Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Serentak 2020

Penundaan Pilkada Untungkan Kandidat dengan Elektoral Rendah

Seperti diketahui, Pilkada Serentak yang rencananya digelar (23/9/2020) harus ditunda lantaran Covid-19 yang masih terus mewabah.

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN TIMUR/ABDUL AZIS
Pengamat Politik Universitas Bosowa Arief Wicaksono (kemeja hijau) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Pengamat politik asal Universitas Bosowa (Unibos) Makassar Arief Wicaksono melihat, bakal calon kepala daerah (Cakada) dengan tingkat popularitas, penerimaan atau akseptabilitas hingga keterpilihan atau elektabilitas masih rendah, diuntungkan dengan penundaan Pilkada Serentak.

"Kenapa? Kandidat masih memiliki banyak waktu untuk bersaing dengan bakal calon yang memiliki elektoral (pemilihan) yang cukup tinggi," ujar Arief yang ditemui belum lama ini.

Seperti diketahui, Pilkada Serentak yang rencananya digelar (23/9/2020) harus ditunda lantaran Covid-19 yang masih terus mewabah.

Penundaan ini membuat waktu pelaksanaan Pilkada semakin panjang.

"Penundaan pelaksanaan Pilkada ini pastinya akan dimanfaatkan dengan baik oleh bakal calon yang memiliki survei rendah untuk meningkatkan elektabilitasnya," ujar dosen Unibos itu.

Karena waktu pelaksanaan Pilkada semakin panjang, maka semakin banyak pula kesempatan buat bersosialisasi.

Meski demikian, masih ada sejumlah bakal claon bersurvei rendah ini, terutama cara mereka menarik perhatian partai politik dan investor.

“Yang jadi masalah adalah apakah penambahan waktu ini membuat kandidat bersurvei rendah bisa menarik minat partai atau menarik minat investor untuk membiayai majunya yang bersangkutan,” ujarnya.

Pengamat Politik Universitas Bosowa, Arief Wicaksono
Pengamat Politik Universitas Bosowa, Arief Wicaksono (TRIBUN TIMUR/ABDUL AZIS)

Oleh karena itulah bakal calon bersurvei rendah ini mesti memperkuat lagi usahanya untuk menarik minat parpol agar tertarik mengusungnya.

“Jadi tetap ada kekurangannya. Seandainya dia adalah kandidat yang bagus tentu surveinya akan bagus," katanya.

"Cuma masalahnya jika kandidat tersebut agak rendah surveinya maka usahanya harus keras menarik minat partai politik dan juga investor untuk anggaran-anggaran yang bisa dia gunakan nanti untuk menghidupi masa perpanjangan ini," jelasnya.(tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur: 

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved