Bando Kembali, Guru SD dan SMP di Makassar Siap-siap Mengajar Dekat Rumah
Tahun 2019, di masa kepemimpinan Wali Kota Danny Pomanto, pejabat eselon II asal Kabupaten Enrekang ini, menjabat Kadis Pendidikan Makassar.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Magang Tribun, M Ikhsan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Makassar yang saat ini juga dipercaya sebagai Pelaksana tugas Dinas Pendidikan, Abdurrahman Bando, akan merealisasikan program yang ia buat tahun 2019 saat menjabat Kadis Pendidikan Makassar.
Tahun 2019, di masa kepemimpinan Wali Kota Danny Pomanto, pejabat eselon II asal Kabupaten Enrekang ini, menjabat Kadis Pendidikan Makassar.
Namun tak sampai setahun dia dikembalikan ke jabatan sebelumnya yaitu kepala dinas perikanan, oleh Pj Wali Kota Makassar saat itu, Syamsu Rijal, setelah masa kepimpinan Danny berakhir.
Program tersebut adalah regrouping sekolah, zonasi guru, satu pohon satu guru dan fasilitas rakor mobile.
Regrouping adalah menjadikan gedung sekolah dasar dengan sedikit siswa menjadi SMP. Siswa SD yang diregrouping dipindahkan ke sekolah terdekat. Program ini sudah berjalan dan dimasa kepemimpinan Bando, dan menghasilkan sepuluh SMP baru.
Dinas Pendidikan Makassar hanya menangani SD dan SMP. Sedangkan SMA di bawah kewenangan Diknas Sulsel.
Zonasi guru bertujuan agar guru-guru mengajar di sekolah terdekat dari rumahnya. Hal ini dapat mengurangi biaya transportasi guru sekaligus mengurai kemacetan kota.
“Tapi hal ini (zonasi guru) harus didukung oleh pemerataan sumber daya setiap sekolah," ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Dinas Pendidikan Makassar, Jalan Hertasning, Senin (24/2/20) siang.
Bando menegaskan, dalam waktu penempatan ulang guru sesuai jarak rumah dengan sekolah direalisasikan.
Program zonasi guru, lanjutnya, sebagai bentuk dukungan terhadap program Gubernur Sulsel dan wali kota, untuk mengatasi kemacetan Kota Makasaar.
Untuk program satu guru satu pohon, adalah mendukung program penghijauan Makassar. Dimana, setiap guru wajib menanam satu pohon di lingkungan sekolah.
Sedangkan rapat koordinasi (rakor) mobile adalah rapat dengan pihak sekolah di atas mobil sambil keliling Makassar.