FTI UMI
FTI UMI Dibantu Grab Bagikan Ratusan Paket Sembako, di Dalamnya Ada Garam, Ini Makna Filosofisnya
Di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19, Fakultas Teknologi Industri pada Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI ) membagikan 150 paket sembako
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19, Fakultas Teknologi Industri pada Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI ) membagikan 150 paket sembako kepada mereka yang membutuhkan di lingkungan FTI UMI.
Sasaran penerima paket sembako adalah petugas kebersihan (cleaning service), petugas keamanan, karyawan, dosen, dan keluarga Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI.
Pembagian sembako dilakukan guna meringankan beban mereka dalam memenuhi kebutuhan sebelum dan saat bulan suci Ramadhan 1441 H.
Paket sembako tersebut dibagikan, Sabtu (18/4/2020) siang, dari kampus FTI UMI, di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel.
Dalam pendistribusiannya hingga ke tempat tinggal penerima, FTI UMI bekerja sama dengan Grab, platform layanan on demand, menggunakan fitur GrabExpress Car Nalangin.
Sebanyak 7 mobil Grab digunakan mengantar (delivery) paket ke wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Maros.
Saat pelepasan kiriman paket, hadir Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata dan Marketing Lead Grab Area Sulawesi, Heri Siswanto.
“Terima kasih kepada Grab Makassar yang memasilitasi pengiriman paket ini secara gratis ke rumah keluarga kecil FTI UMI,” ujar Zakir Sabara H Wata.
Sebelum paket bantuan diantar, seluruh driver disemprot antiseptik, mobilnya disemprot disinfektan, diberi hand sanitizer, diberi face shield, dan wajib menggunakan handscoon sesuai dengan protokol.
Tak hanya itu, para driver yang bertugas mengantar paket sembako juga diberi paket serupa.
“Terima kasih juga kepada Tim Relawan FTI UMI yang hari ini bisa bekerja sama saling membantu, serta juga telah membagikan handscoon, hand sanitizer, face shield dan paket sembako kepada driver Grab” ujar Heri Siswanto.
Satu paket bantuan berisi 5 Kg beras, 1 rak telur ayam, 1 dos mi instan, 1 Kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 Kg tepung terigu, 1 Kg garam, dan 1 botol sirop.
Kenapa harus ada garam?
Kata Zakir Sabara H Wata, garam memiliki makna filosofis.
Dia pun menjelasaknnya, "Dalam paket ini tersirat pesan melalui 'garam' kepada seluruh sivitas akademika, bahwa jika warga masyarakat tidak disiplin, tidak sabar, tidak ikhlas dan 'keras kepala' dan masih sering keluyuran tanpa alasan penting dan tanpa alat pelindung diri, maka tidak menutup kemungkinan situasi penanganan Covid-19 ini akan berlangsung lama."
"Dengan konsekuensi semua sektor produksi terhenti dan warga terpapar semakin banyak yang pada akhirnya banyak orang akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari atau nantinya hanya bisa makan nasi dengan garam."
Pembagian 150 paket sembako juga berbarengan dengan program "gerebek" rumah kos mahasiswa FTI UMI yang tak mudik selama masa pandemi Covid-19.
Program "gerebek" itu bukan untuk menghentikan kegiatan maksiat, namun menyalurkan bantuan sembako.
Sejak, Selasa (14/4/2020) malam, tim dari FTI UMI mendatangi rumah kos mahasiswa puluhan rumah kos mahasiswa untuk menyalurkan bantuan sembako.
Ada 80 mahasiswa perantau yang terdaftar untuk menerima bantuan.
Hingga Sabtu hari ini, sudah ada 54 mahasiswa telah menerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya tersebut.(*)