Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Viral Mayat Pasien Covid-19 atau Virus Corona di Ekuador Dibakar, Betulkah? Konfirmasi Pemerintah

Viral mayat pasien Covid-19 atau Virus Corona di Ekuador dibakar, betulkah? Kata pemerintah hingga berita Washington Post.

Editor: Edi Sumardi
BBC NEWS INDONESIA
Warga di Ekuador membakar barang yang pernah disentuh mendiang korban Virus Corona atau Covid-19. 

Guayaquil, ibu kota Provinsi Guaya, merupakan pusat penyebaran Virus Corona di Amerika Latin. Rumah sakit dan kamar mayat penuh dan menyebabkan banyak keluarga terpaksa menyimpan jenazah di rumah.

"Seperti layaknya rumah sakit di zona perang. Apa yang kami saksikan seperti halnya di film horor," kata seorang dokter di rumah sakit Teodoro Maldonado Carbo.

"Istri saya tak mau saya bekerja, tapi bila saya tak datang, akan semakin banyak pasien yang meninggal," kata dokter itu kepada The Guardian.

Presiden Ekuador Lenin Moreno mengatakan, sekitar 3.500 orang kemungkinan bisa meninggal di provinsi Guaya dalam beberapa minggu ke depan.

Pemerintah kota Guayaquil mengungkapkan, mereka membagikan sekitar 2 ribu peti mati kardus untuk pemakaman dalam "situasi darurat kesehatan."

Jenazah korban Covid-19 atau Virus Corona di Ekuador dibungkus plastik dan dimasukkan ke peti kardus. Sebagian warga juga membakar barang-barang yang pernah disentuh korban.
Jenazah korban Covid-19 atau Virus Corona di Ekuador dibungkus plastik dan dimasukkan ke peti kardus. Sebagian warga juga membakar barang-barang yang pernah disentuh korban. (BBC NEWS INDONESIA)

Sampai Jumat (10/4), jumlah kasus Covid-19 di Ekuador mencapai lebih dari 4.700 orang.

Salah seorang warga bernama Bertha menceritakan apa yang mereka alami di Guayaquil.

Inilah ceritanya kepada Matías Zibell dari BBC Mundo.

 "Adik perempuanku meninggal lebih dulu. Kami membawanya ke luar ruangan. Kami duduk di luar rumahnya, dan di sanalah dia meninggal, di pelukanku. Kami mengajaknya ke apotek untuk mencari obat, tetapi dia sudah meninggal dunia," cerita Bertha.

"Kakak iparku menyaksikan keadaan istrinya dan hal ini membuatnya terkena serangan jantung."

"Di apotek kami diberitahu bahwa kami harus membawa pergi jenazah. Kami kemudian membawanya ke dalam rumah. Kami menelepon layanan darurat. Mereka tak kunjung datang."

"Akhirnya kami membungkus jenazah dengan plastik. Kami sangat takut akan menimbulkan bau." 

Kota Guayaquil dan provinsi Guaya adalah daerah yang paling terdampak pandemi Covid-19 di Ekuador.

Data resmi menyebutkan lebih dari 2.400 orang terinfeksi Virus Corona di Guaya, dengan 1.640 di antaranya di ibu kota provinsi.

"Saya lahir di Santa Elena, Manglar Alto. Orang tua saya pindah dan menetap di Guayaquil, dengan membawa anak-anak yang masih kecil. Kami sepuluh orang bersaudara."

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved