Virus Corona
Pakar Unhas: Kasus Covid-19 di Sulsel Akan Capai 143.390, Gubernur Ogah PSBB karena Takut Kelaparan
Pakar Unhas: kasus Covid-19 di Sulsel akan capai 143.390, Gubernur belum mau PSBB karena takut warga kelaparan.
Tim pakar gabungan dari Unhas memprediksi puncak pandemik di Sulsel terjadi pada akhir bulan Mei dengan jumlah kasus diperkirakan sekitar 80 ribu.
Puncak pertambahan kasus baru di diperkirakan terjadi pada hari ke-30, atau tanggal 17 April 2020.
“Modeling ini penting dipaparkan agar ada bayangan seperti apa besaran masalah yang akan dihadapi selama pandemi global itu merebak, sehingga bisa dilakukan persiapan logistik yang dibutuhan untuk menghadapi masalah tersebut,” kata Ketua Tim Unhas untuk Modeling Kasus Covid-19 di Sulsel, Ansariadi PhD.
Metode yang digunakan dalam modeling kasus tersebut ada dua yakni estimasi jumlah total kasus berdasarkan estimasi attack rate dalam populasi.
Itu dihitung dari estimasi attack rate scenario 1,6%, 20% dan 30% (ECPDPC, 2020).
Kemudian jumlah penduduk Sulsel 8,851,240 (BPS, 2019) dan data positif Covid-19, dibandingkan Tempat Tidur, ICU, Ventilator (Kemenkes data from SIRS Yankes).
Kemudian metode kedua modeling kurva peningkatan kasus Richard’s Curve.
Hasilnya, estimasi dari dua model perkiraan total yang terinfeksi di Sulsel berjumlah 143,390, perkiraan yang asymptomatic atau gejala ringan 70.000 sampai 80.000 orang.
“Kami membuat modeling tersebut setelah melakukan Zoom call dengan tim Gugus Covid Sulsel pekan lalu. Dan kami mendapatkan informasi bahwa Tim Gugus belum memiliki prediksi kasus Covid di Sulsel," kata Ansariadi.
Alasan Gubernur Ogah Berlakukan PSBB
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, masih enggan memberlakukan PSBB seperti di Jakarta.
Mantan dosen ilmu pertanian Unhas itu mengaku memiliki pertimbangan yang cukup besar bila ingin memberlakukan PSBB di Sulawesi Selatan.
"Kita harus lebih hati-hati memberlakukan (PPSB) di Sulsel karena tidak semua wilayah itu sama dari 24 kabupaten/kota. Episentrum penyebaran itu mulai dari Makassar terus daerah penyangga kita Gowa dan Maros. Nah, ini sekarang kita fokus di sini," ujar Nurdin Abdullah saat menjawab pertanyaan wartawan, Selasa (7/4/2020), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Bila ingin menerapkan PSBB, maka beberapa warga yang bekerja sebagai petani terancam kelaparan dan terancam tak akan memanen hasil tanamannya.
Terlebih, saat ini sudah memasuki musim tanam produk pangan.