BUMN ini Hanya Punya 7 Karyawan Tapi Dapat Penyertaan Modal Negara hingga Rp 3,76 T, Kok Bisa?
PT PANN yang notabene hanya memiliki tujuh karyawan mendapat bantuan Penyertaan Modal Negara (PNM) mencapai Rp 3,76 triliun.
TRIBUN-TIMUR.COM-Salah satu Badan Usaha Milik Negara atau BUMN kembali jadi sorotan publik.
BUMN tersebut adalah PT Pengembangan Armada Niaga Nasional atau PT PANN.
Pasalnya PT PANN yang notabene hanya memiliki tujuh karyawan mendapat bantuan Penyertaan Modal Negara (PNM) mencapai Rp 3,76 triliun.
Meski mendapat bantuan negara dengan angka yang fantastasi, PT PANN tetap mengalami kerugian.
Menteri BUMN, Erick Thohir ingin memerger aset yang dikelola perseroan tersebut. Saat ini, PT PANN sendiri memiliki bisnis di bidang perhotelan.
“PT PANN mungkin kami bisa mergerkan ke yang lain, supaya aset (dikelola) yang baik, bukan hanya 7 orang pegawai kemudian sewakan asetnya, kemudian dibiayai (pemerintah), kalau itu mah kami semua juga mau,” ujar Erick.
• Masuk Radar Menteri Erick Thohir, Inilah 7 BUMN yang Tetap Rugi Meski Sudah Dapat Suntikan Dana PMN

Kendati begitu, Erick tak mau menyalahkan menteri- menteri BUMN sebelumnya soal kegagalan pengelolaan bisnis PT PANN.
“Hal ini bukan salah dan benar, tapi mungkin pada sebelumnya direction dan kebijakan belum maksimal, nah kami coba perbaiki saat ini,” kata Erick.
Sebelumnya, PT PANN sempat membuat bingung Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Erick Thohir.
Sebab, nama perusahaan milik negara tersebut kurang familiar di telinga keduanya.
Padahal, BUMN tersebut mendapatkan PMN non-tunai sebesar Rp 3,76 triliun yang berasal dari konversi utang Subsidiary Loan Agreement (SLA) menjadi ekuitas.
Tentang PT PANN

PT PANN memiliki lini bisnis utama dalam pembiayaan di sektor maritim,
Meski demikian, pendapatan utama perusahaan ini bergantung pada bisnis hotel yang disewakannya.
Didirikan tahun 1974, BUMN ini dikhususkan untuk melakukan usaha di bidang pengembangan armada niaga nasional.
Kelahiran PT PANN juga menjadi amanat dari Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita II) di era Orde Baru, ketika itu pemerintah diminta membentuk satu badan yang bertugas di bidang pembiayaan dan pengembangan armada niaga nasional.
BUMN yang tengah sakit ini bukan hanya menyediakan dan mengoperasikan armada niaga dan jasa pengadaan kapal.
Perusahaan ini juga menjadi perantara pengadaan kapal dan perdagangan di bidang armada niaga.
Kantor pusatnya berada di Jalan Cikini IV, Jakarta Pusat.
Perseroan tersebut memiliki usaha telekomunikasi navigasi maritim dan jasa pelayaran untuk usaha jasa sektor maritim.
Beberapa usahanya seperti membuat facial monitoring system, monitoring kapal, estimasi keberangkatan dan kedatangan kapal, informasi cuaca, kondisi cuaca, long range identification, dan tracking national data center.
PT PANN juga tercatat memiliki anak usaha di bidang pembiayaan yakni PT PANN Pembiayaan Maritim.
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan, PT PANN berdiri dengan modal dasar Rp 180 miliar dan modal disetor pemerintah Rp 45 miliar.
Sementara 93 persen sahamnya dimiliki oleh pemerintah dan sekitar 6,9 persen dimiliki oleh Bank Mandiri.
Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengaku bingung dengan keberadaan PT PANN.
Hal itu diungkapkannya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (2/12/2019) silam.
Terdapat momen menarik ketika mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut memaparkan rencana penyertaan modal negara (PMN) tahun 2020, tiba-tiba anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar Misbakhun melakukan interupsi.
Sebab, dirinya merasa tidak familiar dengan salah satu BUMN yang disuntik modal oleh pemerintah dengan skema non-tunai.
BUMN tersebut adalah PT PANN (Persero).
"Saya interupsi, saya ingin tahu PT PANN ini apa Bu? Saya baru dengar ini persero PT PANN," ujar Misbakhun.
Menanggapi hal tersebut, Sri Mulyani pun mengaku tidak familiar dengan BUMN tersebut.
Dia mengatakan, BUMN tersebut memang tidak populer dan wajar Misbakhun bahkan dirinya tidak mengetahui keberadaan BUMN tersebut.
"PT PANN ini Pengembangan Armanda Niaga Nasional. Saya juga baru dengar sih, Pak. Saya juga belum pernah dengar PT ini," ujar Sri Mulyani.
Berdasarkan laporan Sri Mulyani, BUMN tersebut mendapatkan PMN non-tunai sebesar Rp 3,76 triliun yang berasal dari konversi utang Subsidiary Loan Agreement (SLA) menjadi ekuitas.
Misbakhun pun masih bertanya-tanya bagaimana bisa perusahaan tersebut mendapatkan suntikan modal yang begitu besar.
Sri Mulyani menjelaskan, meski tak populer, ternyata BUMN tersebut sudah cukup lama berdiri, yaitu sejak tahun 1974.(*)
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tentang PT PANN, BUMN dengan 7 Karyawan dan Dapat PMN Rp 3 Triliun"