Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ningsih Tinampi

WOW Ternyata Segini Biaya Pengobatan Dipatok Ningsih Tinampi, Tak Sedikit & Uangnya Dipakai Buat Ini

WOW Ternyata Segini Biaya Pengobatan Dipatok Ningsih Tinampi, Tak Sedikit & Uangnya Dipakai Buat Ini

Instagram Ningsih Tinampi @officialningsihtinampi
Ningsih Tinampi saat melakukan pengobatan 

WOW Ternyata Segini Biaya Pengobatan Dipatok Ningsih Tinampi, Tak Sedikit & Uangnya Dipakai Buat Ini

TRIBUN-TIMUR.COM,- Tak sedikit yang menyebut biaya pengobatan Ningsih Tinampi sangat mahal.

Apalagi sudah ada harga yang dipatok Ningsih Tinampi

Nilainyapun termasuk mahal.

Llau kemana uang pengobatan itu mengalir?

Apakah dinikmati sendiri Ningsih Tinampi untuk kebutuhan pribadinya?

Pengobatan Ningsih Tinampi berhasil menyita perhatian publik.

Ningsih Tinampi menjadi viral di sosial media.

Pasiennya bahkan bejubel dan padat sekali.

Ningsih Tinampi bagi sumbangan di SMAN 1 Pandan
Ningsih Tinampi bagi sumbangan di SMAN 1 Pandan (Tangkap layar youtube Ningsih Tinampi)

Bahkan Ningsih Tinampi punya channel YouTube dengan 2 juta lebih subscriber.

Isinya soal pengobatan yang dilakukannya sehari-hari.

Termasuk momen setiap kali Ningsih Tinampi dan tim bersedekah.

Ningsih Tinampi pada wawancara sebelumnya mengatakan menyedekahkan sebagian uang dari pengobatannya.

Dan dilakukan dengan rutin.

Selain bicara soal kekuatan Ningsih Tinampi, Bisri Mustofa juga membeberkan soal penghasilan Bu Ning.

Dalam tayangan tersebut, Bisri Mustofa mengaku bahwa Ningsih Tinampi selama ini memang kerap membagi-bagikan penghasilannya dari mengobati orang lain untuk kaum yang membutuhkan.

Bagi-bagi atau sedekah itu rutin dilakukan Ningsih Tinampi setiap hari senin atau malam jumat legi.

Tim dan Ningsih Tinampi mengaku setiap waktu yang sudah ditentukan itu mereka rutin membagi-bagikan beras hingga sembako.

"Iya, iya. Jadi kita setiap hari Senin, setiap malam jumat legi kita bagi-bagi. Setiap malam jumat legi itu hampir dua ton beras itu dibagi-bagi. Sembako, beras minyak," pungkas Bisri Mustofa.

Pun ketika ada inovasi yang dilakukan di pengobatan Ningsih Tinampi.

Diakui Bisri Mustofa, Ningsih Tinampi akan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berbagi kepada anak yatim dan kaum yang membutuhkan.

"Sekarang ada terobosan, inovasi lah, biayanya Rp 1,5 juta. Nah itu, sebagian untuk itu, sebagian untuk dibagi-bagi lagi ke fakir miskin, yatim piatu, kaum duafa. Kemarin kami juga ke SMK 1 Gempol sama ke Gresik, kita bagi ke sana," akui Bisri Mustofa.

Nabung Ningsih Tinampi rupanya punya cara tersendiri membagikan sumbangannya.

Seperti terlihat dalam kanal youtubenya.

Namun cara Ningsih membagikan sumbangan berbeda dengan orang lain pada umumnya.

Dalam video terlihat Ningsih Tinampi membagikan uang tunai tanpa amplop.

Seperti yang selama ini kita saksikan.

Termasuk yang dilakukan para selebriti atau mereka yang bersedekah.

Ningsih Tinampi berbeda dengan membagikan langsung tanpa amplop.

Di depan siswa-siswi SMAN 1 Pandan terlihat uang tunai langsung dibagikan.

Besarannya 100 ribuan.

Masing-masing siswa diberi dua lembar atau Rp 200 ribu.

Ada juga pecahan Rp 50 ribu.

Kepada siswa dan pihak sekolah Ningsih Tinampi akan berkunjung setiap bulannya.

"Kita akan bertemu setiap bulan"kata Ningsih Tinampi dalam YouTubenya.

Profesi Ningsih Tinampi Dulu Sebelum Viral Jadi Dukun

Terungkap profesi Ningsih Tinampi, praktisi pengobatan sebelum terkenal dan menjadi viral seperti saat ini.

Siapa yang menyangka jika dulu Ningsih Tinampi bekerja dalam dua bidang pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan praktisi kesehatan maupun pengobatan.

Fakta soal profesi Ningsing Tinampi sebelumnya terungkap saat jajaran staf Dinas Kesehatan berkunjung ke tempat praktek pengobatan miliknya.

Lebih lanjut, Ningsih Tinampi juga mengaku bahwa ilmu yang ia punya berasal dari ujian yang ia terima sejak kecil.

Sejak dulu, Ningsih Tinampi memang sering mendapat mimpi dan insting untuk membantu orang lain.

"Berdasarkan ujian yang saya terima. Ujian berat yang saya terima, mulai kecil sampai tua. Wallahualam. Akhirnya saya seringkali, bukan mimpi saja, itu memang selalu, harus saya jalankan, membantu orang," imbuh Ningsih Tinampi.

Perihal keturunan, Ningsih Tinampi mengaku tidak ada keluarganya yang bisa mengobati orang lain seperti dirinya.

"Saya enggak belajar, soal keturunan saya tidak tahu. (keluarga) tidak ada sama sekali (yang bisa mengobati)," ucapnya.

Dalam penjelasannya itu, Ningsih Tinampi pun mengungkap apa pekerjaan awalnya.

Yakni sebelum ia menjadi praktisi pengobatan alternatif.

Diakui Ningsih Tinampi, ia dulu pernah jadi pegawai di sebuah perusahaan.

Tak hanya itu, Ningsih Tinampi juga pernah menjalani usaha katering.

"Saya pegawai perusahaan bagian listrik di Sampoerna. Saya juga katering. Saya masuk koperasi demi koperasi. Saya tidak punya niat untuk mengobati sama sekali," ujar Ningsih Tinampi.

Metode Awal Ningsih Tinampi

Seorang wanita dari bidang pendidikan bertanya soal metode pengobatan yang digunakan Ningsih Tinampi.

"metode yang ibu gunakan ?" tanyanya.

Ningsih Tinampi menjelaskan media yang ia pakai saat mengobati bisa menggunakan apa saja.

Memang awalnya ia hanya bermodal tangan kosong saja.

Namun sering kali tangannya malah terluka ketika mengobati seseorang.

"dulu pertama aku ngobati itu sama tangan terus kuku itu sakit karena rata-rata yang saya obati itu kena santet,

tanganku luka akhirnya aku ganti pakai bawang putih, akhirnya ke wortel, bebas apa saja yang aku pegang bisa, batu di jalan bukan dari langit pokoknya ketemu apa saja bisa, " kata Ningsih Tinampi.

Wanita yang sama kembali menekankan Ningsih Tinampi tidak menggunakan metode tertentu.

"berarti tidak ada metode misalkan oh ini sakit paru-paru cara ngobatinnya seperti ini," katanya.

"kalau aku sakit paru-paru banyak asap ya sudah dikebes-kebesi, yang penting al fatihanya," kata Ningsih.

"berapa lama bu sudah ?" tanyanya lagi.

"kalau lama sudah lama ya, sekitar aku lagi hamil anak aku, sekarang dia 5 tahun ya, tapi aku dulu gak begini, aku mencari orang skait jalan-jalan kan nanti dapat uang tak belikan sayur apa dibagikan oleh orang kampung," kata Ningsih Tinampi.

Wanita tersebut menanyakan darimana Ningsih Tinampi bisa mendeteksi sakit yang diderita oleh pasiennya.

"jadi ibu tahu ya ini sakitnya normal, ini santet itu dari mana dari insting ibu ?" katanya.

"sudah nyata kelihatan ga usah insting, kalau insting nanti orang bingung, kalau yang jelas walaupun dia kena santet ta abisi lari ke dokter minum vitamin," kata Ningsih Tinampi.

Jawaban Ningsih Tinampi

- Ningsih Tinampi, yang menjalankan pengobatan alternatif di Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, angkat bicara terkait pernyataan dari Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur.

Meski tidak mengelak terkait tudingan besaran biaya yang disampaikan Pemprov Jatim, namun, dikatakan sebagian penghasilan yang didapat dari pengobatan yang dijalankan itu untuk membantu orang tak mampu.

"Saya sudah merambah ke sekolah-sekolahan, SMP, SD, SMK, yayasan panti asuhan, dan buat bencana alam.

Jadi anak yatim piatu sama kaum duafa sekitar seribu lebih.

Dan satu anak saya kasih Rp 200 ribu perbulan, jadi jujur saya dapat uang ini memang buat sedekah tapi gak sedekah 'kabeh'," ucap Ningsih seperti dilansir dari Tribunnews.com, Minggu (9/2/2020).

Sebelumnya, Pemprov Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan layanan gratis daripada ke pengobatan Ningsih Tinampi.

Pasalnya, ada kekhawatiran jika masyarakat memanfaatkan pengobatan alternatif itu.

Pertama, karena pengobatan yang dijalankan itu bukan termasuk layanan kesehatan dan kedua biayanya tidak murah.

Sebab dari informasi yang didapat, biaya pengobatan di Ningsih Tinampi antara Rp 300.000 hingga Rp 10 juta per orang.

"Kami khawatir nanti malah masyarakat penasaran dan mencoba berobat ke sana, padahal berobat ke Ningsih Tinampi tidak murah," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Herlin Ferliana, saat dikonfirmasi, Sabtu (8/2/2020).

"Lebih baik memanfaatkan layanan kesehatan yang gratis. Uangnya bisa dipakai untuk pendukung pengobatan," tambah dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved