Virus Corona
Patuhi Pemerintah, Jamaah Tabligh Kerung-Kerung Tak Gelar Malam Ijtima', Pertama dalam 34 Tahun
Dalam catatan Tribun, jamaah tabligh di Makassar, sekitar tahun 1986 awalnya beraktivitas di Kompelks Masjid Raya, Bontoala, Makassar.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Thamzil Thahir
“Kita tidak lama di sini, karena jamaah tambah banyak, lalu pindah ke Masjid Mamajang Raya di Jl Veteran Selatan, “ kata Ocha Alim (50), salah satu jamaah Tabligh, asal Jl Pongtiku, kepada Tribun.
Presiden The Macz Man ini, menyebutkan dia ikut jamaah tablig sejak duduk di bangku kelas I di SMP 4 Makassar.
Dia mengenang di masa itu, salah satu ulama besar Jamaah Tablig di Sulsel, adalah almarhum KH Jabbar Assyiri, KH Djalil, dan dokter Alimin Maidin, Drs H Hatta Walinga, selalu datang memberi ceramah.
“Pertemuan malam Jumat itu tak pernah putus. Usai lailatul Ijta’ inilah yang jadi modal kita untuk khuruj 3 hari, atau 40 hari,” kata Ocha yang sejak 1997, bermukim di Jl Salahutu I, sekitar 500 m Masjid Jami’ Kerung-Kerung.
Sebelum pindah ke Masjid Jami’ Kerung-Kerung, aktivitas dakwah jamaah Tabligh banyak terkonsentrasi di Jl Veteran Selatan, hingga awal dekade 2000-an.
Di awal pemerintahan Ilham Arief Sirajuddin sebagai Wali Kota Makassar (2004), pemerintah kota akhirnya ‘bermigrasi’ ke kompleks masjid yang lebih luas di Kerung-kerung, eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan pool truk Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Makassar.
Lima tahun terakhir, sebagian elite Jamaah Tabligh Kerung-Kerung, juga mendirikan pusat dakwah di kawasan Jl Hertasning dan Jl Tun Abdul Razak.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (BaLitbang) Kemenang Sulsel, Dr Saprillah Al Baiquni menyebut, sejauh ini pihaknya baru mengidentifikasi dua faksi Jamaah Tabligh di Sulsel.
“Yang pertama dari Kerung-Kerung itu Jamaah Syura Alamiyah, yang pusat dakwahnya di Jakarta ada di Ancol. Sedangkan faksi kedua kelompok Maulana Saad di Masjid Nurul Ilmi, Jl Hertasning. dan pusatnya di Jakarta di kawasan Kebon Jeruk Jakarta,” ujarnya, via telepon tadi malam.
Dia mendapat laporan bahwa hajatan Ijtima yang batal digelar di Pakkatto, digagas Jamaah Tabligh Syuro Alamiyah.
Sedangkan pertetemuan Jamaah Tablih di Petaling Malaysia, digelar faksi Maulana Saad.
Bahkan, hasil identifikasi terbaru Jamaah Tabligh Maulana Saad, di Makassar juga kini ada faksi yang juga aktivitas jamaahnya di perbatasan Makassar dan Gowa.
Saprillah menyebut, penelitian mendalam tentang ormas Islam di Sulsel ini adalah bagian dari pemetaan perkembangan Islam di Indonesia.
Penelitian ini akan fokus ke tokoh, peta dakwah, dan motif munculnya faksi-faksi ini.
Sejauh ini, yang terbaca karena perbedaan ke-Amiran. Jamaat Tabligh SA masih memakai kepemimpinan model presidium atau mejelis.