Dia memaklumi, minimnya kesadaran warga untuk memutus mata rantai wabah ini, lebih karena motif ekonomi, pemenuhan kebutuhan hidup dasar.
Update Corona Makassar
Polisi dan Relawan Akui Kesadaran #DiRumahSaja Warga Kota Masih Rendah
Dia memaklumi, minimnya kesadaran warga untuk memutus mata rantai wabah ini, lebih karena motif ekonomi, pemenuhan kebutuhan hidup dasar.
Penulis: Alfian | Editor: Thamzil Thahir
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Tiga pekan sudah kampanye #diRumahSaja digaungkan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran wabah virus Corona.
Bagaimana efektifitasnya?
Kelompok relawan dan aparat kepolisian yang sudah tiga pekan aktif mengkamoanyekan gerakan ini mengkonfirmasikan masih minimnya kesadaran warga kota.
Kepala Kepolisian Sektor Kota (Kapolsekta) Panakkukang, Makassar, Komisaris Polisi Jamal Fathurrahman (35), mengakui, tingkat kesadaran warga di wilayah tugas pantauannya belum bisa disebut diindahkan.
“Personel kita keliling ke pusat pusat kuliner, warkop, lorong dan pemukiman, sejauh ini kesimpulan kami, kesadaran warga masih minim,” katanya kepada Tribun Timur, Kamis (2/4/2020) malam.
• Keresahan Di Antara Minimnya Kesadaran Warga dan APD Covid-19
• NA Minta Warga Masuk Sulsel Dikarantina 14 Hari
• Update Corona Sulsel Jumat 3 April 2020: Sembuh 4 Orang, Meninggal 5 Orang, Positif 82 Orang
Kapolsek urban di area pusat jasa dan perdagangan kota mengkonfirmasi hampir semua personel markas polisi level kecamatan itu, mulai unit sabara, lalulintas, reserse, intel hingga bintara administrasi turunkan untuk mensosilisasikan imbauan “jaga jarak’ dan kumpul-kumpul jika tak penting.
Namun kesadaran itu dikalahkan desakan perut.
Dia bercerita, beberapa kali dia dan personelnya coba membubarkan ‘kongkow-kongkow” warga di warung kopi, tapi respon yang dia dapat membuatnya ‘mafhum’.
“Kami mau makan apa Pak kalau hanya tinggal di rumah,” ujar perwira lulusan Akpol 2005 ini, di markasnya, Rabu (1/4) malam.
Sepekan terakhir, mantan Kapolsek Mamajang ini, aktif mendamingi aksi penyemprotan, bagi-bagi masker dan handsanitizer oleh kelompok relawan Fakultas Teknologi Industri UMI, tim gugus medis Ikatan Dokter Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia ( ARSSI ) Sulsel, dan Perhimpunan Tionghoa ( INTI ) Sulsel dan Polsek Panakkukang dan kelompok masyarakat lain.
Ketua Tim Relawan FTI MUI, Dr Zakir Sabara HW MT, juga miris menemukan respons rendahnya kesadaran warga kota.
Sejak dua pekan lalu, sekitar 20-an relawan mahasiswa dan dosen ini, memilih aksi sosial tinimbang berkoar imbauan di sosial media.
Hingga Kamis (2/4) ini, setidaknya sudah 83 fasilitas publik yang mereka rambah.
Ada 38 sarana medis; 15 rumah sakit, 13 puskesmas, 16 sarana ibadah; (13 masjid 2 gereja, 1 klenteng), dan tujuh markas aparat (polsek dan koramil) serrta 32 sarana layanan publik sektor pendidikan, pemerintah, dan transportasi.
Dia menggaris bawahi kesadaran #stayathome atau #workfromhome hanya di level kelas menengah kota.
Untuk menaikkan level kesadaran ini, Panglima Kodam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Sumangerukka, Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, dan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah selaku penanggungjawab Gugus Kendali COVID-19 Sulsel, terus mengingatkan aparat untuk aktif sosialisasi ke level lorong.
Kesadaran publik hanya untuk pencegahan.