Ternyata Kasus Corona Pertama Diduga Muncul Sejak 17 November 2019, Pasien Nol Masih Jadi Misteri
Dikutip dari wolrdmeter.info, sampai dengan hari ini, Jumat (13/03/2020) pagi total ada 134,769 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia.
TRIBUN-TIMUR.COM-Virus Corona terus menyebar ke seluruh dunia. Jumlah kasus Virus Corona pun terus bertambah.
Dikutip dari wolrdmeter.info, sampai dengan hari ini, Jumat (13/03/2020) pagi total ada 134,769 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia.
Adapun jumlah kematian ada sebanyak 4.983 dan total mereka yang sembuh adalah sebanyak 70.387.
Namun hingga saat ini, belum diketahui secara pasti kapan kasus Virus Corona pertama kali muncul di China.
Dikutip dari Tribunnews.com, laporan terbaru pemerintah China menyebut virus Corona diduga menginfeksi orang pertama di China pada 17 November 2019.

Hal itu jauh lebih awal dari laporan sebelumnya yang menyebut kasus virus Corona pertama pada bulan Desember.
Data yang menyebut orang pertama China terkena virus Corona itu merupakan data pemerintah China yang diterima South China Morning Post.
Berdasakan data pemerintah itu, seorang pria berusia 55 tahun dari provinsi Hubei diperkirakan menjadi orang pertama yang terkena Covid-19 pada 17 November 2019.
• VIDEO: Bek Juventus Positif Tertular Virus Corona, Cristiano Ronaldo Pilih Pulang ke Portugal
Setelah tanggal 17 November itu, setiap harinya dilaporkan satu hingga lima kasus baru virus Corona.
Pada 15 Desember, jumlah orang yang terinfeksi mencapai 27 orang.
Jumlahnya terus meningkat dua digit dan pada 20 Desember jumlah kasus positif Corona telah mencapai 60 orang.
Dokter Menyadari Adanya Penyakit Virus Corona Jenis Baru pada Akhir Desember
Wawancara dengan whistle blower dari komunitas medis mengungkap dokter China baru menyadari mereka sedang mengdadapi penyakit jenis baru pada akhir Desember.
Para ilmuwan telah mencoba memetakan pola penularan awal Covid-19 setelah virus mewabah di Wuhan pada Januari 2020.
Dengan memahami bagaimana penyakit tersebut menyebar akan menentukan bagaimana kasus yang tidak terdeteksi dan tidak terdokumentasi memberi kontribusi pada penularan.
