Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Makassar

Apindo Sulsel: Anggaran Rp 500 M Tak Ada Artinya Jika Pengusaha Tak Membantu

La Tunreng menilai anggaran yang dipersiapkan pemerintah Provinsi Sulsel Rp 500 miliar tak ada artinya jika pengusaha tak ikut membantu.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
zoom-inlihat foto Apindo Sulsel: Anggaran Rp 500 M Tak Ada Artinya Jika Pengusaha Tak Membantu
Dok La Tunreng
La Tunreng

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulawesi Selatan, La Tunreng menilai anggaran yang dipersiapkan pemerintah Provinsi Sulsel Rp 500 miliar tak ada artinya jika pengusaha tak ikut membantu.

La Tunreng menyampaikan itu setelah memberikan bantuan paket sembako sebanyak 1.000 paket ke Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah, Kamis (16/4/2020).

Menurutnya, anggaran pemerintah Provinsi Sulsel disimpan saja untuk memulihkan keadaan setelah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berlalu.

"Karena dalam pengalaman saya sebagai pengusaha, recovery keadaan setelah wabah yang sangat membutuhkan anggaran besar," katanya.

Ia pun mengibaratkan ketika ada orang berjalan tanpa makan dan minum selama tiga hari kemudian mendapatkan air maka bukan air itu yang membuatnya sehat.

"Tapi pemulihan kondisi yang sangat membutuhkan anggaran besar. Dan ini hanya pemerintah yang bisa mengintervensi," ujarnya.

La Tunreng menyampaikan beberapa poin pertemuannya dengan Nurdin Abdullah di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, hari ini.

"Pak Gubernur sampaikan ada dana sekitar Rp 5 hingga Rp 25 miliar hari ini yang bisa digunakan, tapi saya bilang anggaran itu tak akan bisa berbuat banyak. Itu hanya akan habis sekitar 2 hari saja, setelah itu apa Pak?" jelasnya.

Sehingga, dia meminta para pengusaha untuk ikut berkontribusi dalam membantu penanganan Covid-19 ini.

Ia pun mencontohkan, bantuan dari Apindo Sulsel sebanyak 1.000 paket itu bisa membantu warga di satu Rukun Tetangga (RT).

"Kalau ini kita perbanyak maka, efeknya pasti lebih besar. Saatnya sekarang untuk saling membantu. Ini bukan lagi untuk menahan diri karena takut kehilangan," katanya.

Karena jika wabah Covid-19 terus meluas maka tak ada pengusaha yang bisa bertahan, sebesar apapun usahanya.

"Sebagai contoh Anda punya karyawan sekitar 100 orang, tapi kalau kita gaji terus tanpa usaha jalan atau pabrik jalan maka tak akan bisa membantu banyak. Dalam tiga bulan ke depan kita pasti kolaps juga," jelasnya.

Sehingga, langkah paling penting saat ini adalah lock down dengan persiapan pemerintah dan bantuan logistik dari pengusaha.

"Ini kan virus hanya bertahan selama 14 hari, kalau tak ada kena maka, wabahnya bisa berhenti. Maka, empat minggu kemudian kita bisa kembali beraktivitas kembali, usaha kembali buka dan pabrik langsung jalan dan kerugian kita bisa tutupi kembali sedikit demi sedikit dari keuntungan, dan kembali normal lagi," katanya.

Menurutnya, pengusaha yang tenang dengan penundaan pembayaran maka, akan bertahan sebentar.

"Penundaan itu kan membuat utang pengusaha bertumpuk. Bagiamana kita mau bayar utang yang banyak itu kalau usaha tak jalan," katanya.

Karena, anggaran pemerintah tak akan pernah cukup untuk menghidupi kebutuhan masyarakat.

Menurut data Apindo Sulsel, ada sekitar 12 ribu pengusaha di Makassar. Setengah dari pengusaha itu adalah level menengah ke atas.

"Kalau mereka menyumbang Rp 1 juta saja maka ini bisa mengumpulkan anggaran untuk membantu pemerintah membantu masyarakat," katanya.

Menurutnya, saat ini, butuh kerja sama tim yang kuat antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sehingga Covid-19 bisa berlalu.

"Hal itu lah yang selalu saya sampaikan ke pengusaha di semua sektor supaya membantu masyarakat melalui pemerintah. Kita percayakan pemerintah untuk menyalurkan bantuan supaya bisa terukur dan tepat sasaran," katanya.

La Tunreng percaya setiap pengusaha pasti menyiapkan anggaran cukup besar di rekeningnya.

"Pengusaha menengah pasti punya uang di rekeningnya sekitar Rp 10 miliar, kalau kita donasikan sedikit saja maka akan membantu masyarakat," katanya.

Menurutnya, pemerintah mempunyai infrastruktur untuk sampai ke bawah.

"Kalau Pak Gubernur memerintahkan maka bisa turun hingga ke bupati/wali kota, camat, lurah, desa hingga RT/RW dan dusun, belum lagi dari TNI/Polri yang punya jaringan hingga ke bawah," katanya.

Langkah PSBB yang maju mundur dianggap La Tunreng adalah efek ketakutan pemerintah tak bisa menyiapkan logistik selama masa PSBB.

"Sehingga, inilah waktunya kita untuk saling membantu. Jangan memikirkan diri sendiri di tengah wabah Covid-19 ini karena penyakit ini tak mengenal Anda kaya atau miskin," katanya.

Tetap Bisnis Makanan

La Tunreng menyampaikan, saat ini bisnis yang naik adalah bisnis makanan dan kemasan. Kontribusinya sekitar 10 persen untuk ekonomi Sulsel.

"Tapi itu bisa naik hingga 30 persen dengan adanya efek ekonomi dari bisnis makanan. Kalau itu jalan maka, Indofood akan kembali beraktivitas," katanya.

Selanjutnya, jika bisnis catering mulai jalan maka akan membuat pengusaha lain ikut bergerak.

"Pengusaha ayam potong akan bergerak, perusahaan beras, petani bergerak dan akhirnya nelayan ikut bergerak sebelum itu ambil solar di Pertamina dan kembali ikut bergerak," katanya.

Sehingga, dia meminta bisnis makanan jangan sampai lumpuh karena akan membuat lumpuh ekonomi lain di saat begini.(*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur: 

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved