Google Doodle Recognizing Ignaz Semmelweis and Handwashing, Siapa Dia? Jasa, Hal Pilu Jelang Wafat
Google Doodle Recognizing Ignaz Semmelweis and Handwashing, siapa dia? Jasa dan hal pilu jelang wafat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Google Doodle Recognizing Ignaz Semmelweis and Handwashing, siapa dia? Jasa dan hal pilu jelang wafat.
Laman mesin pencarian Google pada Jumat (20/3/2020) menampilkan doodle seorang tokoh dengan gambar cuci tangan.
Judul Google Doodle pada hari ini adalah Recognizing Ignaz Semmelweis and Handwashing (
Mengenal Ignaz Semmelweis dan Mencuci Tangan).
Google menjelaskan soal kenapa doodle seperti ini dimunculkan pada hari ini.
Ini terkait dengan pencegahan penularan Virus Corona.
"Doodle pada hari ini mengikuti anjuran resmi tentang cara mencuci tangan dengan benar dari Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ). Pelajari lebih lanjut tips mencuci tangan di sini, atau lihat video di bawah ini:
Lihat informasi terbaru dari WHO tentang wabah COVID-19 dan cara-cara melindungi diri Anda di sini."
Demikian ditulis Google.
Siapa Ignaz Semmelweis?
Siapa sosok Ignaz Semmelweis dalam doodle tersebut?
Disalin dari laman Wikipedia.org, Ignaz Semmelweis atau Ignaz Philipp Semmelweis adalah adalah seorang dokter asal Hongaria keturunan Jerman.
Ia dikenal sebagai pelopor prosedur antiseptik.

Sosok yang lahir pada Juli 1818 dan meninggal dunia pada 13 Agustus 1865 telah dijuluki sebagai "penyelamat ibu-ibu" karena ia telah menemukan bahwa kemungkinan terjadinya demam puerperal dapat dikurangi secara drastis dengan melakukan disinfeksi tangan di klinik obstetri.
Demam puerperal sering terjadi di rumah sakit pada pertengahan abad ke-19 dan seringkali berakibat fatal.
Ignaz Semmelweis mengusulkan agar dokter mencuci tangan dengan larutan kapur yang terklorinasi.
Usulan ini dikemukakan pada tahun 1847 saat ia bekerja di Klinik Obstetri Pertama Rumah Sakit Umum Wina karena di situ tingkat kematian di bangsal dokter tiga kali lebih tinggi daripada tingkat kematian di bangsal bidan.
Ia menulis sebuah buku mengenai penemuannya yang berjudul Die Ätiologie, der Begriff und die Prophylaxe des Kindbettfiebers (Etiologi, Konsep dan Profilaksis Demam Puerperal).
Walaupun telah menerbitkan hasil yang menunjukkan bahwa disinfeksi tangan mengurangi tingkat kematian hingga di bawah 1 persen, pengamatan Ignaz Semmelweis bertentangan dengan pendapat medis yang diterima pada saat itu, sehingga komunitas kedokteran menolak gagasan ini.
Ignaz Semmelweis tidak dapat menjelaskan secara ilmiah mengapa penemuannya bisa menurunkan tingkat kematian, dan beberapa dokter merasa tersinggung dengan usulan agar mereka mencuci tangan terlebih dahulu.
Praktik Ignaz Semmelweis baru diterima secara luas setelah ia meninggal, terutama setelah Louis Pasteur berhasil membuktikan kebenaran teori kuman dan setelah Joseph Lister melakukan operasi dengan metode higenis dan sangat berhasil.
Semenjak tahun 1861, Ignaz Semmelweis mengalami gangguan-gangguan kejiwaan.
Ia juga mengalami depresi dan sering melamun.
Setelah mendapatkan kritik negatif dari luar negeri, Ignaz Semmelweis menghujat orang-orang yang menyerangnya.
Ia menuduh mereka sebagai "pembunuh yang tidak bertanggung jawab" dan "orang bodoh".
Pada pertengahan tahun 1865, perilakunya mulai mengesalkan dan mempermalukan rekan-rekannya, dan ia juga mulai mabuk-mabukan.
Akibatnya, pada tahun yang sama, Semmelweis dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa.
Di situ ia meninggal dunia akibat piaemia pada umur 47 tahun setelah dipukuli hingga mati oleh para penjaganya, 14 hari setelah ia dimasukkan ke institusi tersebut.(*)