Update Corona Sulbar
Dua Kali Kabur dari RS Pelamonia, Pasien Positif Covid-19 Ber-KTP Mamuju Isolasi Mandiri di Makassar
Pasien yang diketahui berjenis kelamin laki-laki inisial A terdaftar sebagai pasien di Rumah Sakit Plamonia Makassar.
Penulis: Nurhadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Satu pasien positif Virus Corona asal Mamuju, Sulawesi Barat, dikabarkan isolasisi mandiri di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pasien yang diketahui berjenis kelamin laki-laki inisial A terdaftar sebagai pasien di Rumah Sakit Pelamonia Makassar.
Pasien tersebut dimasukkan dalam pendataan di Sulbar karena pertimbangan Kartu Tanda Penduduk (KTP), asal Sulbar.
Sehingga menggenapkan Sulbar menjadi dua positif Covid-19 per 5 April 2020.
Kadis Kominfo Sulbar, Safaruddin Sanusi DM mengatakan, pasien dinyatakan isolasi mandiri karena sudah dua kali kabur dari ruangan isolasi RS Pelamonia Makassar.
"Kita belum ketahui namanya, tapi berdasarkan informasi dari dokter yang menangani di RS Pelamonia, bahwa sudah dua kali melarikan diri dari rumah sakit," kata Safaruddin, yang juga Jubir Covid-19 Sulbar.
Sehingga diputuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Safaruddin menjelaskan, sebenarnya pasien merupakan tanggung jawab gugus tugas Sulsel, karena dirawat di RS Pelamonia tanpa mendapatkan rujukan dari Mamuju.
"Sementara kami melacak nama dan keberadaannya di kota Makassar, jangan sampai tiba-tiba masuk di Mamuju," tambah Safaruddin.
Menurut penjelasan dokter, pasien tersebut berumur 25 tahun, bukan pejabat, bukan juga dari TNI-Polri.
Tim Gugus Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Provinsi Sulbar juga sudah turun tangan, mencoba melacak dan membangun komuniasi dengan pihak keluarga pasien.
"Sedang ditelusuri, apakah pasien kena virus corona berawal di Makassar atau di Mamuju, yang jelas dia ditangani di Makassar tapi beralamat KTP Mamuju,"tuturnya.
Pasien Positif Tembus 100-an, Mayoritas KTP Makassar
Pasien positif corona (Covid-19) di Sulsel terus bertambah.
Hingga Senin (6/4/2020) malam, terdapat penambahan kasus 30 pasien positif.
Sebelumnya, Minggu (5/4/2020), 82 pasien, kini bertambah menjadi 112 pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Muhammad Ichsan Mustari, mengatakan bahwa dari 30 pasien positif tersebut, 50% berasal dari Makassar.
"Ada penambahan, jumlah positif sebanyak 30. Dari 30 itu ada 50% di Makassar, jadi ada 15 di Makassar," katanya dalam Video Conference Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Sulsel, Senin (6/4/2020) malam.
Selanjutnya, kata dia, 7 orang berasal dari Sidrap, 2 dari Gowa dan 3 dari Maros.
"Ada 7 dari Sidrap, ada tambahan di Gowa sebanyak 2, di Maros 3," katanya.
"Di Pangkep, Luwu dan Takalar masing-masing 1," sambungnya.
Sementara, Orang Dalam Pemantauan (ODP) 2308 dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) 282.
5 Dampak Ekonomi Corona, Banyak Karyawan Dirumahkan
Inilah Dampak Virus Corona di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Puluhan hotel tutup, restoran tutup karena Covid-19
Sudah satu bulan lebih, Indonesia diguncang ketakutan penularan Virus Corona atau Covid-19.
Si Kecil Corona pertama kali diumumkan oleh Presiden Jokowi 2 Maret 2020 tiba di Indonesia.
Kini dampaknya mulai terasa hingga ke sektor ekonomi.
Dirangkum reporter desk ekonomi tribun-timur.com, berikut beberapa dampak Covid-19 menghantam sendi-sendi perekonomian Kota Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan.
Negara harus hadir secepatnya agar tidak menimbulkan dampak sosial yang lebih parah.
Kota Makassar disebut-sebut gerbang ekonomi Indonesia Timur.
1. Ribuan Karyawan Sudah Dirumahkan
Sebanyak 2.596 karyawan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dirumahkan akibat merebaknya wabah covid-19 atau virus corona.
Kebijakan perumahan pekerja itu dari 54 perusahan maupun perhotelan.
"Dari data yang kami peroleh dari beberapa perusahaan, sementara ada 2.596 karyawan di rumahkan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Makassar, A. Irwan Bangsawan, Senin (6/4/2020).
Ribuan pekerja terpaksa dirumahkan karena dengan adanya kebijakan pemerintah menutup tempat usaha selama masa pandemik covid-19.
"Untuk pekerja yang kena PHK karena wabah, belum ada masuk. Data sementara yang kami peroleh baru pekerja di rumahkan dan mereka kembali bekerja setelah situasi kembali membaik," ujarnya.
Irwan mengaku angka itu kemungkinan bertambah, karena masih ada perusahaan yang belum melaporkan kondisi perusahaan mereka pasca wabah ini.
Disnaker Makassar saat itu terus melakukan pendataan sebagai basis data bagi pemerintah untuk mengkaji penanganannya demi kelangsungan hidup para pekerja.
"Kami masih melakukan pendataan dan selanjutnya kami laporkan ke Disnaker Provinsi," ujarnya.
Lalu bagaimana kelangsungan hidup karyawan yang dirumahkan itu?
Irwan menjelaskan khusus karyawan yang dirumahkan, setiap perusahaan punya kebijakan berbeda.
Ada yang masih mendapat gaji penuh.
Ada pula yang hanya 50 % dari total gaji.
2. Untungnya Belum Ada PHK
Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK adalah kalimat yang sangat menakutkan bagi karyawan.
PHK berarti penghasilan untuk memutar ekonomi keluarga terancam.
Untungnya, di Sulsel belum ada laporan perusahaan melakukan PHK terhadap karyawannya.
"Untuk PHK masih belum ada data yang disampaikan oleh perusahaan ke disnaker," ujar
Kepala Disnakertras Provinsi Sulsel Darmawan Bintang.
Menurut Darmawang dari laporan data diterima Disnakertran dari perusahaan baru perkeja atau karyawan di rumahkan dengan gaji 50 persen dari total gaji diterima.
Kebijakan perusahaan itu berlaku sampai menunggu keadaan membaik untuk bekerja kembali.
3. Puluhan Hotel dan Restoran Tutup
Sebanyak 26 hotel memutuskan untuk menghentikan sementara operasionalnya.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga mengatakan, hal tersebut dilakukan karena pihak hotel tak mampu lagi bertahan di tengah virus corona yang semakin merebak.
Nama-nama hotel yang memutuskan tutup sementara antara lain:
Hotel Raising tutup 23 Maret 2020
Hotel Celebes Malino tutup 24 Maret.
Allson Hotel
Favor Hotel
Hotel Jolin,
d'Maleo Hotel
Hotel Lestari
Hotel Savu (semuanya tutup mulai 25 Maret)
Grand Palace Hotel tutup 27 Maret
M Regency tutup 28 Maret
Hotel Celebes Indah tutup 28 Maret
Ramedo Hotel tutup 30 Maret
Sementara hotel yang akan tutup pada 1 April 2020 yakni
Aerotel Losari
Singgasana
Santika
Max Hotel & Comfort SPA
Hotel Toddopuli Mas
Wisma Makassar
Hotel Celebes
Hotel Citra Celebes
Amaris Hertasning
Amaris Panakkukang
Amaris Pettarani
Hotel Bali
Travellers Hotel Phinisi.
"Masing-masing akan tutup sampai akhir Mei 2020, sembari kita ikuti perkembangan," kata Anggiat.
Menurut General Manager Claro Makassar ini, penutupan ini dilakukan karena okupansi turun drastis sejak 2 Maret 2020.
"Okupansi kunjungan ataupun hunian turun sejak presiden Jokowi mengumumkan corona telah masuk di Indonesia," ujarnya.
Baginya, imbas virus dari virus corona ini baik hotel maupun restoran tak mampu bertahan. Sebab, tak ada lagi yang menginap ataupun gelaran event.
"Pemasukan hotel tentu dari hunian kamar, event dan restoran. Jika tak ada pengunjung mana mungkin bisa bertahan. Ditambah lagi harus bayar pegawai dan biaya operasional lainnya," jelasnya.
Untuk itu, solusi yang bisa dilakukan pihak hotel ialah menghentikan operasional sementara.
4. Keringanan Pajak dari Pemkot Makassar
Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb menyetujui adanya keringanan pajak untuk para pelaku usaha di dunia industri.
"Ada keringanan bagian dari kebijakan kita," kata Iqbal Suhaeb, Senin (30/3/2020).
Apa saja keringanan itu, Iqbal akan menyesuaikan dengan permintaan dari masing-masing asosiasi usaha.
"Nanti ada permintaan dari asosiasi masing-masing," kata Iqbal Suhaeb.
Sebelumnya, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Makassar juga sudah melaporkan pembebasan dari pajak khusus untuk hotel dan restoran.

Melalui Sekretaris Bapenda Kota Makassar, Suwiknyo HS, pembebasan pajak ini sudah mendapatkan persetujuan dari wali kota Makassar.
"Tapi, untuk pribadi (pemilik hotel) bisa mengajukan langsung, nanti akan disesuaikan keringanan pajak itu sesuai dengan level hotel itu," kata Suwiknyo.
Menurutnya, semua bentuk keringanan pajak itu membutuhkan persetujuan dari wali kota Makassar.
"Harus ada persetujuan, dan ada surat PHRI masuk ke kita. Kami sudah sampaikan ke Pak Wali," katanya.
5. Semoga Ada Bantuan Langsung Tunai
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel meminta kepada pemerintah untuk menyalurkan bantuan kepada karyawan hotel yang dirumahkan efek Covid-19.
Efek Covid-19 ini membuat semua event dan okupansi hotel turun drastis.
Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengatakan, hingga saat ini belum ada perkembangan baik terkait bisnis hospitality dan restoran.
"Belum ada perkembangan. Saya berharap saja BLT (Bantuan Langsung Tunai) segera disalurkan kepada karyawan-karyawan yang di rumahkan untuk eliminir kriminal sosial di tengah masyarakat," kata Anggiat, Minggu (5/4/2020).
Menurutnya, ketua Umum PHRI sudah melakukan pertemuan dengan pihak pemerintah.
"Bahkan ketua umum juga sudah berteriak tapi pemerintah belum bergerak. Mungkin setelah aksi penjarahan baru pemerintah bergerak," katanya.(*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)