Human Interest Story
Tinggal di Gubuk Reyot, Kakek Ini Mendapat Perhatian dari APA Mamasa
Potret kemiskinan dialami seorang kakek bernama Peli (63) warga Dusun Rantepuang, Desa Balla Tumuka', Kecamatan Balla, Mamasa
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Suryana Anas
TRIBUNMAMASA.COM, BALLA - Potret kemiskinan dialami seorang kakek bernama Peli (63) warga Dusun Rantepuang, Desa Balla Tumuka', Kecamatan Balla, Mamasa, Sulawesi Barat.
Peli yang hanya memiliki seorang anak, tinggal di atas gubuk reyot sejak ditinggal istrinya menghadap sang pencipta 11 tahun lalu.
Anaknya yang juga mengadu nasib di luar daerah menyebabkan Peli melalui masa tuanya seorang diri di gubuk reyot yang nyaris roboh karena lapuk.
Untungnya, kondisi rumhanya yang terbuat dari bambu dan atap alang-alang itu masih bisa berdiri lantaran ditopang sejumlah batang bambu.
Peli yang bekerja sebagai buruh tani seakan pasrah dengan kondisi yang ia alami itu.
Tidak ada penghasilan tetap hingga menyebabkan Peli tak mampu membangun rumah yang lebih layak.
Karena kondisi yang dialami Peli, Aliansi Pecinta Alam (APA) Mamasa melakukan aksi penggalangan dana.
Aksi galang dana APM Mamasa dilakukan di simpang lima kota Mamasa, Senin (10/2/2020) siang.
Mereka berorasi sambil menunggu uluran tangan bagi pengendara yang melintas.
Likar Demmanaba salah satu dari APA mengatakan, aksi yang ia lakukan sebagai bentuk keprihatinan yang dialami Peli.
Kata Likar, Peli hanya hidup sebatang kara dan layak mendapat bantuan.
Namun hingga saat ini Peli tak pernah mendapat bantuan untuk hidup layak dari pemerintah.
"Kita sangat prihatin atas kondisi yang dialaminya," ujar Likar Demmanaba siang tadi.
Likar berharap aksi yang dilakukan setidaknya dapat meringankan beban yang dialami Peli.
"Semoga ada yang bisa membantu orng tua ini sebagai wujud kepedulian," pungkasnya.
Laporan wartawan @sammy_rexta
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)