Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wiljan Pluim

Cerita Wiljan Pluim Lihat Anakonda di Stadion Mattoanging Makassar

Pengalaman-pengalaman itu, Pluim ceritakan kepada media di negara asalnya, Belanda, yakni Voetbal International.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
tribun timur/ocha alim
Kapten PSM Wiljan Pluim saat menjalani latihan di Stadion Mattoanging, Makassar, pada Februari 2020 lalu. Pluim menjadi pemain asing yang tak tergantikan dalam 5 musim terakhir. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sudah sekitar empat tahun Willem Jan Pluim membela PSM.

Selama periode itu, berbagai pengalaman telah dirasakan gelandang asing ini, mulai dari yang menyenangkan, hingga yang berbau mistis.

Pengalaman-pengalaman itu, Pluim ceritakan kepada media di negara asalnya, Belanda, yakni Voetbal International.

Pluim pertama menceritakan tentang perjalanan jauh yang harus Ia tempuh kala melakoni laga tandang melawan klub Papua, Perseru Serui (sekarang Badak Lampung). Menurut Pluim, ia selalu ketakutan kala harus terbang dengan pesawat kecil ke Serui.

"Saya tidak sering takut. Nah, kalau kita harus pergi ke Papua. Ketika kami tiba di sana dengan pesawat, kami harus terbang tiga puluh menit lagi dengan pesawat lain. Semacam bus dengan baling-baling terpasang. Saya bukan orang yang beriman, tetapi di sana saya selalu melakukan dua puluh doa cepat sebelum berangkat,” kata Pluim.

Tak hanya perjalanan, Pluim juga mengungkapkan tradisi masyarakat asli Papua.

"Kami bermain di tengah hutan. Rekan tim memberi tahu saya bahwa di Papua masih ada ketel uap dan tombak, tetapi saya belum melihatnya. Alam di sana luar biasa," kata Pluim memuji keindahan Papua.

Hal yang cukup mengerikan menurut mantan pemain Vitesse ini adalah, dia pernah melihat seekor ular saat sedang berlatih di stadion (Mattoanging).

Ia bahkan menyebut ular itu sebagai ular anakonda.

"Di stadion kami masih ada rumput di belakang gawang. Terkadang itu sangat tinggi. Kami pernah berlatih ketika pria yang mengelola lapangan kami melompat keluar. Dia memegang sesuatu, seekor ular sepanjang tiga kaki. Kami hanya melihatnya, kemudian kami mulai berlatih lagi," kata dia.

Pada kesempatan sama, Pluim juga kembali mengungkapkan kekagumannya terhadapa fanatisme sepak bola Inbdonesia, khususnya di Makassar.

"Orang-orang Indonesia itu tergila-gila pada sepakbola. Ketika saya tiba di stadion kami, stadion penuh, dengan lima belas ribu orang. Mereka bernyanyi, menjerit, menari, drum, kembang api. Satu pesta besar,” pungkasnya.

Meski Liga 1 2020 diliburkan karena Pandemi Covid-19 , Pluim tetap tinggal di Makassar.

Dia juga mengimbau suporter PSM Makassar untuk tetap di rumah aja selama pandemi Covid-19.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved