Defisit Gula
Sulsel Defisit 90 Ribu Ton Gula, Kadisdag: Importasi Bisa Swasta
Kepala Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan (Disdag Sulsel), Hadi Basalamah mengatakan stok gula di Sulsel sangat terbatas.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan (Disdag Sulsel), Hadi Basalamah mengatakan stok gula di Sulsel sangat terbatas.
Melihat neraca gula Sulsel, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV yang sekarang ditangani PTPN IX produksinya minim.
"Produksi tiga pabrik (PGB Arasoe, PGB Camming, Pabrik Gula Takalar) kita hanya 30 ribu ton setahun, sementara serapannya sekitar 120 ribu ton, bisa naik 10-15% di peak season," ujar Hadi yang ditemui di Hotel Aryaduta, Jl Penghibur Makassar, Rabu (11/3/2020).
Kekurangan suplai sekitar 90 ribu ton ini, lanjut Hadi, diambil dari gula dalam negeri dan luar negeri.
"Kemendag berencana mengimpor 438.802 ton gula kristal mentah (raw sugar) untuk industri dari India. Berapa untuk Sulsel? Belum ada pembicaraan," tuturnya.
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 14 Tahun 2020 tentang Ketentuan Impor Gula.
Ketentuan itu diundangkan pada (18/2/2020) dan berlaku 30 hari kemudian. Ketentuan menggugurkan regulasi serupa sebelumnya, yakni Permendag No 117 Tahun 2015
Regulasi baru itu membolehkan swasta ikut mengimpor gula untuk stabilisasi harga di tingkat konsumen, tidak hanya untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Dengan dilakukan oleh swasta, maka diharapkan ini lebih baik, ketersediaannya lebih pasti dan ini yang akan menormalisasikan harga kembali," ujarnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)
