Ketua MWA Unhas Syafruddin Tekankan Pentingnya Peningkatan SDM Milenial hingga Rencana Double Degree
Ketua Majelis Wali Amanat ( MWA ) Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Komjen (Purn) Syafruddin menekankan pentingnya untuk memrioritaskan
TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Majelis Wali Amanat ( MWA ) Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Komjen (Purn) Syafruddin menekankan pentingnya untuk memrioritaskan peningkatan SDM bagi generasi milenial dan generasi Z.
Pemerintah dinilai akan sangat tepat apabila mendukung pengembangan pendidikan tinggi yang fokus pada peningkatan kapasitas SDM untuk menciptakan generasi yang ekspertise, profesional, dan spesialis.
Mantan Wakapolri itu mengatakan, peradaban akan sukses terukir jika suatu bangsa menempatkan peningkatan SDM sebagai inti utama peradaban.
Perdabaan di Timur Tengah pun jadi contoh.
Majunya peradaban di Timur Tengah, kata Syafruddin, karena 60 persen populasi penduduknya berada di kelompok usia di bawah 25 tahun atau mereka adalah generazi Z dan milenial.
Mereka punya potensi kuat untuk membangun negara.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia.
"Indonesia punya bonus demografi, dengan kekuatan 63 juta generasi milenial (jumlahnya lebih besar). Ini adalah potensi tenaga darah muda untuk pembangunan," kata Syafruddin dalam kata sambutannya pada Forum Majelis Wali Amanat 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, di kampus Unhas, Tamalanrea, Makassar, Sulsel, Rabu (12/2/2020).
• Majelis Waliamanat 11 PTNBH di Unhas Resmi Dibuka, Syafruddin : SDM PTN Roh Otonomi Negara
Lanjut, kata mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini, perlu dukungan pemerintah mengoptimalisasikan perguruan tinggi untuk peningkatan daya saing bangsa.
Indonesia kini berada di peringkat ke-77 dari 119 negara dalam Global Talent Competitiveness Index (GTCI) yang diterbitkan Institut Européen d'Administration des Affaires (INSEAD).
GTCI merupakan laporan komprehensif tahunan yang dapat dijadikan indikator untuk mengukur bagaimana suatu negara dan kota berkembang menyediakan sumber daya manusia untuk meningkatkan daya saing.
Kata Syafruddin, untuk perbaikan indeks ini, perguruan tinggi harus terus meningkatkan daya saing menciptakan generasi-generasi unggul.
Peningkatan daya saing perguruan tinggi sebagai tulang punggung keilmuan dilakukan melalui riset dan kajian.
Double Degree
Unhas sebagai salah satu dari 11 perguruan tinggi negeri badan hukum di Indonesia didorong untuk masuk dalam deretan World Class University.
Salah satu indikator menuju World Class University adalah penyelenggaraan program internasional, antara lain dalam bentuk program double degree.
Pada tahun 2019, Unhas dan Victoria University of Wellington di Selandia Baru menjajaki kerja sama penyelenggaraan program double degree.
Pada tahun 2017, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas juga menjajaki penyelenggaraan double degree bersama dengan Griffith University di Australia.
"Oleh karenanya, saya telah menginisiasi membangun kerja sama program double degree untuk pengembangan kapasitas SDM yang lebih unggul. Mengembangkan kreativitas, inovasi, dan kecepatan kita dalam dunia hyperconnected," kata Syafruddin.
Pada tahun 2019, semasa Syafruddin menjabat Menteri PAN-RB, kementeriannya meluncurkan program double degree.
Ini merupakan program kuliah ganda kepada PNS yang bekerja sama dengan perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
Salah satu perguruan tinggi yang diajak kerja sama adalah Unhas.
3 Agenda Penting
Forum Majelis Wali Amanat 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum yang berlangsung di kampus Unhas dihadiri para perwakilan 11 PTNBH di Indonesia.
Selain Unhas, 10 PTNBH di Indonesia adalah Institut Teknologi Bandung ( ITB ), Universitas Gadjah Mada ( UGM ), Institut Pertanian Bogor ( IPB ), Universitas Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ), Universitas Sumatera Utara ( USU ), Universitas Airlangga ( Unair ), Universitas Padjadjaran ( Unpad ), Universitas Diponegoro ( Undip ), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ).
Syafruddin menyampaikan ada 3 agenda penting pertemuan kali ini.
Pertama, mengristalkan rumusan pertemuan majelis wali amanat di kampus Universitas Diponegoro pada November 2019 agar dapat menjadi rekomendasi yang produktif untuk meningkatkan kemandirian PTNBH.
Kedua, perumusan kajian isu-isu strategis di mana kita perlu mengimplementasilkan kebijakan-kebijakan baru untuk mendukung pendidikan tinggi yang meningkatkan daya saing bangsa dan diakui dunia internasional.
Ketiga, pembentukan sekretariat bersama majelis wali amanat 11 PTNBH agar dapat menjadi wahana berbagi gagasan dan pengalaman sehingga semua PTNBH dapat saling mendukung untuk tumbuh bersama.(*)