Virus Corona
Pimpinan DPRD Sulsel Pakai Kalung Anti Virus Shut Out, Bisa Tangkal Corona / Covid-19? Dokter: Hoax
Serupa dengan Nagita Slavina, Raffi Ahmad, Ayu Ting Ting, hingga Ruben Onsu, pimpinan DPRD Sulsel juga pakai kalung anti virus shut out.
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Serupa dengan Nagita Slavina, Raffi Ahmad, Ayu Ting Ting, hingga Ruben Onsu, pimpinan DPRD Sulsel juga pakai kalung anti virus shut out.
Betulkah kalung ini bisa angkal Virus Corona atau Covid-19?
Dua pimpinan DPRD Sulawesi Selatan ( Sulsel ), yakni Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari dan Wakil Ketua DPRD Sulsel, Darmawangsa Muin tampak mengenakan kalung anti virus shut out ketika memimpin rapat di kantor DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Senin (13/4/2020).
Kalung warna biru muda itu kini sedang populer digunakan bersamaan dengan pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Kalung serupa juga digunakan sejumlah pesohor di Tanah Air, antara lain Nagita Slavina, Raffi Ahmad, Ruben Onsu, hingga Ayu Ting Ting.

Kalung mirip ID card itu yang diimpor dari Jepang disebut ampuh menangkal virus lantaran memiliki kandungan senyawa kimia protein dan clorine dioxide.
Dengan iming-iming anti virus, tak sedikit orang yang lantas percaya kesaktiannya.
Betulkah demikian?
Dikutip dari Nova.id, menangkal virus itu ternyata hanyalah hoaks.
Hal tersebut disampaikan dr Listya Paramita Sp KK melalui akun Instagramnya @drmita.spkk.
"Konon kabarnya benda ini lahi naik daun, memanfaatkan "kepanikan" dan "ketidaktahuan" masyarakat, apapun dengan embel-embel anti virus pasti laris.. ternyata HOAX!!!!" kata dia menulis di Instagram Story.
"Oh si artis itu pake, aku juga pake ah... ya boleh aja sih beli, tapi ya gak usah mengharapkan apa-apa dari benda kalung so called (yang disebut) 'virus shut out ini' buat hiasan doang ya bolehlah," katanya menyambung.


dr Listya Paramita Sp KK mengatakan, kalung tersebut sebenarnya sudah dilarang peredarannya di luar negeri.
Namun entah mengapa justru laris manis di Indonesia.
"Emang di Indo tuh paling gampang jualan beginian. Bahasa Inggrisin aja semua penjelasannya + tambahin bahasa kimia dikit. Langsung laris manis dagangan. Di negara lain di banned (dilarang), di Indonesia laris manis tanjung kimpul karena kita terbiasa nggumunan (terheran-heran, dan tentu saja FOMO (fear of missing out: takut ketinggalan tren)," tulisnya.