilih para gadis itu, bahkan sang paman pula yang melakukan tes keperawanan terhadap para gadis itu sebelum dipersembahkan untuk Kim Jong Il.

Fujimoto menambahkan, masih lekat dalam ingatannya bagaimana keluarga penguasa Korut itu mempertahankan gaya hidup mewah mereka, bahkan pada saat negeri mereka mengalami bencana kelaparan selama dua dekade.

"Keluarga ini bahkan memiliki kolam renang ukuran olimpiade, bioskop pribadi, dan ruang olahraga yang sangat luas. Ruang bermain anak-anak sangat luas dilengkapi mobil remote control dan meja biliar," tambah dia.

Pada 2001, Fujimoto "kabur" dari negeri itu dan kembali ke Jepang.

Perbuatannya ini dianggap keluarga Kim sebagai sebuah pengkhianatan yang kemudian mencoba membunuh mantan koki ini.

Namun, setahun kemudian seorang pejabat Korea Utara muncul di kediaman Fujimoto dan mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara sudah memaafkannya dan memintanya kembali ke Pyongyang.

Meski sempat ragu untuk memenuhi undangan itu, Fujimoto kemudian datang dan hadir di istana kepresidenan Korea Utara.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved