Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wawancara Eksklusif

Ketua Tim Penanganan Covid-19 RS Tadjuddin Chalid Makassar: Tiada Hari Tanpa Corona

Lalu bagaimana para dokter tersebut tetap kuat menangani pasien Covid-19 padahal ia juga berisiko tertular?

Penulis: Rudi Salam | Editor: Imam Wahyudi
Rudi/Tribun
Ketua Tim Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Tadjuddin Chalid Makassar, dr Sitti Nurisyah SpP 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jumlah pasien Corona di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan, masih terus bertambah.

Tenaga medis yang menjadi benteng perjuangan melawan Covid-19 juga tak sedikit terinfeksi virus yang awalnya berasal dari Wuhan, Tiongkok ini.

Lalu bagaimana para dokter tersebut tetap kuat menangani pasien Covid-19 padahal ia juga berisiko tertular?

Jurnalis tribun-timur.com, Rudi Salam, mewawancarai Ketua Tim Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Tadjuddin Chalid Makassar, dr Sitti Nurisyah SpP, Minggu (19/4/2020).

Berikut petikan wawancaranya:

Sejak kapan Anda bertugas di RS Tadjuddin?

-Sejak 2006.

Apakah pernah menemukan kasus mirip virus Corona, SARS dan sebagainya?

-Sewaktu sekolah spesialis pernah dengan avian influenza dan swine flu.

Bagaiman kesibukan Anda menangani pasien Corona?

-Sangat sibuk tentunya 7x24jam, tiada hari tanpa corona.

Seberapa khawatir Anda dalam menangani pasien Corona?

-Khawatir pasti ada. Tapi tanggungjawab dan panggilan hati nurani untuk kemanusiaan lebih menguasai, mengalahkan ketakutan ku.

Apa pernah terbayangkan sebelumnya akan berada di situasi saat ini, merawat pasien pandemi Covid-19 yang penyebarannya begitu masif?

-Karena sudah punya pengalaman dengan avian influenza dan swine flu jadi kehati -hatian pasti ada dan pengalaman itu mengajarkan banyak saat pandemi covid sekarang ini.

Pertama kali menangani pasien Covid-19, bagaimana perasaan Anda? Apa ada kekhawatiran tersendiri atau takut misalnya, mengingat ini virus baru yang belum banyak diketahui?

-Khawatir pasti ada.

Selama merawat pasien, ada momen tertentu yang berkesan?

-Berkesan saat pasien sembuh dan pulang, bahagia akhirnya mereka sembuh dan pulang.

Sehari biasanya Anda mengobservasi atau melayani berapa pasien?

-Selain pasien di bangsal isolasi covid ada juga pasien poli paru dan bangsal rawat inap lain dan isolasi TB. Ya sekitar 20-25 sehari.

Bagaimana ketersediaan APB untuk tenaga medis di RS Anda?

-APD menjadi masalah buat kami pasti nya dan ini masalah di semua RS khususnya APD dan masker N95.

Ketika melayani atau mengobservasi pasien (kasus dugaan corona), apa saja yang biasanya dilakukan, dan komunikasi seperti apa yang dijalin?

-Pasien akan kami tanya jawab mendalam, pemeriksaan fisis dan penunjang.

Apa yang paling sering ditanyakan pasien?

-Keluhan pasien: berapa lama demam/ riwayat demam, keluhan pernapasan sepwrti batuk, pilek, berdahak, nyeri menelan, mual muntah diare, riwayat perjalanan atau bertemu dengan orang-orang yang kemungkinan sakit atau bepergian ke terinfeksi/ transmisi, punya penyakit apa selama ini.

Pernah menangani pasien dalam kondisi kritis?

-Iya ada.

Reaksi dari keluarga bagaimana, mengetahui bahwa ibunya merawat pasien Covid-19?

-Keluarga saya panik. Saya diminta cuti kerja saja.

Apakah ada rasa khawatir Anda menularkan ke keluarga? Apalagi sebagai garda terdepan, petugas medis ini kan paling rentan tertular?

-Pasti. Lebaran ini seperti ini tidak mudik. Di rumah saja.

Apa yang diterapkan di keluarga Anda untuk mengantisipasi penularan Covid-19?

-Cuci tangan setiap akan melakukan sesuatu, kalau pulang ke rumah mandi dan ganti baju, pakai masker.

Umumnya seperti apa curhatan sesama petugas medis, khususnya perawat?

-Perawat suka mengeluhkan batuk pilek, jangan-jangan saya tertular dok. Ada juga saya demam. Apa saya tertular.

Apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada masyarakat, khususnya untuk sama-sama berjuang melawan  wabah ini?

-Bantu kami petugas kesehatan dengn tinggal di rumah. Bila anda sakit jujurlah dengan keluhannya, ini memudahkan kami. Bila isolasi mandiri patuhi protokolnya. Covid bukan aib, harus kita lawan bersama-sama.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved