Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mengenal GERD yang Diduga Jadi Penyebab Meninggalnya Ashraf Sinclair Suami BCL secara Mendadak

GERD sering dikaitkan dengan Serangan Jantung Padahal, kedua penyakit ini berbeda dan tidak saling berhubungan.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa/Instagram
Mengenal GERD yang Diduga Jadi Penyebab Meninggalnya Ashraf Sinclair Suami BCL secara Mendadak 

TRIBUNTIMURWIKI.COM - Suami artis Bunga Cinta Lestra (BCL) yakni Ashraf Sinclair meninggal dunia pada Selasa (18/2/2020) kemarin.

Ashraf Sinclair disebut meninggal karena serangan jantung.

Namun dilansir dari Tribunstyle.com, muncul dugaan baru penyebab Ashraf Sinclair meninggal dunia yang beredar di grup WhatsApp itu adalah Gastroesofagal Refluks alias GERD.

Begini narasi yang beredar di WhatsApp:

"Suami BCL katanya meninggal karena serangan jantung, dalam usia 40 tahun. Ada teman dokter yang bilang kemungkinan karena GERD yang menekan jantung hingga tidak berfungsi."

Potret mesra Ashraf Sinclair bersama Bung Citra Lestari
Potret mesra Ashraf Sinclair bersama Bung Citra Lestari (Instagram)

Apa Gastroesofagal Refluks?

Dikutip dari situs Hellosehat.com, gastroesophageal reflux disease atau yang akrab disebut GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus).

Kerongkongan bisa dikatakan sebagai sebuah saluran khusus berbentuk tabung, yang menghubungkan mulut dengan perut dan organ pencernaan lain.

Akibatnya, timbul rasa seolah terbakar di dada dan kerongkongan, karena lapisan kerongkongan tersebut mengalami iritasi.

Penyakit asam lambung ini disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah.

GERD sering dikaitkan dengan Serangan Jantung  Padahal, kedua penyakit ini berbeda dan tidak saling berhubungan.

Dilansir dari Kompas.com, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH menjelaskan, penyakit yang berhubungan dengan lambung seperti GERD atau maag sering dikaitkan dengan serangan jantung karena punya gejala yang mirip dan sulit dibedakan.

Meskipun GERD sama sekali tidak berhubungan dengan jantung, efek iritasi akibat naiknya asam lambung juga dapat menjalar ke dada.

Hal tersebut dapat terjadi karena letak kerongkongan sangat dekat dengan jantung.

Itulah alasan gejala nyeri dada akibat serangan jantung dan gejala GERD atau biasa disebut heartburn sangat sulit dibedakan.

Selain itu perlu diketahui, penyebab serangan jantung berasal dari jantung itu sendiri.

Sebagai contoh, ketika seorang pasien GERD asam lambungnya naik, dia dapat mengalami serangan cemas atau stres.

Serangan cemas inilah yang akhirnya menjadi pemicu serangan jantung.

"Tidak ada hubungannya (serangan jantung dan GERD), tapi pasien GERD bisa mengalami serangan cemas atau sress yang bisa saja jadi pencetus serangan jantung," kata Ari saat ditemui Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Kenali Gejala Penyakit GERD

Gejala utama dari GERD adalah ketika asam lambung yang seharusnya tetap berada di sistem pencernaan, justru naik kembali ke atas.

Alhasil, asam lambung tersebut akan melewati katup kerongkongan yang terbuka.

Kondisi tersebutlah yang kemudian akan membuat kebanyakan orang merasakan sensasi terbakar di dada (heartburn).

Sensasi seperti terbakar atau heartburn akibat GERD adalah munculnya rasa panas atau tidak nyaman di bagian belakang tulang dada.

Hal ini biasanya bisa semakin memburuk ketika berbaring atau membungkuk seusai makan.

Berikut ini garis besar gejala penyakit GERD sebagaimana dilansir dari Hellosehat.com:

- Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di dalam kerongkongan, sulit menelan, serta cegukan.

- Mengalami sensasi panas seolah terbakar di dada (heartburn), yang bisa menyebar sampai ke leher.

- Sakit atau nyeri pada dada.

- Timbul rasa asam atau pahit di mulut.

- Ada cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke bagian mulut.
Masalah pernapasan, seperti batuk kronis dan asthma.

- Suara serak.

- Sakit tenggorokan.

- Perbedaan Gejala Serangan Jantung dan Gejala GERD

Rasa perih di dada seperti terbakar itulah yang kemudian membuat gejala GERD sering disalahartikan sebagai serangan jantung.

Memang sangat sulit untuk membedakan kedua penyakit ini.

Namun ada beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk membedakan gejala GERD dan serangan jantung.

Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini perbedaan gejala GERD dan serangan jantung.

Rasa nyeri di dada karena serangan jantung biasanya dirasakan sangat berat dan bisa menjalar hingga ke lengan, leher, atau rahang.

Sering kali diikuti pula dengan pusing, mual, sulit bernapas, dan denyut nadi yang tak teratur.

Gejala tersebut biasanya muncul setelah melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, atau adanya gangguan emosional seperti stres.

Sementara nyeri dada akibat GERD umumnya disertai adanya rasa asam pada mulut, tidak diperparah oleh aktivitas fisik, dan tidak menyebar ke lengan atau leher.

Gejala GERD juga disertai dengan sensasi lidah pahit dan perut terasa penuh alias kembung.

Berbeda dengan gejala serangan jantung, sensasi perih dan panas di dada GERD dapat semakin parah jika membungkuk, berbaring, atau mengubah posisi yang dapat semakin menaikkan asam lambung.

Jika nyeri dada akibat serangan jantung biasanya bisa bertahan sampai 10 menit sampai rasa nyeri hilang, nyeri dada GERD dapat bertahan sampai 1 jam.

Untuk memastikan penyebab sakit dada karena serangan jantung atau GERD, cobalah minum obat maag sebagai langkah awal.

Jika nyeri dada berangsur-angsur membaik, maka penyebabnya jelas karena asam lambung.

Namun, jika masih ingin memastikannya, pergilah ke dokter atau lakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas medis.

Cara Mencegah Penyakit GERD

- Selalu makan dalam porsi secukupnya, atau tidak terlalu berlebihan.

- Jaga berat badan tetap dalam rentang normal.

- Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, terutama di bagian perut, karena berisiko menekan katup kerongkongan bagian bawah.

- Jangan biasakan langsung tidur setelah makan.

- Jangan makan terlalu dekat dengan waktu tidur.

- Hindari beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa memicu munculnya GERD.
Mulai dari makanan berminyak, berlemak, pedas, cokelat, permen, makanan dengan kandungan tomat, minuman beralkohol, kopi, dan lain sebagainya.

Jika sudah mencoba melakukan berbagai upaya pencegahan tersebut tapi masih kerap mengalami gejala GERD, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Sebab mungkin saja, ada kondisi medis lainnya yang ternyata menjadi pemicu gejala penyakit GERD tersebut.

Ada baiknya pula melakukan pemeriksaan kesehatan baik lambung maupun jantung bahkan sebelum mengalami nyeri dada.(*)

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved