Update Corona Makassar
Bosowa Peduli Sumbang Alat Penunjang Lab RS Unhas untuk Penanganan Pasien Covid-19
Bosowa Peduli menyumbangkan peralatan penunjang laboratorium Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas).
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bosowa Peduli menyumbangkan peralatan penunjang laboratorium Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (RS Unhas) untuk penanganan pasien virus Corona (Covid-19).
Bantuan secara simbolis diserahkan oleh Dewan Pembina Bosowa Peduli, Melinda Aksa ke Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu di Ruang Rektor Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Selasa (7/4/2020).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Bosowa Peduli, Marini Mallagennie dan Direktur Rumah Sakit Unhas, Prof Syafri Kamsul Arif.
Dewan Pembina Bosowa Peduli, Melinda Aksa menyebutkan bahwa bantuan yang diberikan berupa Real time PCR, Chamber A2, Micropipet dan tips, Reagen PCR Korea dan Flock swab.
"Alat Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR) yang berfungsi sebagai alat diagnostik keberadaan virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19, BSC level 2 A2 merupakan alat untuk mengerjakan pemeriksaan sampel dengan tingkat keamanan yang tinggi," jelasnya.
Terdapat juga alat swab nasofaring yang berfungsi untuk mengambil sampel swab dari hidung pasien.
"Swab nasofaring merupakan bahan yang digunakan untuk mengambil sampel swab hidung dari pasien. Jumlahnya 20 ribu picis yang diserahkan secara bertahap. Ada Micropipet dan Reagen pemeriksaan Covid-19," katanya.
Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina pada kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada Bosowa Peduli yang telah membantu dalam penanganan Covid-19.
"Alhamdulillah, terima kasih kepada Bosowa Peduli yang telah penanganan Covid-19," ujarnya.
Sementara itu, Marini Mallagennie berharap dengan bantuan tersebut dapat memberi manfaat bagi warga Sulsel.
"Kami berharap agar bantuan ini dapat memberi manfaat bagi warga Sulsel khususnya Makassar, dan dengan alat ini kita bisa deteksi dini mereka yang positif Covid-19. Apalagi kita tahu, dari 1 juta penduduk indonesia, hanya 36 yang dapat diperiksa dengan teknologi yang ada di Indonesia saat ini, jadi sangat terbatas," harapnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, Rudi Salam
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)