Akan Jadi Kebanggaan, Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad dan Peradaban Islam Mulai Dibangun
Masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, tak lama lagi akan memiliki sebuah kebanggaan dan kehormatan baru terkait dengan syiar agama Islam.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, tak lama lagi akan memiliki sebuah kebanggaan dan kehormatan baru terkait dengan syiar agama Islam.
Hal ini karena akan dibangun Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Pantai Timur Ancol, Jakarta.
Bangunan ini disebut menjadi oase bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama kaum Muslim dalam menggali lebih dalam bagaimana perjalanan hidup Rasulullah selama 63 tahun.
Groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan museum seluas 6 hektar tersebut telah digelar, Rabu (26/2/2020), di lokasi yang dekat dengan Pantai Karnaval, Ancol.
Hadir dalam groundbreaking tersebut, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ( DMI ), Jusuf Kalla; Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Sekretaris Jendral Liga Islam Dunia Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa; Ketua Panitia Pembangunan Museum Internasional Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam, Syafruddin; Menteri Agama RI, Fachrul Razi; Menteri BUMN RI, Erick Thohir; dan Menteri ATR/Kepala BPN RI, Sofyan Djalil.
Pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Tanah Air tersebut menjadi yang pertama dilaksanakan di luar Arab Saudi dan mendapat dukungan dari Yayasan Wakaf Assalam yang bermarkas di Jeddah, serta Liga Muslim Dunia yang berkantor pusat di Mekkah, Arab Saudi.
Selain di Indonesia, di 2 kota di Arab Saudi juga dibangun Museum As-Salamu Alayka Ayyuha An-Nabiyy di Makkah dan Museum Shirah Nabawiyah di Madinah.
"Ini sebuah kehormatan, sekaligus amanah bagi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim karena mendapat kepercayaan untuk membangun dan memiliki Museum Rasulullah. Indonesia menjadi negara pertama di luar Arab Saudi yang memiliki museum tentang Muhammad SAW. Oleh karena itu, kami dari DMI akan bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkannya sehingga manfaat dari pembangunan ini bisa dirasakan seluruh masyarakat," ujar Jusuf Kalla dalam siaran pers DMI kepada Tribun-Timur.com.
Menurut rencana, bangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam akan terdiri dari 2 lantai dengan total luas bangunan mencapai 10 ribu meter persegi.
Di dalamnya ada ruang pameran yang berisi benda-benda bersejarah Nabi Muhammad SAW serta peradaban Islam,
Selain itu, dalam kompleks museum tersebut juga terdapat auditorium, masjid, dan lapangan luas untuk kegiatan agama serta manasik haji.
Dalam museum tersebut juga terdapat hadist-hadist yang menceritakan kisah dan perjalanan hidup Sang Tauladan sehingga masyarakat bisa mempelajari dan mengambil contoh teladan Nabi semasa hidup.
Ada juga kisah-kisah fenomenal dalam perkembangan Islam, seperti Isra Mi’raj, perjalanan hijrah Nabi, hingga maket kota Makkah dan Madinah di zaman Rasulullah hingga era sekarang.
“Sesuai dengan teknologi sekarang, maka tampilan diorama atau kisah-kisah serta benda sejarah sejak zaman Rasulullah akan ditampilkan dalam 3 dimensi, sehingga siapapun yang melihatnya akan bisa mengetahui dan mempelajari dengan detail,” kata Syafruddin yang sekaligus Kepala Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam.
Syafruddin menambahkan, bahwa naskah, manuskrip, litratur, hingga benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Rasulullah serta peradaban Islam yang tersaji di dalam museum tersebut merupakan hasil dari pengumpulan yang dilakukan selama 14 tahun Yayasan Wakaf Assalam dari berbagai belahan dunia.
"Saya yakin, adanya Museum Rasulullah SAW akan menjadi ikon wisata religi baru bagi masyarakat Indonesia dan negara di kawasan Asia maupun Eropa. Terlebih lokasi yang strategis dan mudah diakses. Museum itu akan sarat dengan wahana dan informasi edukatif yang menjadi objek penelitian bagi mereka yang berminat kepada studi-studi agama khususnya Islam," kata Jusuf Kalla.
Kerjasama untuk pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Indonesia itu sudah dimulai sejak tahun 2017.
Saat itu, Syafruddin yang tengah menjabat sebagai Wakapolri mengadakan pertemuan dengan Ketua Yayasan Wakaf Assalam, Dr Nashir Az-Zahroni di Madinah.
Dari pertemuan informal tersebut, diketahui tentang rencana dari Yayasan Wakaf Assalam untuk membangun Museum Shirah Nabawiyah di Madinah serta wacana untuk membangun museum serupa di Makkah, serta negara lain di luar Arab Saudi.
“Tak lama setelah itu, setelah mendapat restu dari pak Jusuf Kalla, serta pemerintah, maka kami mengajukan permohonan agar Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki museum Rasulullah di luar Arab Saudi. Terus terang hal itu tidak mudah. Sebab ada 25 negara yang punya keinginan serupa. Karena itu, ketika Indonesia yang dipilih, maka ini sebuah berkah sekaligus kehormatan,” kata Syafruddin sekaligus mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI.
Kesepakatan untuk membangun Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Indonesia ditandatangani pada Desember 2019 ketika delegasi DMI yang dipimpin Wakil Ketua Umum DMI, Syafruddin mengadakan kunjungan ke Kota Makkah, Arab Saudi.
Pada saat itu, mereka bertemu dengan Ketua Yayasan Wakaf Assalam Dr Nashir Az-Zahroni serta wakil Liga Islam Dunia yang akan membiayai pendirian museum tersebut dan juga tim pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam.(rilis)