Menteri BUMN Erick Thohir Ingin Rombak Bos BUMN Lagi, Giliran 3 Bank Besar, Siapa Tersingkir?
Menteri Erick Thohir dikabarkan akan merombak lagi jajaran pimpinan di tiga bank besar milik pemerintah.
TRIBUN-TIMUR.COM-Setelah Garuda Indonesia, Menteri Erick Thohir dikabarkan akan merombak lagi jajaran pimpinan di tiga bank besar milik pemerintah.
Ketiga bank tersebut, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dikutip dalam Kompas.com, ketiga bank pelat merah itu akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).
Dalam bukti iklan yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), agenda RUPS-LB ketiga bank tersebut di antaranya perubahan pengurus perusahaan.
Hal tersebut pun dibenarkan oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.
“Kalau ada agenda seperti itu (perombakan kepengurusan) dijalankan saja, maka sesuai agenda saja,” ujar Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (11/2/2020) malam.
Arya menjelaskan, perombakan dalam perusahaan wajar dilakukan. Hal ini dilakukan agar perusahaan semakin baik ke depannya.
“Semua BUMN di refreshing. Yang pasti niatnya untuk memperkuat,” kata Arya.
Sebelumnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri pada Senin (9/12/2019), Royke Tumilaar telah resmi diangkat menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Royke menggantikan posisi Kartika Wirjoatmodjo yang diangkat menjadi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Adapun Kartika ditunjuk menjadi Komisaris Utama Bank Mandiri.
Selain Royke, terdapat beberapa perubahan dalam susunan direksi Bank Mandiri yang juga disahkan dalam RUPSLB.
Mereka adalah Wakil Komisaris Utama Muhammad Chatib Basri, Direktur Keuangan dan Strategi Silvano Winston Rumantir, dan Direktur Treasury, International Banking & SAM Darmawan Junaidi.
Curhat Erick Thohir ke Mahfud MD
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengungkap curhatan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Mahfud MD menyebut Erick Thohir pernah meminta bantuannya ketika dirinya membongkar skandal kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri.
Hal itu diceritakan Mahfud ketika berbicara mengenai sulitnya pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintah saat ini.
Sekalipun, selama ini Presiden Joko Widodo sudah tegas agar aparat penegak hukum tidak pandang bulu saat melakukan pemberantasan korupsi.
Menurut dia, praktik korupsi yang terjadi tidak terlepas dari masih buruknya sistem birokrasi.
Ketika sistem tersebut mulai dibenahi, tidak sedikit birokrat yang gerah karena sudah terlalu lama tersandera dengan praktik korupsi.

"Nah, sekarang ini kan Erick Thohir ini sebenarnya bagus kan. Dia sekarang sudah mulai diserang. Dia (disebut) ikut terlibat apa lah," kata Mahfud saat berkungjung ke Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (30/1/2020).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menduga, mereka yang menyerang Erick adalah orang-orang yang khawatir jika praktik pelanggaran hukum yang mereka lakukan selama ini terbongkar.
Mahfud tak merinci serangan apa yang ditujukan kepada Erick.
Hanya, ia mengatakan, Erick sempat menemuinya di kantornya untuk meminta dukungan dalam pengungkapan persoalan yang terjadi di perusahaan pelat merah.
"Dia minta, 'Pak Mahfud tolong bicara tentang Jiwasraya, Asabri'. Dia minta saya bicara biar lebih kuat," ujarnya.
Erick, kata Mahfud, juga memberikan data yang diperlukan.
Dari data tersebut, Mahfud mengaku, menjelaskan persoalan apa saja yang terjadi termasuk bagaimana korupsi itu terjadi.
"Dari sudut itu, saya tahu juga bahwa Erick Thohir sungguh-sungguh dengan itu.
Tetapi, karena sudah banyak penyakit di bawah, diserang balik kan dari dalam, dari kelompok mereka yang akan terkena ini. Ini yang jadi persoalan," tandasnya.
Erick Thohir Dapat Ancaman Setelah Jadi Menteri

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kerap mendapat ancaman setelah menduduki kursi menteri.
Apalagi, setelah adanya permasalahan di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero).
“(Ancaman sudah menjadi) makanan sehari-hari, apalagi ada (kasus) Jiwasraya dan Asabri,” ujar Erick Thohir dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Kendati begitu, Erick Thohir tak mau merinci apa bentuk ancaman yang dia terima setelah menjabat sebagai menteri.
Dia hanya mengatakan, ancaman yang didapat dirinya tak menyurutkan langkahnya untuk memperbaiki BUMN.
“Tapi kita lillahi ta'ala saja, kerja yang terbaik saja,” kata Erick Thohir.
Mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu pun mengaku lebih senang menjadi seorang pengusaha ketimbang menjadi menteri.
“(Lebih enak jadi) pengusaha. (Jadi pengusaha) bisa lebih bebas,” ucap dia.
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero) tengah dilanda masalah yang bersumber dari penempatan portofolio investasi pada saham-saham gorengan.
Nilai saham yang diinvestasikan oleh kedua perusahaan tersebut merosot yang membuat aset perusahaan mengalami penyusutan drastis.
Masalah kerugian dalam laporan keuangan pun membuat perusahaan terancam gagal bayar polis kepada masing-masing nasabah.
Kebanjiran Karangan Bunga
Erick Thohir mendapat kiriman karangan bunga sebagai bentuk dukungan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang membelit Jiwasraya.
Dikutip dari Antaranews, Kamis (16/1/2020), berdasarkan pantuan, sejak pagi hingga siang hari kiriman karangan bunga masih berdatangan yang ditempatkan di bagian depan pintu masuk Kantor Kementerian BUMN Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Setidaknya, terdapat 9 karangan bunga berbagai ukuran dikirim dari berbagai kelompok, organisasi, forum agen asuransi hingga aliansi nasabah Jiwasraya.
Tulisan dalam karangan bunga tersebut juga cukup menarik, mulai dari dorongan untuk memberi semangat kepada Erick Thohir untuk memberantas koruptor, bersih-bersih BUMN, penyelesaian persoalan Jiwasraya, dan tindak tegas sindikat pasar modal.
"Bersama Erick Thohir Siap Bersih-Bersih BUMN dari Koruptor & Komprador," demikian tulisan karangan bunga dari Barisan Pegawai Pelat Merah Indonesia (P3MI).
"Demi Nasabah Kejar Aset Koruptor Jiwasraya, Pak Menteri dan Pak Jaksa!", dari Masyarakat Transparansi Keuangan Indonesia.

"Erick Thohir Ayo Sikat Agen Nakal Jiwasraya", dari Persatuan Agen & Pemasaran Asuransi Indonesia (PAPAI).
"Kami butuh uang kembali, bukan politisasi seperti kasus Century", dari Aliansi Nasabah Jiwasraya.
"Yang Gusar Itu Yang Kita Hajar...!, Pak Erick...Pukul Balik Koruptor di BUMN," dari Aliansi Masyarakat Indonesia Tanpa Korupsi.
Kementerian BUMN selaku pemegang saham Jiwasraya bertekad menyelesaikan persoalan di perusahaan itu melalui berbagai langkah.
Erick Thohir menyambut keputusan Kejaksaan Agung yang telah menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus Jiwasraya.
"Tindakan tegas Kejaksaan Agung yang tak pandang bulu pada kasus Jiwasraya sangat penting dalam mencapai keadilan sekaligus mengembalikan kepercayaan publik pada korporasi," ujar Erick Thohir.
Erick Thohir juga menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi pihak BPK yang sudah melakukan investigasi dan juga pihak kejaksaan yang secara cepat dan responsif menangani kasus ini.
"Pengusutan kasus di masa lalu itu sekaligus penataan korporasi untuk hari ini dan masa depan yang semakin baik," katanya.
Lebih Senang Jadi Pengusaha, Gaji Menteri Kecil
Erick Thohir mengaku lebih senang menjadi pengusaha ketimbang menjadi pejabat di pemerintahan.
“(Lebih enak jadi) pengusaha, lebih bebas,” ujar Erick Thohir.
Erick Thohir menjelaskan, sama seperti duduk di posisi menteri, menjadi pengusaha juga dapat berkontribusi bagi masyarakat luas.
Bedanya, tiap kebijakan yang dia ambil sebagai menteri harus sepenuhnya memikirkan kepentingan masyarakat.
“Cuma memang yang membedakan kementerian ada kebijakan yang besar untuk impactful masyarakat," kata Erick Thohir.
Dari segi pendapatan, lanjut Erick, juga lebih besar dana yang dia kantongi saat jadi pengusaha ketimbang jadi menteri.
Menurut mantan Ketua Inasgoc itu, gaji menteri hanya belasan juta rupiah.
“Kalau menteri, gajinya cuma Rp 19 juta, padahal kebijakan yang kita ambil jauh lebih besar dibanding swasta,” ucap dia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Erick Thohir Mau Rombak Bos-bos di Tiga Bank BUMN"