Virus Corona
Binatang yang Diduga Menjadi Penyebab Covid-19 atau Virus Corona, Temuan dan Analisa Ilmuan
Teka-teki binatang diduga penyebab Virus Corona atau Covid-19 masih menjadi tanda tanya banyak kalangan
Pasar hewan liar
Trenggiling dan spesies hewan liar lain, termasuk beragam spesies kelelawar, sering dijual di pasar hewan, kata Prof Cunningham, dan ini menyediakan peluang virus berpindah dari satu spesies ke yang lain.
"Pasar hewan liar menyediakan kondisi ideal untuk terjadinya tumpahan penyakit dari satu spesies ke yang lain, termasuk ke manusia," ujarnya.
Pasar hewan di Wuhan, yang ditutup sesudah wabah, memiliki bagian khusus hewan liar.
Di situ hewan hidup dan yang sudah dipotong dijual, termasuk bagian tubuh unta, koala, dan burung.
Laporan koran The Guardian menyebutkan, ada toko yang menyediakan anak serigala, jangkrik emas, kalajengking, tikus bambu, tupai, rubah, musang, landak, salamander, kura-kura, dan buaya.
Sejauh yang diketahui, kelelawar dan trenggiling tak ada di daftar, tetapi pihak berwenang di China punya informasi intelijen hewan apa saja yang dijual di sana, kata Prof Ball.
"Kita ingin tahu apakah ini sesuatu yang terjadi lagi karena ini penting dari kacamata kesehatan masyarakat," katanya.
"Juga penting untuk tahu secara persis spesies hewan apa yang ada dan kondisi apa yang menyebabkan terjadinya peristiwa tumpahan itu". Banyak virus yang kita kenali sekarang ini tiba melalui hewan liar.
Misalnya Ebola, HIV, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), dan kini virus corona.
"Jika kita paham faktor-faktor yang mendatangkan risiko, kita bisa mencegah hal ini terjadi tanpa harus membawa pengaruh buruk kepada hewan liar," kata Prof Cunningham.
Para pegiat lingkungan kepayahan meyakinkan bahwa sekalipun kelelawar membawa banyak virus, mereka juga amat penting bagi kelangsungan ekosistem.
"Kelelawar pemakan serangga, makan serangga dalam jumlah banyak seperti nyamuk dan hama pertanian. Kelelawar buah melakukan penyilangan pohon dan penyebaran bibit," katanya.
"Penting sekali spesies-spesies ini tidak dibunuh dengan alasan keliru untuk 'mengendalikan penyakit'," katanya.
Sesudah wabah SARS pada tahun 2002-2003 yang disebabkan oleh virus corona yang sangat mirip ada larangan sementara terhadap pasar hewan liar.